unusual morning

990 240 12
                                    

last warning!
please welcome to my intercontinental ship

Han Seungwoo x Lee Jinhyuk







Terlalu pagi. Jam bekernya bahkan belum bergaung merecoki gendang telinga namun entah ada angin apa Lee dua puluh tiga itu sudah terjaga. Diliriknya sisi ranjang yang sudah ditinggalkan penghuninya, lalu ikut melangkah turun menyandang sandal rumah. Langkahnya kecil-kecil, sengaja agar dua remaja di kamar sebelah tidak terbangun lebih awal. Agar ia punya waktu berdua dengan Seungwoonya.

Jinhyuk menutup pintu kamar pelan, baru dua langkah menuju ruang keluarga ayun kakinya berubah arah ke dapur. Niatnya mau basahi kerongkongan sebelum bermanja-manja di minggu pagi dengan sang kekasih. Namun maniknya yang belum sepenuhnya sadar dipaksa menyipit ketika menemukan Han Seungwoo duduk dengan tatapan tak terbaca di hadapan segelas air yang tersisa seteguk.

"Hyung?"

"Apa?" Jawaban ketus yang didapatkan membuatnya mundur, kaget. Raut Han satu itu tidak enak, auranya seakan ingin menelan Jinhyuk bulat-bulat. Dengan segera ia memutar otak, mencari cara agar suasana hati kesayangannya segera membaik.

"Ayo makan eskrim. Aku traktir deh."

"Pagi-pagi makan eskrim yang ada suaraku serak. Malas."

Derit kursi kemudian menggema ketika Lee menariknya dari bawah meja, lalu daratkan pantatnya di sana. Wajah Seungwoo tampak kesal, entah karena apa. Menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, Jinhyuk kembali memaksa otaknya berpikir lebih keras. Lantas tiba-tiba Jinhyuk tersenyum lembut, lalu meraih jemari yang lebih tua.

"Ayolah hyung, sekali-sekali kan nggak apa. Call?"

Seungwoo menatap lurus Lee tanpa minat, membuat Jinhyuk memikirkan tawaran baru yang kiranya bisa sedikit menaikkan kadar bahagia Seungwoo pagi ini.

"Nanti tambah beli ramen deh." Seungwoo masih diam. Matanya masih betah menatap lurus pada iris kelam pacarnya.

"Sudah ayo, sekali sekali kan gak apa. Keburu Dongpyo ama Jinwoo bangun nanti aku tekor."

Dan dengan seluwes mungkin ia menarik kekasih jangkungnya menuju toko dua puluh empat jam di ujung jalan seakan lupa keduanya masih berbalut piama.

"Lagian pagi-pagi kok sudah bete, nanti keberuntungannya hilang."

Gerutu yang lebih muda buat ayah Dongpyo hanya mampu menatap kesal punggung Jinhyuk di depannya. Bibirnya bergumam sebal, jujur saja tangannya sedikit sakit diseret-seret seperti ini. Detik kemudian tanpa aba-aba dan pemberitahuan laki-laki penyuka animasi Disney itu menghentikan langkah. Membuat Seungwoo mau tak mau ikut menahan laju kakinya.

Jinhyuk berbalik lalu tersenyum lebar, memangkas jarak yang tak ada satu langkah.

Cup.




"Ya! Lee Jinhyuk!"

"Haha, yang sampai terakhir nggak dapat ramen!"

Lee berlari mundur meninggalkan Seungwoo yang menggeram kesal. Wajah Han merah padam, campuran sempurna antara kesal dan malu. Maniknya dapat menangkap visualisasi Jinhyuk yang lidahnya dijulurkan mengejek, seakan memancing Han satu itu untuk ikut berlari mengejarnya sebelum bayang si jangkung hilang dibalik tikungan. Namun kepalang kenal kebiasaan kekasihnya, Seungwoo hanya menggeleng mafhum sembari mengembus napas pasrah. Tapi detik berikutnya Jinhyuk kembali terlihat berlari tergesa dengan air muka panik ke arahnya.

"Aku lupa belum bawa uang hyung!"

Hah, untung Seungwoo sabar punya pacar kekanakan macam Jinhyuk. Untung Dongpyo mau saja punya ayah macam Jinhyuk. Untung Jinwoo tabah berbagi keseharian dengan Jinhyuk.













































Diambil dari buku lamaku dengan perubahan di sana-sini.

Selamat malam, terima kasih sudah berusaha hari ini. Semoga esok hari lebih baik dari hari ini.

Salam sayang,

bebek kuning

marshmallow [hsw x ljh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang