Chapter 7 : Jiwa yang malang (2)

1.7K 307 19
                                    

Bintang laut terbang ke laut dan jatuh di tengah laut.

Ketika itu mendarat, awan tebal mengumpul diatas pantai dan mengeluarkan suara petir yang keras.

Sekarang bukan hanya Arthit yang marah pada dirinya.

Bahkan laut juga marah.

Suara petir yang keras terdengar ke seluruh penginapan.

"Tum, Kita perlu menyelesaikan acara pemberian gear sebelum hujan." Kata salah satu senior.

Bertepuk tangan, Tum menginstruksikan semua orang siap di posisinya, dengan mengabungkan lengan mereka Bersama-sama hingga membuat jalan gara junior dapat melewati mereka. Para junior mulai berjalan diatas mereka, menyelesaikan langkah terakhir dalam perjalanan hazing.

"Dimana Arthit ?" Bright bertanya pada Knot sambil terjatuh dari barisnya.

"Aku tak tahu." Rasa khawatir tergambar jelas di wajah Knot. "Sesuatu terjadi di toilet, dan dia pergi dalam keadaan marah. Aku tak tahu kemana ia pergi."

"Apa?! Apa yang terjadi ?" kata Prem memotong pembicaraan.

"Aku akan memberitahumu nanti tapi sekarang aku khawatir. Aku perlu menemukannya. Mau pergi denganku ?"

"Bagaimana gear kita ?" tanya Tutah.

"Persetan dengan gear!" Prem mengumpat.

"Kita perlu menemukan Arthit dulu." Tambah Bright.

"Haruskah kita memberitahu senior ?" tanya Tutah.

Tanpa menjawab, Knot maju dan mengangkat tangannya. "0094, Knot!"

Tum mengangkat kepalanya, dia tak berharap ada yang menganggu acara, apalagi Knot, yang ia tahu dia tak menyukainya.

Laut semakin ganas dan hujan mulai turun, jadi ia harus menanyakan urusan juniornya secepat mungkin tanpa membuang waktu. Ia mengangguk, memberi tanda bahwa Knot boleh bicara.

Knot menyadari Min melihat kearahnya dari sisi lain. "P'Tum, aku butuh bicara denganmu secara pribadi."

Tum memakai ekspersi bingung, tapi ia tetap bangkit berdiri. Juniornya tak akan menganggu acara jika bukan urusan yang benar-benar penting.

***

"Apa maksudmu Arthit menghilang ?"

"Aku tak dapat menemukannya P, sesuatu terjadi di toilet sebelum ini, aku bisa memberitahumu secara detail nanti, tapi kami harus pergi dari acara pemberian gear untuk menemukannya."

Tum melihat para junior menunggunya dalam barisan, Acara ini penting tapi lebih penting menemukan Arthit sekarang. Arthit merupakan tanggung jawabnya selama mereka ada di trip ini.

"Tunggu aku disini. Aku akan membantumu."

Tum kembali ke barisan dan membisikkan sesuatu kepada senior lain, yang mengangguk setuju apapun yang ia katakan.

Setelah beberapa saat, Tum kembali ke grup Knot dan mereka mulai mencari Arthit dimana saja.

***

Suara petir mengagetkan Arthit hingga ia jatuh ke atas pasir. Ia mencoba berdiri namun ketika ia melakukan itu, kakinya merasa kesakitan.

"AAAH!"

Hal itu membuat Arthit menjerit kesakitan.

Kakinya berasa panas. Arthit memutuskan untuk membasahi kakinya untuk mengurangi rasa sakit tapi itu percuma. Dia jatuh terduduk, meringis.

"Terlalu banyak kebencian." Ia mendengar suara. Suara itu sangat bergema.

Ia melihat sekeliling tapi ia hanya sendirian. Tiba-tiba ia berharap bahwa ia tak sendiri.

T1. Kiss The Boy ( Bahasa Version )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang