Ku injakan kaki ku di tanah Jawa

3 2 0
                                    

Saat suara rem kereta yang begitu nyaring berbunyi tanda perjalanan kami telah usai dan sampai tujuan dengan selamat, rasanya aku cukup bersemangat karena kali pertama aku pergi sejauh ini dan di tanah Jawa yang dingin saat pertama aku rasakan udaranya dari sela-sela jendela.

Riko : hayu din, mana barang yang berat biar gw yang bawa

Dini : ini aja ko, lumayan berat

Aku sudah mulai terbiasa dengan riko mungkin 11 jam perjalanan dengan banyak kejadian dan cerita di dalamnya membuat kami berdua seperti sudah kenal satu sama lain. Saat aku menginjakan kakiku di stasiun untuk pertama kalinya aku bisa merasakan sejuknya udara Jawa dan keadaan sekitar yang ramai namun tetap tertib jauh dari bising seperti ibukota. Aku dan riko menunggu siti dan dika. Sambil riko menghubungi mereka aku melihat keadaan sekitar yang ramai masih ada perasaan tidak percaya bahwa aku bisa berada disini bersama seseorang yang sebelumnya aku tidak kenal dan pria itu adalah riko. 11 jam bersama membuat ku merasa saling mengenal walaupun aku tahu mungkin riko sudah punya kekasih tapi aku tidak perduli biar aku menikmati liburan ini dengan perasaan penuh kebahagiaan.

Aku tersadar saat dika dan siti memanggil kami dari kejauhan.

Siti : ko, din, sini
Aku dan riko melambaikan tangan sambil berjalan membawa tas dan semua perlengkapan kemah. Kami berjalan menuju pintu keluar stasiun untuk mencari tempat makan dan beristirahat. Setelah kami menyewa taxi dan menemukan tempat makan yang pas kami semua lahap menyantap makanan kami masing-masing sambil sibuk memegang handphone. Aku benar-benar merasa ini seperti perjalanan dua pasang kekasih karena riko yang terus menempel dengan ku dan dika dengan siti aku merasa riko begitu nyaman aku pun begitu. Dalam hatiku sedikit berharap bahwa riko ini masih sendiri. Tapi aku mencoba menyadarkan diriku bahwa jangan pernah berfikir apapun yang tidak pasti karena yang pasti aku ingin liburan dan menemukan sesuatu yang baru di tempat ini.
Setelah makan dan membersihkan diri sholat dan mencuci muka kebetulan aku masih memakai skincare yang di berikan oleh senior ku aku selalu ingat pesan yang bahwa aku berhak bahagia itu sama seperti ibuku selalu ucapkan, aku merasa sangat bersyukur dikelilingi orang-orang baik seperti siti dan senior ku di tempat aku bekerja.

Kami melanjutkan dengan menaiki bus saat kami masuk kedalam bus aku memilih duduk dengan siti karena aku tidak ingin terlalu terkesan mendekati riko.

Siti : ahhh akhirnya duduk lama lagi

Dini : emang berapa jam dari sini ke prau siti

Siti : sekitar 5 jam kurang lebih

Dini : lumayan yah

Siti : eh gimana di kereta?

Dini : gak gimana-gimana, cuman makan tidur makan tidur toilet hehehe..

Siti : sama aja yah 11 jam gitu aja bosen

Dini : ia yah

Siti : kita jangan bahas kuliah hahaha kita nikmati liburan kali ini

Dini : ia siti, kita satu pikiran banget ih

Siti : ia udah mumet sama kerjaan

Dini : ia yah siti sama

Kami melanjutkan perjalanan menuju dataran tinggi dieng dan sepanjang perjalanan aku dan siti di suguhkan begitu banyak pemandangan indah.

Dini : siti, gimana yah  supaya kita gak single terus gini?

Siti : terbuka lah din, sama semua cowok

Dini : nah itu yang kadang gw gak ngerti caranya dan kalaupun gw lakuin itu bukan karakter gw

Siti : yah kah terbuka gak berarti kita murahan  , kita cuman terbuka dan tau batasannya sampai mana, yah sebatas chattingan gw rasa gak ada yang salah deh din

Dini : ia sih siti, cuman kadang gw terlalu tertutup sama orang luar

Siti : makanya belajar lebih akrab sama cowok din

Dini : ia sih gw coba deh abis liburan ini

Siti : ia lah jangan sibuk kerja kuliah jalan aja buat ngebahagiain diri sendiri aja lu mah g pernah

Dini : ia yah siti.

Seketika ucapan siti begitu benar, ya aku selama ini terlalu keras pada diriku sendiri, maafkan lah aku yang terlalu membebani diriku sendiri.

Selama perjalanan aku banyak curhat dengan siti, kami berdua seperti tak ada habisnya membahas dari A sampai Z yah namanya juga perempuan seperti tidak pernah ada ujungnya. Sampai bus kami berhenti di suatu rumah makan dan kami istirahat untuk makan aku dan siti bergegas turun sambil membawa barang-barang berharga. Sampai di rumah makan.

Diki : dini sini din

Dini : eh ia antri makanan dulu

Dini : liat siti, cowok cowok mah cepet banget kalau soal makanan

Siti : ia liat aja udah kaya orang kelaparan

Dini : hehehe ia yah

Aku melihat wajah riko yang lahap makan saat itu, dan saat melihat nya seperti ada rasa rindu padahal ini hanya sepanjang perjalanan tapi aku merasa sudah akrab entah mungkin perjalanan 11 jam di kereta membuat ku merasa sudah dekat dan kejadian di kereta membuat ku merasa memiliki rasa padanya. Yah jujur aku bingung dengan perasaan ku, aku suka tapi aku takut, karena perkenalan ya g terlalu singkat dan hanya terbawa suasana saja. Saat kami makan di satu meja yang sama aku merasa kita berempat sudah tidak ada rasa canggung kami saling tertawa dan bercerita membahas banyak hal yang nanti akan kami lakukan di atas gunung, pembahasan yang teramat seru hingga kami lupa dengan keadaan sekitar. Saat kami kembali Diki ingin duduk dengan ku katanya ingin kenal lebih jauh yah aku ia kan saja karena yah sudah aku sudah anggap dia sebagai teman ku walaupun baru sekitar 2 hari ini diperjalanan.

Diki : gak apa-apa nih yah gw duduk sama lu din

Dini : gak apa-apa lah Diki santai aja

Diki : takut riko marah

Dini : ko riko? Emang ada apa nih

Diki : abis nya kalian kaya couple aja hehehehe

Dini : gak lah couple dari mananya ?

Diki : dari cara kalian berdua udah kaya orang pacaran

Dini : apa ia, gak lah dik gw anggep riko mah temen sama aja kaya ke lu

Diki : ia yah hehehehe

Tiba-tiba suara telepon genggam Diki berbunyi Diki segera mengangkat handphonenya, dan ternyata dari pacarannya aku segara diam takut salah bicara dan membuat semua kacau karena nanti dikira Diki sedang dengan selingkuhan nya aku tidak mau di anggap perusak hubungan orang lain.






Andini - Biarkan Aku Jatuh Cinta Padamu -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang