4.EMPHAT

204 119 29
                                    

Happy Reading

Jangan lupa vote+komen ya

🌼🌼🌼🌼

Bulan Kaysa
Ayah kapan pulang? dirumah sepi

Ayah❤
Lusa

Bulan Kaysa
Ayah sudah makan?


Ayah❤
Sudah tadi
Kaysa....

Bulan Kaysa
Iya ayah?

Ayah❤
Tidak jadi, ayah sibuk jangan hubungi ayah dulu.

Aku menyempatkan diri untuk menghubungi ayah saat pulang dari taman bersama Dima.

Ayah memang dari dulu baik, hanya saja ya masalah itu yang membuatnya kecewa.

Aku dekat dengan beliau tapi itu dulu, sudah lama sekali.

🌼🌼🌼

"pagi Bulan" ucapan pagi ini hanya untuku dari diriku. Rutinitas yang menyenangkan.

Aku mendengar suara orang dari arah dapur.  Segera saja aku berlari ke arah dapur.

Ada bayangan hitam, maksudku ada orang sedang berdiri di dapur seperti sedang memasak.

"MALING!!! " langsung saja kuteriak mencari bantuan, jujur saja aku takut. Mungkin orang itu sedang memasak bumbu untuk membumbuni dagingku setelah aku terbunuh oleh pisaunya. Seperti novel novel yang pernah kubaca.

"MANA MALINGNYA!!! " orang itu berlari sambil membawa penggorengan mendekatiku.

Aku sungguh kaget melihat orang yang sedang didapur adalah ayah.

Ayah terlihat shock dengan teriakanku tadi sehingga wajahnya mengeluarkan keringat.
Di dukung dengan eskpresinya yang lucu membuat ku tertawa.
"Ayah sedang apa? " tanya ku sambil menahan tawa.

"Memasak nasi goreng sesuai resep di google yang saya cari tadi malam" ayah kembali kedapur dan melanjutkan kegiatan memasaknya.

Ayah memberikan kode untuk ku mencoba hasil kegiatan memasaknya.

"Ayah sudah pulang? "
"sudah"
"kapan? "
"sebelum kamu pulang"

Jadi ayah tau kalau aku diantat oleh Dima. Aku yakin beliau akan marah.

"Kaysa, maafkan saya, maafkan karena telah menaruh rasa benci dan kecewa saya ke kamu dan bunda mu itu" Ayah pergi meninggalkan ku di meja makan.

"Kaysa tidak apa apa. Ayah fokus kerja saja, dan Kaysa fokus sekolah"
"Jadi ayah tak perlu memikirkan Kaysa lagi"

Aku melihat tangan ayah terkepal seperti menahan sesuatu.

Aku melihat jam dinding, ternyata sudah jam 5 pagi,  segera saja akj membersihkan diri kemudian pergi sekolah.

"Pagi Kay! " Dima menjemputku dengan motor pitung kesayangannya yang ia beri nama Mike.
"Gas kuy! " Dima memberikan helm tanpa kaca kepadaku.
"Tidak" jawabku pelan
"Malu malu kaya tai kucing! Cepet naik! Nanti telat! " terlihat suara Dima naik

Aku mengangguk

"Kay, ada ga si sesuatu yang lo suka dari dunia ini? " tanya dima tiba tiba saat di lampu merah.
"Bumi"
"hah?  Kenapa? "
"Bumi istimewa untuk ku" bisik ku pelan kepada Dima

Tidak ada pak satpam yang menyapaku pagi ini.  Gedung itu masih saja suram setiap paginya.

"Turun, masih mau meluk terus? " Hobi Dima sekarang membuatku jengkel.
"Sini" Dima melepaskan helm dari kepalaku, mataku tak bisa berhenti memandang wajahnya. Aku mulai terbiasa dengan keberadaan nya sekarang.

"Terimakasih"
"Kembali kasih tuan putri" Dima terlihat membungkuk seperti sedang menghormati seorang putri sesungguhnya.
"Jangan! " Aku menampol lengan Dima karena kelakuannya.
"Sakit anjir"
"Duh maaf"
"Ga ada! " Dima berlari meninggalkan ku di parkiran sendirian.

Biar saja lah, dengan begini hidupku jadi sedikit tenang tanpa gangguannya lagi.

Saatnya fokus sekolah sepertj ucapanku pada ayah tadi pagi.

"Ada yang belum mengerjakan tugas" Tanya guru sejarah

"Hust hust kay! Sini buku tugas lo" Bisik Putri
"Sana lo ngaku belum ngerjain, gue males dihukum keliling lapangan"
Dengan ragu ragu aku mengangkat tanganku.
"Bocah bodoh" aku mendengar samar samar suara Dima

"Kaysa keluar!"
Aku mengangguk pasrah

Perpustakaan tempat paling nyaman disekolah. Aku berkeliling di perpustakaan melihat kumpulan novel.

Aku membaca satu novel yang membuat ku tertarik. Tokoh utama yang selalu dicintai oleh laki laki pilihannya, sangat romamtis.

"Kay!" ada seseorang yang mengguncang kan tubuhku.
"Udah bego, ga bisa ngomong, budek lagi!"
"udah beda, aneh, iatimewa tapi tetap saja lo bukan milik gue! "

"Kamu ngapain?"
"ngikutin lo lah dasar bego!"

"Sory tadi pagi gue ninggalin lo"
Aku mengangguk
"Sebenarnya aku pengen setor ke alam jadi buru buru" Dima cengar cengir.
Aku mengangguk.

5 menit berlalu dengan tenang. Dima memainkan handphone nya

"ekhem ekhem"
"Kay! "
"Kay! "
"Kaysa!!!" Dima berteriak karena aku tidak menjawab panggilannga dari tadi.

"Dima jangan berisik nanti dimarahin sama ibu perpus dan lagi kamu memanggilku seperti itu sangat mengganggu"

"oh... Oke, gue diem. Lo perlu fokus" Dima kemudian menidurkan kepalanya dimeja dan menatapku dari samping.

"Kaysa lo tau? "
Aku menggeleng.
"Kalo gue udah lama suka sama lo"
Aku mengangguk

"Gitu doang responnya? Datar amat kaya papan triplek depan kelas"
Sebenarnya aku sedang menahan rasa malu karena Dima mengatakan suka kepadaku.

"Kay! " Dima menarik tanganku
"Ekhm, Gue Dima Adef hari ini, tanggal ini, detik ini, di tempat yang sunyi ini, dengan saksi meja, kursi, dan para buku buku ini" Dima menarik nafas panjang "Menyatakan sangat menyayangi Bulan Kaysa"

Pipi ku terasa panas, mungkin sekarang sudah merah. Dima pasti melihatnya.

"Tapi..... " Dima menghentikan ucapannya dengan lirih "APRIL MOP! " Teriak Dima. Kali ini ibu perpus melotot pada Dima karena membuat ruangannya berisik

"Gimana akting gue?  Bagus kan?"
"Bagus"
"Gue mau pindah ekskul teather nih, cocok kan" Dima cekikikan

"Kay ini bulan apa?"
"Agustus"
"Oiya lupa"
Kaysa mengangguk
"Padahal lo tau bulan apa ini, tapi lo ga paham maksud gue"

🌼🌼🌼🌼

Kamu hidup di diriku,
Namun tidak dengan ku
Aku tak pernah hidup didirimu.
#waktunyabucin

Apakah cinta Dima bertepuk sebelah tangan?

Ga tau:v

Sama:v

Jangan lupa vote+komen teman teman

Bulan&Bumi (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang