Pagi ini semua orang merayakan ulang tahun taehyung. Semua hyung memberikan kejutan dengan langsung masuk ke kamar taehyung dan langsung berhamburan memeluk taehyung. Padahal dia masih sibuk mengarungi alam mimpinya di balik selimut tebal.
Sontak dirinya terperanjat kaget, ingin sekali marah tapi kekesalannya seolah menguap melihat lima hyungnya duduk di kasur sambil membawakan sebuah kue strawbery kesukaannya.
Hyungdeulnya mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. Setelah itu satu persatu hyungnya mulai memberikan ucapan selamat dan harapan. Taehyung menerima banyak hadiah dari hyungnya.
Setelah itu di lanjutkan dengan sarapan pagi. Hari ini jimin tidak di izinkan membuat sarapan. Karena jin ingin menyiapkan sarapan spesial untuk yang berulang tahun, begitu katanya.
Oh, ada yang bertanya tanya kemana jimin dan jungkook?.
Saat jimin tau akan ada perayaan kecil untuk taehyung, dia memilih untuk keluar. Sangat sadar bahwa dirinya tak akan dipedulikan. Jimin tak ingin merusak hari indah hyungnya. Jadi jimin memilih untuk duduk di taman kota.
Sedangkan jungkook, dia berusaha mencari jimin saat tau jimin tak ada di kamarnya. Namun sampai sekarang pun jungkook belum menemukannya.
Jimin duduk menikmati semilir angin yang membelai halus rambutnya. Duduk di bawah pohon besar nan rindang cukup membuatnya tenang. Jimin mendongak memperhatikan awan yang bergerak dengan lambat. Matanya menerawang, mengingat ingat bagaimana bahagianya jimin kecil.
"Hyung ayo tangkap aku",
"Ya! Aku akan menangkapmu. Awas saja kau",
"Hahahaha kau lucu sekali chim",
"Jim, aku sangat menyayangimu. Akan selalu begitu"
"Hum, aku sayang kalian semua",
Serpihan memori tentang jimin kecil berputar di kepalanya bagaikan kaset rusak. Menampilkan penggalan indah yang pernah hadir dalam hidupnya.
Namun, jimin kembali di sadarkan oleh pahitnya takdir.
"Ya! Bodoh ini semua karena kau",
"Aku benci kau"
"Pergi dari sini. Kau membuatku muak! "
"Pembunuh. Dasar pembunuh! ",
Kata-kata sayang yang pernah mereka ucapkan berubah menjadi cacian dan makian benci.
Mata itu, kini tak lagi mengeluarkan cairan. Jimin sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia tak ingin terlihat lemah. Wajah tampan itu mengukir senyum, senyum pedih dan miris.
Cukup lama jimin merenung sampai dia tersentak, karena ada seseorang yang duduk di sebelahnya.
"Apa kabar jim? Apa semua baik? ", orang itu membuka suara.
"Ah, aku baik. Bagaimana dengan hyung sendiri", jimin balik bertanya.
"Aku juga baik",
"Kenapa hyung bisa di sini, bukankah sekarang seharusnya hyung sedang di rumah sakit? ", taja jimin lagi.
"Aku meminta untuk libur satu hari ini. Kemarin aku baru melakukan operasi besar", sejin menyodorkan coklat panas pada jimin, dan di terima dengan senang hati.
"Gomawo hyung",
"Ada masalah?, kau terlihat tidak baik2 saja", sejin yang sudah mengamati jimin dari beberapa waktu yang lalu pun menyampaikan rasa penasarannya.
"Anniyo, jinjja gwaenchana", sanggah jimin.
"Kenapa kau jarang sekali cek up ke rumah sakit?. Aku mengkhawatirkanmu", jimin tersenyum. Sejin hyung begitu perhatian padanya.
"Kau sudah beritahu keluargamu. Setidaknya beritahu eomma dan appa mu", saran sejin.
Jimin kembali tersenyum. "Mereka sudah tenang di surga hyung", ucap jimin pelan. Sejin merasa bersalah atas apa yang di ucapkannya.
"Mianhaeyo, aku benar-benar tak tahu. Aku turut berduka",
"Tak apa hyung. Terimakasih",
"Bagaimana dengan saudaramu? ", tanya sejin lagi. Kali ini jimin tidak tersenyum, hanya menunduk. Cukup lama memikirkan pertanyaan yang di lontarkan dokter yang sudah di anggapnya sebagai saudara.
Jimin berpikir jika dia memberitahu hyungdeulnya, apa yang akan terjadi. Mereka pasti juga tak akan peduli. "Mereka tak akan peduli", lirihnya sangat pelan. Tatapannya kembali sendu.
Sejin mengernyitkan dahinya, apa maksud ucapan jimin. Melihat tatapan sendu jimin, sejin yakin tak ada yang baik dengannya.
"Apa maksudmu? ", sejin memberanikan diri bertanya lebih lanjut."Kau bisa menceritakannya padaku", bujuk sejin. Sejin tak ingin jimin menyimpan masalahnya sendiri dan tak mau membaginya dengan orang lain.
Jimin menatap mata cokelat gelap milik sejin. Jimin merasakan ada kehangatan di sana yang membuat jimin mau menceritakan masalahnya. Dengan perlahan jimin mulai menceritakan apa yang terjadi padanya. Sejin mendengarkan dengan baik setiap yang diucapkan jimin tanpa memotongnya.
"Jujur aku sangat rindu masa dimana aku masih memiliki segalanya hyung. Kau tau aku sangat lelah. Tapi kata eomma aku harus tetap menjaga hyungdeul", sejin mengalihkan tatapannya. Tak sanggup menatap lebih lama manik jimin yang memancarkan luka yang sangat dalam. Jimin tak menangis. Hanya matanya yang menunjukkan sorot terluka yang begitu kentara.
"Jika saja aku bisa mengembalikan waktu. Aku ingin sekali kembali pada saat itu. Lebih baik aku mengurung diri di kamar dari pada mengajak mereka pergi ke taman saat itu",
Grepp!
Sejin membawa jimin ke dalam dekapannya. Jimin terlalu baik jika harus merasakan penderitaan sebanyak ini. Bertahun-tahun lamanya jimin tak mendapat kasih sayang dari hyung-deulnya.
Sejin mengusap punggung jimin, mencoba memberikan jimin kekuatan. Sejin berusaha menahan air matanya yang hendak keluar, namun gagal. Tak kuasa membayangkan betapa menderitanya jimin.
"Kenapa hyung menangis? ", jimin melepaskan pelukannya. Sejin segera menghapus air matanya. Sejin tersenyum.
"Kau kuat jim, aku yakin itu. Aku berjanji padamu, aku akan membebaskanmu dari penyakit sialan itu", ucap sejin mantap. Jimin tersenyum menampakkan senyum bulan sabitnya.
"Aku percaya padamu hyung",
Mulai hari itu jimin dan sejin menjadi lebih dekat. Sejin sering meminta jimin untuk menemaninya dan terkadang bermain di apartemennya. Sejak awal sejin sudah menganggap jimin adiknya. Dia tak ingin jimin merasa sendirian. Dia pikir jimin tak pantas untuk disia siakan. Sejin berjanji ia akan menyembuhkan jimin. Sejin tak ingin mengulang kesalahan untuk yang kedua kalinya. Sejin tak akan kehilangan adikknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gwaenchana || pjm ✅
FanfictionStory by : elzira ho Covered : pinterest & picsart ____________________________ "Selama kalian bahagia,maka aku akan baik baik saja" klise, tapi memang seperti itu adanya. - gwaenchana - 21 juli 2019-8 maret 2020