Part 10 - Keluarga

364 58 5
                                    

Lautan terbentang luas didepan bahtera kita
Berbeda dari lautan yang kemarin
Disini anginnya lebih kencang
Tapi tenang, layar kita lebih besar
Asal ada aku dan kamu, bahtera kita akan terus melaju

-JAA-

💓

Rombongan Adam, Ella, Zara, Edgar, dan Lula sudah sampai dibandung sejak jam 10 pagi ini. Mereka berangkat duluan, karena ternyata Rafa harus ada bertemu clientnya dulu jam 9 pagi di Jakarta.

Tentu saja dia sepaket dengan Syasya mereka baru akan berangkat jam 10 pagi itu dari Jakarta. Rafa membawa banyak sekali perlengkapan. Dia tidak mau Syasya kekurangan sesuatu apapun dijalan, terutama obat-obatan, vitamin, dan makanan.

Sejak pemeriksaan terkahir ke dokter Luna, Syasya sudah bisa kembali makan dengan normal. Terkahir malah diatas normal.

Tiap kali makan Syasya kadang malah nambah. Sangat lucu karena kebiasaan itu baru ada sekarang, dari dulu Syasya bukan lah orang yang banyak makan.

"Yang! Sya mau bawa boneka beruang aku yang itu boleh ya?" Rengek Syasya pada Rafa.

Syasya melakukan panggilan vidio call pada Rafa yang masih meeting, Syasya menunggunya dirumahnya sambil siap-siap perlengkapan mereka ke Bandung.

Rafa yang mencuri-curi waktu meeting untuk mengangkat panggilan dari istirnya itu, dibuat tertawa dengan tingkah istrinya. Sungguh kekanakan dan sangat manja. Menggemaskan sekali bagi Rafa. Dan jika permintaannya hanya membawa boneka, tentu saja dia mengijinkan.

"Booleeh" Rafa menjawab dengan sangat lembut. "Seisi lemari itu mau dibawa juga boleh kok Sayang" candanya.

Syasya langsung tersenyum senang. "Ya udah. Ayo cepet dikelarin meetingnya"

"Iyaaaa. Sabar ya. Kamu jangan lupa vitamin semua dibawa"

"Iya. Ya udah sana Rafa meeting lagi"

Selesai mengakhiri vidio call itu Rafa kembali meeting, pembahasan yang menjadi topik pagi itu harus segera mereka selesaikan. Selain karena mereka sudah hampir 1 jam meeting, kedua karena Rafa sudah sangat ingin pergi bersama Syasya menyusul keluarganya ke Bandung.

Akhirnya setelah 15 menit melanjutkan meetingnya Rafa bisa terbebas juga. Urusan dengan client dan kafenya sudah selesai, saatnya dia menyelesaikan rencanya untuk mengembangkan kafenya dengan membuka cabangnya di kota Bandung.

Namun sebelum Rafa menuju rumahnya, dia mampir dulu ke super market. Merasa harus membeli beberapa hal untuk bekalnya nanti. Dia bisa saja meminta mbok Suti menyiapkannya. Tapi kali ini Rafa ingin mempersiapkannya sendiri. Diapun mampir ke supermarket yang dia temui di perjalanan pulang.

🌸

"Tidur aja gapapa" Rafa mengusap kepala Syasya yang duduk di kursi sebelahnya.

"Tapi kan Syasya mau nemenin Rafa nyetir, biar ga ngantuk!"

"Aku ga ngantuk kok Yang. Tenang aja!"

Syasya ingin membantah lagi, namun kecupan Rafa dikeningnya membuatnya urung melakukannya. Lebih baik menurut, dan memang sekarang Syasya lebih mudah capek dan mengantuk. Pasti dengan kondisi di perjalanan dan dengan udara yang ada di mobil membuatnya lebih mudah lagi tertidur.

Siluet Jingga di Langit Jelita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang