Perjalanan Pulang

2 2 0
                                    

11 jam yang kurindukan .

Perjalanan pulang tidak sepanjang saat berangkat mungkin karena kita sudah terlalu lelah dan sudah pernah melewati jalan yang sama, kami berempat mendapatkan kursi yang sama itu memudahkan kami saling berkomunikasi di dalam kereta. Selama perjalanan hatiku terus berkata aku seperti bertarung dengan pikiran ku sendiri. Aku bingung dengan situasi ini dengan semua yang terjadi di atas gunung rasanya aku bimbang. Saat ini aku mulai merasa aku jatuh cinta pada riko dengan semua kekurangannya tapi hatiku selalu merasa riko mana mungkin, walaupun riko pun aku rasa punya rasa yang sama tapi sejenak aku menutup mata dan tertidur tanpa aku sadari. Entah berapa jam aku tertidur saat akun terbangun aku melihat riko Diki dan siti sedang makan.

Siti : udah bangun din, mau bangunin makan cuman gak tega kayanya capek banget

Dini : ia siti,

Riko : nih makan sama gw barengan

Diki : ia siti nih makan biar gak lemes

Riko : nih din

Kami makan lalu saling sibuk dengan hasil foto kami masing-masing. Selama perjalan aku merasakan riko pun berusaha menyimpan semua seperti tidak terjadi apa-apa. Sejenak aku berfikir, mungkin itu hanya perasaan sementara yang dimiliki riko mungkin dia sedang banyak pikiran saja saja saat di gunung. Aku terus mencoba menyadarkan diriku sendiri sambil menenangkan perasaan yang kacau balau entah aku kecewa entah kenyataan terlalu pahit. Aku hanya ingat pesan ibu semua pasti akan ada akhirnya. 11 jam perjalan begitu melelahkan. Sampai di stasiun kota kami langsung mencari tempat untuk rebahan yah sekedar meluruskan kaki sambil bersiap-siap untuk pulang.

Siti : din makasih yah

Dini : sama-sama siti

Diki : ia din, seru main sama lu semoga kita bisa jadi temen terus yah.

Karena  mereka masih harus naik kereta ke arah tangerang maka aku menunggu mereka sampai naik kereta karena rumah ku dari stasiun kota hanya membutuhkan satu kali naik angkot. Tiba-tiba riko mendekati ku 

Riko : Din, makasih banyak yah.

Dini : ah (sambil mencoba menghindari tatapan riko) ia ko sama-sama.

Riko : makasih atas semua hal yang buat gw ngerti tentang pelajaran hidup, tentang perjuangan hidup

Dini : sama-sama, baik-baik yah ko

Aku tidak pernah berani menatap wajahnya karena jujur hati ku belum rela melepaskan semua ini. Tidak lama kemudian kereta arah tangerang datang kami bersalam lalu mereka bertiga naik kereta. Lalu aku berjalan dengan perasaan terus kucoba kuatkan. Aku menarik nafas lalu membuangnya dengan senyuman aku sudah rindu ibuku di rumah kangen masakan ibu. Aku berjalan keluar stasiun sambil menunggu angkutan umum.

Andini - Biarkan Aku Jatuh Cinta Padamu -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang