Sebuah Jawaban

7 2 0
                                    

Satu minggu kemudian aku tak melihat Riko ke rumah, chatting pun terkahir 3 hari lalu. Tapi aku pun memaklumi karena akupun sibuk dengan persiapan wisuda. Tapi aku ingat jika aku wisuda dia ingin datang tapi aku berpikir apakah dia marah karena aku tidak memberikan jawaban malam itu. Hampir 2 hari aku terus memikirkan itu beberapa kali aku ingin mencoba menghubungi nya namun selalu akun urungkan niatku aku takut malah menimbulkan masalah jika aku membahasnya lagi. Aku mencoba meyakinkan diriku jika Riko memang benar marah aku maklumi saja aku terus sibuk mengurusi wisuda ku. Sampai hari H aku ibu dan ade datang ke tempat wisuda ku tanpa Riko entah Riko memang benar benar sibuk atau bener-bener marah pada ku aku mencoba melupakan sebab hari ini aku wisuda dan yang harus ku lakukan membahagiakan ibuku perjuangan ku selama ini akhirnya terbayarkan dengan hal seindah ini. Hari menjelang sore aku ibu dan adikku kembali ke rumah turun dari taksi aku melihat seorang berada tepat di depan pintu rumah ku memakai kemeja hitam sambil membawa bunga aku tak jelas melihat wajah nya karena badannya menghadap pintu seolah sedang menunggu seorang untuk membukakan pintu saat aku mendekati pria itu tiba-tiba pria itu berbalik badan, aku terkejut karena pria itu adalah Riko ia mengenakan kemeja hitam dengan membawa bunga dia melihat ku sedikit kaget mungkin dengan penampilan ku yang cukup berbeda. Kami saling menatap cukup lama sampai akhirnya Riko

Riko : dini

Dini : ia ko

Riko : Maaf telat dan gak ngabarin tadinya mau buat surprise tapi ternyata telat gini

Dini : gak apa-apa ko surprise berhasil ko sekarang gw yg kaget tiba-tiba lu ada di depan rumah.

Ibu : eh Riko lama gak di situ masuk ayo masuk

Riko : gak ko bu

Ibu segera membukakan pintu lalu adikku dan ibu segera masuk dan membuatkan minum aku dan Riko duduk di teras tanpa mengganti baju kami duduk sambil terdiam cukup lama. Entah mengapa kami menjadi Canggung seperti ini.

Riko : selamat yah akhirnya jadi sarjana

Dini : ia ko makasih yah, sibuk yah kayanya

Riko : ia din sibuk banyak hal ya gw kerjain dan banyak hal yang mau gw ceritain

Tiba-tiba terdengar suara gelas jatuh dari dalam dapur dan adikku berteriak memanggil ku, aku dan Riko segera masuk ke rumah dan melihat keadaan aku melihat ibu terjatuh dan pingsan aku dan Riko degan panik mencoba membawa ibu ke rumah sakit sampai di rumah sakit saat itu Riko mengendarai mobil dan ibu langsung di bawa ke unit gawat darurat aku sambil memeluk adikku terus menangis entah mengapa seperti ini, Riko mencoba menenangkan ku. Aku menelpon adik dari ibu ku di bandung 3 jam aku menunggu di luar dengan cemas bersama adikku dan Riko, adikku sudah tertidur di pangkuan ku aku terus mengusap rambut adikku sampai dokter keluar dari ruangan aku langsung menanyakan keadaan ibuku.

Dini : gimana dok? Ibu saya baik-baik aja kan ?

Dokter : hmm yang sabar yah ibu kalian tidak terselamatkan karena paru-paru nya sudah akut

Aku hanya terdiam dan masih tidak percaya dengan kata-kata dokter bahwa ibu... Ibu ku
Ibu yang selalu mengusap rambutku dan bilang aku cantik tanpa harus melakukan perawatan apapun ibu yang selalu menyemangati ku ketika aku lelah dengan semua mata kuliah ketika aku sudah lelah dengan pekerjaan ku ibu yang selalu bang bahwa semua akan ada akhir bahagianya..

Seketika air mata ku jatuh aku hanya mampu memeluk dan memenangkan adikku sambil menangis terisak. Riko memelukku tanpa sepatah katapun ia mengusap air mataku. Aku segera ke ruangan tempat ibu ku, aku lihat wajah ibuku sudah pucat aku menghampiri dan mencoba memeluk ibu ku

Dini : bu ini dini bu

Suasana saat itu hening, keluarga ku dari bandung datang dan berapa mereka terkejut bahwa ibuku sudah tiada akhirnya. Isak tangis pecah hari itu hari dimana aku lulus wisuda bahwa aku bisa membuktikan pada ibuku bahwa aku bisa menyelesaikan semua ini. Malam itu kamu mengurus semuanya, Riko terus berada di sampingku dia menemani ku dan menyabariku sambil terus mengusap air mataku. Sampai di rumah aku terus mengaji sambil menunggu esok hari untuk mengubur jenazah ibuku. Riko selalu setia menemani sambil menerima pelayat yang terus berdatangan ke rumah ku

Siti : assalamu'alaikum dini

Dini : siti, aku memeluk siti sambil terus menagis

Siti : yang sabar yah semoga ibu diberikan tempat paling baik din

Dini : ia siti.

Dika : turut berdukacita yah din

Dini : ia dik makasih yah

Siti, dika menemani ku sampai acara pemakaman pagi hari saat itu. Hari itu masih menjadi hari yang sulit ku lupakan bahwa aku harus berpisah dengan ibuku. 7 hari setelah ibuku tiada Riko masih menemaniku ia selalu menyempatkan untuk hadir di acara tahlilan ibuku. Satu bulan kepergian Ibukku semua masih sulit dipercaya dan terasa hampa, bibiku masih berada di rumah ku untuk membantuku. Riko sudah mulai kembali bekerja dan jarang ke rumah aku bisa memaklumi karena selama sebulan kemarin dia beberapa kali cuti dari pekerjaan nya dan aku merasa tidak enak padanya.

Suatu hari Riko mengajak pergi.

Riko : din, pergi yuk jalan biar fresh aja

Dini : mau kemana ko

Riko : ke puncak yu

Dini : gak kejauhan

Riko : gak lah kan naik motor cepet ko biar gak bt

Dini : tapi ko

Riko : gak usah tapi tapi deh kan belum dapet kerja juga masih nunggu panggilan kan

Ya aku sudah habis kontrak saat itu lalu aku ia kan ajakan Riko, sepanjang perjalanan aku hanya bisa memandangi jalanan sambil masih memikirkan ibu berapa cepat ibu pergi meninggalkan ku. Tanpa terasa aku meneteskan air mata, aku memeluk Riko sambil menahan air mataku sepanjang perjalanan. Sampai di puncak sekitar jam 2 malam aku berhenti di mesjid di atas puncak aku duduk menghadap arah ribuan cahaya lampu Riko menghampiri ku sambil membawa minuman hangat sambil memegang pundak ku

Riko : minum dulu din pasti dinginkan

Dini : aku mengambil gelas dari tangannya dan melihat wajah Riko yang berada di sebelah ku, tiba-tiba Riko memandang ku dan meletakan tangannya di pundak ku sambil memberiku jaket yang ia pakai. Aku bersandar di dada sebagian pundak Riko aku hanya terdiam dan melihat pemandangan lampu di hadapan kami.

Riko : din? Tau gak apa yang buat gw jatuh cinta sama lu

Dini : aku hanya terdiam

Riko : lu itu orang yang kuat. Dari awal kita ketemu di stasiun

Dini : dan tau ko apa yang akhirnya membuat gw jatuh cinta sama lu

Riko : apa din?

Dini : ketika lu datang dengan segala kelemahan dan lu mencoba kuat saat itu di Prau

Riko : dan saat itu gw kuat karena siti nyeritain tentang lu dan ketika ketemu sekarang gw paham kenapa siti cerita dan bilang kalau lu itu cewek kuat.

Malam itu aku hanya habiskan duduk dan terus memeluk Riko sambil melihat matahari terbit. Setelah dari puncak Riko sudah 3 hari belum datang ke rumah dan mencuat ku sama sekali. Tiba-tiba siti datang ke rumah ku.

Siti : Assalamu'alaikum, dini

Dini : aku membukakan pintu, Walaikum salam eh situ masuk sini ada ada sit

Siti : ia din

Dini : mau minum apa? Gw buatin dulu yah duduk aja dulu

Siti : ia din

Dini : ada apa ini siti tumben main sore gini

Siti : gini din ada titipan buat lu?

Dini : titipan apa sit? Dari siapa?

Siti : dari Riko

Dini : Riko, kenapa gak dia yang kasih

Siti : hmm giamana yah din

Dini : kenapa siti........

Andini - Biarkan Aku Jatuh Cinta Padamu -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang