Kepikiran

8 1 0
                                    

Selama ini aku bekerja lalu aku kuliah, membantu ibu mengurus rumah dan adiku. Sampai aku melupakan diriku sendiri mungkin benar apa yang orang-orang katakan aku sebenarnya tidak buruk rupa hanya kurang perduli dengan diri sendiri tapi situasi yang membuatku merasa terpojok lalu aku bingung harus berbuat apa?
Bahkan sampai saat ini akupun masih benar-benar merasakan kesepian selama ini aku bahkan tidak memperhatikan apakah aku butuh refresing tapi jika aku memikirkan hal itu bagaiamana dengan ibuku yang terus bekerja keras tanpa jeda untuku dan adiku yah ayahku sudah lama tidak ada entah ibuku tidak pernah membahas tentang ayahku jadi yang aku tahu hanya sosok ibu yang sekaligus menjadi ayah bagi aku dan adiku.

Satu minggu telah berlalu tiba di akhir pekan tiba-tiba aku terpikirkan untuk berolahraga di minggu pagi aku izin pada ibuku untuk sekedar jalan pagi, aku memilih jalan ke komplek dekat rumah ku dimana area belakang komplek ada alang-alang yang cukup indah yah sebenanya rumput liar yang belum di pangkas oleh petugas kebersihan komplek tapi bagiku itu jadi tempat yang cukup indah untuk menikmati tempat sepi dan sejuk di jakarta. Saat aku berjalan menelusuri setiap jalan langkah ku menjadi langkah sebuah pikiran aku berbicara dalam hati ku

" Din, kenapa sih din bisa se bingung ini apa yang buat lu bingung, pacar? Apa dini coba jawab jangan galau kaya gini lama lama lu bisa gila?? "

Sejenak aku menghentikan langkah ku lalu menutup mata ku dan menarik napas panjang sambil mengatakan

" Hmmmm aku ingin membahagiakan ibuku aku akan ajak ibu dan adikku pergi Jalan jalan, masalah pasangan aku ikhlas jika saat ini aku masih sendiri, mungkin aku harus fokus kuliah dulu. "..

Perlahan aku membuka mata ku seketika perasaan lega muncul dan membuat semua lebih baik aku mencoba tersenyum dan membuang semua pikiran negatif dari otaku.

Sesampainya dirumah aku kembali ke aktivas rumah bersih-bersih, menyetrika, mencuci pakaian, hari itu menjadi hari dimana aku mulai tersadar tentang obsesi ku mencari kekasih hanya membuat diriku tersiksa biar saja jodoh Allah sudah atur aku hanya perlu memperbaiki diriku sendiri agar kelak mendapatkan pria yang sayang padaku dan ibuku.

Shift 1 kerja pagi kuliah malem. Rasa nya ngantuk.

Saat diloker ganti baju seperti biasanya riuh obrolan para buruh pabrik terdengar satu ruangan ada yang tertawa tawa, senyum-senyum lihat HP, selfie bahkan ada yang masih sempat berdandan, bercanda, rutinitas loker wanita. Tiba-tiba ada seorang menepuk pundakku dari belakang

Din "...

Dini : eh

Saat aku menoleh kebelakang ternyata mba Ratih

Dini : eh mba Ratih ada apa mba

Mba Ratih : nih aku ada sesuatu buat kamu

Dini : eh sesuatu

Mba Ratih : nih buat kamu, bukanya di rumah saja yah gak enak kalau di sini

Dini : eh apa nih mba ( kantong plastik hitam digulung lalu di lakban bening)

Mab Ratih : udah pegang aja

Dini : hmm aku gak enak mba

Mab Ratih: gak apa-apa yowes aku pulang dulu

Dini : makasih yah mba, ia hati-hati dijalan

Mab Ratih : yowes.

Sepanjang perjalanan aku penasaran apa yang diberikan mba Ratih untuku gulung benda asing di kantong plastik hitam. Sesampainya dirumah aku tak sabar ingin membuka isi dari kantong itu. Aku buka perlahan saat aku lihat ternyata skincare yang dijual mpok eli wah apa ini aku cukup kaget mba Ratih membelikan skincare ini untukku aku merasa kaget dan tidak enak dengan mba Ratih sampai dibelikan gini aku langsung menelpon mba Ratih lewat WA

Andini - Biarkan Aku Jatuh Cinta Padamu -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang