Part 11 - Pertama Kali

339 53 3
                                    

Jika matahari adalah pusat semesta
Kamu lah matahariku
Hidupku berputar disekelilingmu
Mengitarimu tanpa jemu

-JSP-

🌸

Semeseter ini memang beda sekali untuk Rafa. Semester ketiga yang harus dia lalui penuh dengan perjuangan. Kuliahnya mulai padat, ditambah dengan rencana pengembangan bisnisnya, belum lagi kehamilan Syasya yang kadang kala memerlukan perhatian Rafa sepenuhnya. Rafa memang waktu terakhir ini jadi sering tak banyak bermain atau bergaul dengan teman-temannya.

Seperti siang ini, selepas mata kuliah pertamanya, jeda ke kuliah selanjutnya dia habiskan untuk mengurusi masalah kafenya. Untung saja meskipun Rafa cuek teman-temannya masih saja berada disampingnya. Mario dan Bryan tetap saja mengikuti dimana Rafa berada. Meskipun keduanya sudah sibuk dengan hal lain.

"Liburan ini jalan lah kuy!"

"Lu jomblo mending cari pacar dulu, biar bisa diajak jalan pas liburan!" Jawan Mario sekenanya.

"Elah.. lu udah ga mau sama gw lagi??"

"Emang ga pernah mau! Gw mau jalan ama cewek gw! Kangen! Tau ga yang namanya kangen?"

"Ah pasti ga tau!" Belum Bryan menjawab Mario sudah lebih dulu memotongnya. Bryan hanya bisa menoyornya. Memang sampai saat ini hanya dia lah yang masih jomblo.

Rafa sudah menikah malahan, Mario juga masih pacaran dengan ceweknya yang dia pacari sejak SMA. Sedangkan Melissa, saat ini dia sedang sangat di pepet oleh salah satu senior di salah satu organisasi yang diikutinya. Hanya Bryan yang masih sendiri.

Tapi tenang, sendirinya Bryan bukan karena dia tidak laku. Karena kriteria dia saja yang menurut Mario terlalu sempurna.

Namanya juga Bryan, dia tidak perduli dengan komentar teman-temannya soal itu. Dan dia masih saja senang menjomblo.

"Raf.. lo mau ya? jalan-jalan lah kita sama Syasya?" Kini Bryan merenggek pada Rafa.

Rafa masih diam. Tidak merespon sama sekali ajakan Bryan.

"Raf.. woy!!!"

"Hmm"

Modelan Rafa yang cuek dan tak banyak bicara kembali.

"Udah jangan digangguin. Ngurusin bisnis dia, lagian paling ajakan lo juga ditolak!" Mario dengan teganya mengakhiri kalimatnya dengan tertawa senang. Melihat Bryan yang tampak kesal dengan penolakan dua sahabat baiknya itu.

"Apa sih Bry?" Akhirnya yang dari tadi diam akhirnya menyahut.

"Naaaah.. Raf, liburan ini jalan yuk. Jalan-jalan gitu, gw gapapa deh jadi obat nyamuk lo ama Sya"

"Ga. Ga usah pake obat, gw tabok langsung tu nyamuk!"

Bryan mendengus kesal, sedang Mario makin ngakak. Sudah dia peringatkan bahwa nasibnya hanya akan ditolak. Masih aja tak mau tahu.

"Lo mending ikut Melissa!" Disela tawanya Mario memberikan usulan.

"Nah!!" Rafa mendukung.

"Enak aja!" Bryan langsung menolak. Mana mau dia.

"Suka? Sayang? jangan dipendem. Ucapin!!" Sindir Mario.

Bryan menoyor Mario yang berkomentar sembarangan.

"Bibir tu diciptain buat ngomong! Jangan mendem kelamaan"

Kali ini Rafa yang berkomentar. Sambil berlalu meninggalkan dua temannya yang kini ribut sendiri.

Siluet Jingga di Langit Jelita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang