Perjalanan

7 2 0
                                    

Keesokan harinya aku bertemu siti di kampus dan memberi tahu kabar bahagia bahwa aku bisa ikut dengannya untuk naik gunung.

Dini : siti gw jadi ikut..

Siti : ia bener nih alhamdulillah.

Aku menceritakan kejadian semalam kepada siti, aku menceritakan semua perasaanku betapa aku senang dan hampir tidak pernah sesenang ini. Aku dan siti berangkat akhir bulan Mei mungkin jika dihitung hari ini H- 14 hari yah 2 minggu lagi aku akan pergi jauh dari penatnya ibu kota. Aku sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba dan membayangkan saat berada di puncak. Sedikit demi sedikit aku mempersiapkan semuanya kebutuhan yang aku butuhkan untuk naik gunung.

Sampai H-6 siti memberitahu ku bahwa teman kerja nya 2 orang ingin ikut untuk pergi bersama kami. Jujur awalnya aku agak takut karena aku tidak mengenal teman siti, tapi aku yakin siti mempunyai teman-teman yang baik seperti dirinya. Lalu kami membuat grup whatsapp saat itu siti yang begitu aktif menyampaikan berbagai macam persiapan dan info terkait keberangkatan kami. Sampai pada hari H dimana siti telah menentukan dimana kami berkumpul saat itu kami berkumpul di depan salah satu gedung perusahaan telekomunikasi. Aku datang terlebih dahulu menunggu siti dengan perasaan yang tidak sabar, Tiba-tiba saat aku menunggu sambil duduk datang seorang pria berjaket dengan membawa tas ransel pria tersebut melihat cukup lama, dan terus berulang kali. Dalam hatiku " Apa banget nih cowok matanya lirik-lirik gak jelas dikira gw tontonan kali" Aku coba batuk dengan sengaja agar si pria tersebut tidak memperhatikan ku terus. Aku terus menoleh ke kanan dan kiri aku coba menghubungi siti menanyakan keberadaannya dan dia hanya menjawab sedang bersama temannya. Tiba-tiba pria yang berada di ujung tepat disampingku mendekat sontak aku cukup kaget dan berpindah posisi sampai pada akhirnya dia mencoba menjelaskan pada ku

"" Eh jangan takut kamu temennya siti juga yang mau pergi ke gunung?

Dini : eh ia, emangnya masnya siapa?

"" Oh saya kenalin saya dika teman siti juga

Dini : oh ia ia salam kenal saya dini.

Dika : ia saya dapet temenya siti kebetulan saya datang ke cepetan terus saya liat mba kayanya ciri-ciri nya sama kaya yang siti ceritain

Dini : oh gitu, hee maaf yah mas tadi sempet curiga

Diki : ia gak apa-apa ko

Selang beberapa menit kemudian siti datang bersama satu temen lainya seorang pria yang kira-kira tinggi 170 berbadan putih bersih dan saat bertemu dia hanya melempar sedikit senyuman dan tercium aroma parfumnya yang khas. Aku terdiam selama beberapa detik sambil sambil berusaha menyadarkan diriku sendiri.

Siti : eh dikidini udah sampe duluan

Aku dan dika : ia siti

Siti : kompak bener udah pada kenal kayanya

Dini : ia siti tadi barusan kenalan

Siti : oh ia kenalin nih temen gw yang satunya din riko

Dini : eh ia

Riko : hei riko ( sambil menyambut tangannya)

Dini : ia dini salam kenal

Siti : yaudah yuks kita siap-siap ke cari kursi kayanya keretanya udah ada tuh

Kami melanjutkan perjalanan menuju gerbong kereta sampai didalam gerbong kami sibuk mencari nomor kursi sampai pada akhirnya kita berada di kursi yang berpencar diki dan siti, dan ternyata aku dan riko, jujur hati ku merasa sedikit gugup bercampur bahagia. Aku sedikit melirik ke arah wajahnya dari samping keadaan semakin membingungkan. Mengapa aku jadi kaku seperti ini, mungkin ini baru pertama kalinya aku duduk berhadapan dengan seorang pria yang aku baru kenal. Riko pun tampak bingung dengan situasi ini. Kami hanya sibuk melihat layar handphone kami masing-masing bahkan aku lihat sesekali riko mendengarkan musik melalui earphone. Aku berusaha keras untuk tidak melihat atau bahkan melirik sedikit pun tapi semakin aku berusaha semakin aku mencuri pandang pada riko.
Yah 7 jam di dalam gerbong tidak hanya diam pada akhirnya, lama kelamaan kami saling berbicara ala kadarnya hanya untuk menghilangkan rasa bosan

Riko : din, kerja dimana?

Dini : oh dipabrik ko.

Riko : ia di mana

Dini : jakarta ko jauh

Riko : ia yah jauh

Dini : udah kenal lama sama siti

Riko : hmm lumayan setahun ini

Dini : oh gitu

Lalu kami banyak berbicara tentang liburan, yah aku cukup kagum Riko banyak dan sering traveling entah ke Bandung, bogor dll yah mungkin waktunya luang.

Andini - Biarkan Aku Jatuh Cinta Padamu -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang