Arthit tak menyangka ketika Kongpob kembali, ia membawa seseorang yang paling tak ingin ia lihat di hadapannya. Darah di wajahnya terkuras, membuat ia sangat pucat. Ia melihat Kongpob, yang merasa bersalah dan meminta maaf.
"Aku tak punya pilihan P'Arthit. Dia ada disana ketika aku mengunjungi rumah orangtuamu. Aku--"
Arthit menggunakan tangannya sebagai tanda agar Kongpob berhenti.
"Aku minta maaf..." kata Kongpob, melihat ke tanahm ia mulai berjalan menjauh setelah memberi Arthit wajah permintaan maaf terakhir.
Terjadi hening berkepanjangan dianatara mereka berdua sampai Knot memecahkkan itu.
"Kenapa-- Bagaimana kamu--" Knot tak bisa membuat pertanyaan. Ia melihat sahabat yang ia duga sudah meninggal. Ia terlihat ebrbeda sekarang, kurus dan mata biru, tapi ia yakin dia adalah Arthit.
"Aku kira kau menangkapku."
"Apa yang terjadi padamu ? Kami kira kau-- Kenapa Kongpob menyimpanmu ? Dan kenapa kamu berendam disini ?"
Ia bertanya bertubitubi, tapi Arthit mengira Knot belum tahu sahabatnya menjadi merman sekarang. Air di danau juga tidak bening seperti di kolam renang Kongpob, jadi ia belum melihat ekornya.
Ia menatap sahabatnya masih terkejut. Kongpob menaruh dia di titik ini dimana ia tak bisa kembali, jadi ia memutuskan untuk memberitahu kebenaran pada KNot. Ia berpikir dari semua teman-temannya, Knot yang mempunyai pikiran paling terbuka. Dia akan terkejut, pasti, tapi dia akan menerima, seperti ketika dia mengetahui bahwa aku bukan pria lurus.
"Knot," Arthit mulai bicara. "Maaf, tapi jika aku menunjukkan diri, kau akan mengerti."
" Menunjukkan apa ?"
Arthit menutup matanya. Ia mengambil nafas sedalam mungkin dan menyelam ke air, membalikkan tubuhnya, menunjukkan ekor kebanggannya.
Knot terkejut dan mundur, "What the fuck!"
Arthit keluar ke permukaan dengan cepat, " Dulu kau tak berkata kasar, Knot"
"Siapa yang tidak ketika kamu melihat-- i--itu?!"
"Poin yang tepat."
Knot datang mendekat. "Apa yang terjadi padamu ? ini sebabnya kau tak kembali ?"
Arthit mengangguk. " Aku dikutuk."
"Dikutuk oleh siapa ? kenapa ?"
"Aku tak tahu. Oleh bintang laut ? oleh seekor ikan ? terkadang seekor kepiting."
Knot tak bisa lagi lebih terkejut apa yang dikatakan olehnya. Ia menyentuh dahi seperti ia sakit kepala. " Kau hidup selama ini ? dimana ? Arthit, kami pikir kau telah meninggal! kami mengadakan upacara kematian untukmu!"
Arthit mengigit bibirnya untuk menghentikan air matanya, tapi itu tetap mengalir. " A--Aku tinggal disana, Knot, aku tak tahu harus pergi kemana.'
"Kamu tinggal sendirian ?"
Arthit mengangguk. " Tapi baru-baru ini...."
"Kongpob?"
"Iya, ia menemukanku di pantai." Arthit menjawab sambil menghapus air matanya.
"Dan kalian berteman sekarang ? Kau mengunjunginya disini ?"
"Itu... tidak seperti itu, Knot." Arthit ingin menjelaskan semuanya tentang batu itu tapi ia tak bisa, bukan sekarang,, saat ini ia terlalu terbawa emosi.
"Tak apa." Knot berlutut di depan Arthit. " Aku hanya bahagia sahabatku masih hidup. Ketika aku mengikuti Kongpob kemari, aku tak mengharapkan ini. Bahkan aku tak tahu apa yang aku harapkan! tapi ini... ini kejutan yang menyenangkan. " Ia membuka lengannya, mengundang Arthit untuk memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T1. Kiss The Boy ( Bahasa Version )
FanfictionKongpop telah di beritahu bahwa mermaids itu anggun, makhluk indah dengan rambut yang mengalir dan suara seperti nyanyian malaikat dari surga. Tapi Jika semua itu benar, lalu bagaimana dengan makhluk setengah ikan ini, manusia setengah ikan yang mel...