last warning!
kapal hantu
Han Seungwoo x Lee Jinhyuk
Sibuk melepas baris kancing kemeja kuningnya bikin Lee tidak rasa jika Seungwoo sudah duduk manis di pinggiran ranjang. Bahkan perhatian manik sewarna mahoni itu tidak buat Jinhyuk sadar bahwa ia tidak sendiri. Dalam bayang cermin, Han itu menatap Lee yang menunduk lekat-lekat dari belakang. Menghapus jarak, lengannya lalu menelusup apik dari celah lengan Jinhyuk, ambil alih tugas loloskan buah baju yang terbawah. Beri kejut pada yang lebih muda.
"Jangan bikin kaget ih!"
Punggung menabrak bidang kokoh laki-laki di belakangnya, gaungkan nyaring protes dari Lee yang jantungnya serasa ingin lepas. Sepersekon kemudian tepis tangannya lepaskan kungkung lengan berbalut kaos lengan pendek sewarna fajar, Seungwoo terdesak mundur dua langkah. Jinhyuk membalik badan, napasnya tak teratur pasca kejut kekasihnya. Berkacak pinggang, alisnya menukik kesal pun lensa yang menatap nyalang pasang mata sama tinggi. Senyum miring yang kemudian dilempar Seungwoo tak luput dari kerling Jinhyuk, buat pria itu buang muka mendengus kesal.
Tap.
Satu langkah dipangkas, seringainya masih di sana lengkap dengan tatap main-main. Detik berikutnya jemari nakal Han mulai naik telusuri lengan kemeja kanan, pelan dan tanpa lepas kunci lensa keduanya. Fabrik yang menggesek kulit Lee karena gerak nakalnya terasa menggelitik. Pipi dalam digigit, ingin sedikit mempertahankan harga diri dikala kewarasannya mulai terkikis raba halus bersekat benang kuning. Ujung jari Seungwoo menyusur sampai selangka, menyibak lembar kain yang sudah tak lagi berkait.
"Tidak bisakah kita bermain-main sebentar Jinhyuk-ah?"
Jinhyuk mengumpat pelan dapati manik gelap Seungwoo yang mengerjap sok polos. Bagaimana bisa ia bertanya seperti itu ketika bahkan sudah mencuri start?
Tap.
Ujung sandal rumah keduanya berbenturan, tak lagi sisakan ruang untuk maju selain sela di antara dua kaki Jinhyuk yang berdiri tegak. Hidung bangir Han mengendus sisa wangi pelembut pakaian yang tertinggal, kulit tipis bibirnya gantikan raba jari pada bahu yang lebih muda. Hanya berlalu, bikin Jinhyuk memejam mata menggertak gigi.
Kepala Jinhyuk rasanya mau pecah. Seungwoo tidak lagi menyentuhnya, tidak lagi dengan perabanya tapi iya dengan hangat uap dari sepasang paru-parunya. Puluh peluh sebesar bulir jagung mengalir turun, Lee lagi-lagi mengutuk respirasinya yang terhambat saat rasakan belai helaian kelam pria itu pada sisi wajahnya. Belum lagi hangat napas pria itu di belakang telinganya, Seungwoo benar-benar gila. Tidak, Jinhyuk yang sudah gila.
Lenguh lolos begitu saja ketika tanpa sengaja atau memang pria itu sengaja menyentuh tengkuknya dengan ujung hidung, menyentak akal sehat pria dua puluh tiga. Air muka Seungwoo begitu tenang, seperti tak akui hal gila yang baru saja ia lakukan. Jinhyuk menggigit bibir ketika yang lebih tua semakin dekat dan dekat. Kecup lalu mendarat di bahu kanannya yang polos, ringan bak jejak kaki kupu-kupu.
Satu.
Dua.
Tiga.
Empat.
Jinhyuk mengumpat, lagi. Pria di hadapannya benar-benar mahir memainkan perasaan gelisah, ingin dan putus asanya. Lee tidak yakin wajahnya tidak merah, tidak yakin kakinya yang lemas masih berfungsi dengan baik, tidak yakin jantungnya baik-baik saja, tidak yakin kewarasannya masih di sana.
Cengkeram dua tangan Jinhyuk pada lengannya picu kekeh yang lebih tua. Han satu itu lalu julurkan lengannya menelusup di balik kemeja kuning yang hanya bertahan di sebelah bahu, sukses sebabkan geram Lee yang kemudian tubrukkan dirinya pada Seungwoo. Napasnya terengah, suaranya bergetar putus asa.
"Berhenti bermain-main hyung, kumohon!"
Deru napas halus jadi satu-satunya suara dalam ruang pribadi Jinhyuk meskipun ada dua individu bergelung dalam selimut yang sama. Menilik sedikit lebih dekat, kemeja kuning kusut masih terpasang tanpa dikaitkan seperti jam jam yang lalu, berbanding terbalik dengan dada telanjang laki-laki di sampingnya yang mengumbar kaligrafi bertinta gelap.
"Kuning cocok untukmu."
Seulas senyum terkembang seiring gerak jemari pada pipi yang lebih muda.
"Aku tahu. Hyung sudah mengatakannya empat kali, jika hyung lupa."
Kerucutan bibir, raut jengah dan intonasi kekanakan Jinhyuk berhasil buat Han mengerut hidung gemas. Seungwoo beranjak, mengecup kening Lee yang bermandi keringat. Memasukkan kembali anak itu pada rangkulnya yang hangat, mengecup puncak kepalanya lama-lama.
"Kuning dan kau adalah favoritku, tapi kau dan kemeja kuningmu—
Jeda diambilnya, dagunya diusakkan pada helai kelam Jinhyuk di peluknya yang berbuah kikik geli yang lebih muda.
"Benar-benar berbahaya."
Jinhyuk mengecup sekilas belah bibir yang lebih tua sebelum menambahkan kata pada kalimat kekasihnya.
"Ya, berbahaya untuk keselamatanku juga akal sehat dan kewarasanmu hyung."
Dipersembahkan oleh the-non-flying-indonesian-girl berpiama kuning:")
Selamat malam dan selamat tidur💛💜
KAMU SEDANG MEMBACA
marshmallow [hsw x ljh]
Fanfic(n.) a confectionery made from sugar, water and gelatin whipped to a squishy consistency, molded into small cylindrical pieces, and coated with corn starch. soon to be an intercontinental cruise: Han Seungwoo x Lee Jinhyuk