cicilan sarapan

1.6K 343 26
                                    

last warning!
kapal hantu
Han Seungwoo x Lee Jinhyuk





Jinhyuk menggeram kesal. Berisik di luar sana buat matanya tak lagi dapat terpejam nyaman. Kelopak matanya masih sangat berat, sungguh ia baru tidur dua jam. Salahkan badannya yang tidak mau tidur jika perutnya kosong, ia jadi hanya berguling di kasurnya berlatar gemuruh hujan dan suara sambaran petir.

Samar kupingnya menangkap rajukan Jinwoo dan lengkingan Dongpyo juga suara Han menengahi ribut dua remaja itu. Tubuhnya tergerak untuk duduk meraih jam beker yang tampilkan angka enam delapan belas, masih terlalu pagi untuk bangun.

Kruuk.

Perutnya berbunyi minta diisi. Jinhyuk ingat ia melewatkan makan malamnya, kedai di bawah tutup lebih awal karena badai akan datang jadilah ia tidak mengisi perut. Apalagi persediaan mie instannya melompong, juga tidak ada bahkan sebutir telur untuk mengganjal laparnya. Sebenarnya Seungwoo sudah akan mengantar Jinwoo pulang plus mengantar makan malam untuknya jika saja badai tidak terlalu mengerikan untuk diterjang.

Nyawanya belum penuh terkumpul saat pintu kamar berderit, maniknya menangkap Seungwoo di ambang tersenyum simpul. Si Han itu mendekat, memungut selimut yang sudah tergeletak di lantai lantas mengembalikannya pada ranjang. Langkahnya berbelok menuju gorden abu yang masih halangi sinar matahari pagi, membukanya.

Seungwoo membalik badan biarkan cahaya yang masuk dari lapis renda yang hiasi jendela peraduan Jinhyuk memetakan siluetnya dengan jelas. Sukses membuat Lee itu menahan napas.

"Kenapa wajahmu begitu?"

Mengikis jarak yang di tiap langkahnya kurva seringai itu makin lebar. Dada Jinhyuk berdebar sangat ribut, semoga saja tidak meledak. Lengan berbalut bisep cantik itu terjulur pada Jinhyuk yang kemudian tidak disiakan, Lee bergerak ke sisi ranjang menyambutnya dengan lingkar lengan yang lebih erat.

"Tidak biasanya hyung mau dipeluk kalau aku belum mandi."

Jinhyuk menggumam kecil, kepalanya masih betah mengusak di leher kekasihnya yang sudah wangi sabun mandi. Han yang menunduk terkekeh lalu mengecup ringan bahu Jinhyuk yang terbuka akibat gerak badannya selama di alam mimpi sebelum ia menjauhkan wajahnya. Tangannya tergerak rapikan helai legam yang lebih muda juga piama satin Lee yang berantakan. Sebuah kecup kembali Han daratkan, kali ini di sudut bibir Jinhyuk. Seakan tidak peduli laki-laki itu belum menggosok giginya. Menjadikan ayah Jinwoo itu tercenung sesaat.

"Cicilan sarapannya."

Lantun halus suara Han yang diakhiri kikik geli akibat raut beku kekasihnya itu berhasil hentikan kerja otak Jinhyuk. Hingga dua pipinya ditepuk cukup keras.

"Jangan melamun, sana pergi mandi! Jangan lupa rapikan tempat tidurnya, ku tunggu di meja makan."

Derit sandal rumah yang bertemu lantai kayu mencicit saat pria itu melangkah pergi meninggalkan Lee yang masih kesadarannya belum kembali. Suara pintu yang ditutup bikin senyum lebar Jinhyuk tertarik dari telinga ke telinga.

"Sumpah kalau ini karena aku nggak makan malam, aku rela tiap malam nggak makan malam!" Monolognya pada diri sendiri.












































Balik ke kasur lagi hehe:3

marshmallow [hsw x ljh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang