06

5.3K 387 13
                                    


Bruukk!!

"Aakkhh", ringis taehyung. Saat ingin berjalan tadi tubuhnya tak seimbang dan berakhir dengan terjatuh.

"Gwaenchanayo? ", sebuah tangan tiba tiba merangkul pundakku dan membantuku berdiri, menuntunku untuk kembali ke ranjang.

"Apa hyung lapar? ", tanya nya

Aku masih tak menjawab, lebih tepatnya tak ingin menjawab. Aku hanya menatap jimin dengan kesal.

"Kenapa kau masuk ke kamarku?! ", tanyaku.

"Aku mendengar suara dari kamarmu yang membuatku khawatir. Dan ternyata benar kau jatuh. Apa hyung sakit? ", tanya jimin dengan nada khawatir.

Aku masih belum menjawab.

"Hyung pasti lapar, tunggu sebentar aku akan membawakannya", ucap nya kemudian keluar dari kamarku.

Taehyung POV and

Jimin bergegas ke dapur dan membuatkan taehyung makan siang. Jimin sangat khawatir saat melihat wajah pucat taehyung di sekolah, tapi dia tak berani bertanya. Jimin membuatkan taehyung bubur mengingat hyungnya itu sedang sakit, agar mudah dicerna.

Setelah selesai, jimin membawa makanan itu ke kamar taehyung.

"Hyung, ini aku sudah buatkan makanan untukmu", jimin memberikan mangkok bubur itu pada taehyung dengan senyuman terbaiknya.

"Keluarlah dari kamarku", ucap taehyung dingin tanpa menatap jimin, sesaat senyum itu pudar, namun jimin kembali tersenyum dan berdiri untuk keluar dari kamar taehyung.

"Aiisshhh", gumam taehyung. Jimin yang tadinya akan keluar menoleh ke arah taehyung.

"Hyung kenapa sampai tumpah? ", jimin membersihkan baju taehyung yang kotor terkena tumpahan bubur.

"Aku akan menyuapimu, ayo buka mulutmu hyung", perlahan taehyung membuka mulutnya. Dia tak punya tenaga untuk berdebat lagi dengan jimin.

.

.

.

"Nah, selesai. Sekarang kau harus tidur hyung, agar cepat sembuh", jimin membaringkan tubuh taehyung. Saat keluar dari kamar taehyung, jimin melihat buku sekolah hyungnya. Jimin membuka buku itu, dan terdapat tulisan
Tugas hal 50

Jimin menoleh ke arah hyungnya yang sedang tertidur. Jimin yakin taehyung tidak bisa mengerjakan tugasnya karena sakit. Jimin kemudian duduk di kursi dan mulai mengerjakan tugas hyungnya, agar tidak mendapat hukuman di sekolah.

***


Malam ini jimin sedang memasak untuk makan malam, kali ini jimin memasak lebih sedikit karena hanya ada dia dan taehyung.

"Apa yang kau lakukan? ", sebuah suara membuat jimin menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke sumber suara.

"Hyung, aku sedang memasak. Duduklah hyung, sebentar lagi masakannya siap", ucap jimin senang menampakkan senyum sabitnya.

Taehyung hanya diam dan duduk di meja makan, memperhatikan jimin menyiapkan makanan untuknya.

"Chaaa,, makanlah hyung. Kau pasti belum pulih", jimin memberikan semangkok sup kepada taehyung.

"Kau tidak makan", pertanyaan taehyung mengjutkan jimin, ini untuk pertama kalinya taehyung bertanya seperti itu pada jimin.

"Aku akan makan setelahmu hyung", balas jimin lembut.

"Temani aku makan, aku tidak suka sendirian", ujar taehyung sambil memalingkan wajahnya. Jimin tersenyum senang. Dia sangat bahagia bisa makan di meja makan bersama taehyung.

"Baik hyung", akhirnya mereka makan bersama. Jimin memakan makanannya dengan lahap. Namun tiba tiba jimin merasakan mual dan perutnya sakit. Jimin segera berlari ke kamar mandi. Taehyung hanya memandang kepergian jimin dengan dahi berkerut.

"Ada apa dengannya, apa ada yang aneh dengan masakannya. Ah sudahlah untuk apa aku memikirkannya", gumam taehyung.

Jimin pov

Aku sangat senang bisa makan bersama hyungku ini. Tapi saat aku menikmati makananku, perut ku terasa sakit dan mual. Aku segera berlari ke kamar mandi.

Aku menghidupkan kran air.
"Akkhhk", aku memuntahkan semua makanan yang masuk ke perutku. Aku meremat pakaian ku untuk menyalurkan rasa sakit ini. Ini terasa sakit, sangat sakit.

Perlahan sesuatu yang hangat mengalir dari hidungku, darah. Kepalaku juga terasa pusing, apakah separah ini penyakitku?

"Hikss,, akhh", aku merogoh kantung celanaku. Aku mengeluarkan 2 butir obat dan berusaha menelannya.

"Aaahhhkkk", perlahan rasa sakit itu mereda.

Aku keluar dari kamar mandi dan mendapati taehyung berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Apa yang terjadi padamu? ", tanya taehyung dengan nada datar. Jimin berusaha tersenyum sambil menahan rasa sakitnya.

"Apa kau khawatir padaku hyung? Apa kau mulai berubah? Apa kau mulai menyayangiku? ", tanya jimin, dia sangat senang taehyung mengkhawatirkannya.

"Tidak!, aku hanya penasaran. Untuk apa aku mengkhawatirkan pembunuh sepertimu. Aku tidak pernah menyayangimu. Bahkan kau mati sekalipun, aku tak akan pernah peduli", ucapan menusuk itu dilontarkan pada jimin. Jimin tersenyum, senyuman yang menunjukkan kesedihan, kesepian, dan kehampaan. Sebegitu bencikah keluarganya padanya?. Jika tempat berpulangmu adalah keluarga, lalu kepada siapa jimin akan berpulang jika keluarganya sendiri tak menginginkan kehadirannya?.

Taehyung berlalu pergi kekamarnya meninggalkan jimin yang masih tersenyum dengan mata yang berkaca kaca.

Gwaenchana || pjm ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang