Hari ini weekend, hari yang sangat di sukai banyak orang karna hari ini mereka bisa santai, jalan-jalan, atau bahkan tidur sampai siang.
Sama hal nya dengan Lauren, sekarang ia sudah berada di mall seperti yang ia rencanakan semalam. Lauren memang sudah menghafal jalan yang ada di kota ini, karena setiap liburan sekolah ia selalu liburan kemari.
"Huaa...akhirnya gue bisa jalan-jalan juga! sumpek gue di rumah terus," ungkapnya sambil berjalan melihat-lihat toko yang ada di mall ini. karena terlalu fokus melihat-lihat toko, Lauren tidak sengaja menabrak seseorang.
Bruk
"Aduhh, bokong gue," desisnya. Lauren tersungkur ke lantai dan kembali berdiri.
"Astaga maafin gue tadi ng--" saat hendak melanjutkan kata-katanya, orang tersebut langsung memotong."Woy! jalan tuh pake mata. Atau mata lo udah rabun? sampe-sampe ngak bisa liat orang sebesar gue? Oh, gue tauu pasti lo mau modusin gue kan? dasar cewek. ngak bisa liat cowok ganteng langsung di modusin," cerocos cowok itu panjang lebar.
"Eh, ni cowok ganteng sih ganteng tapi mulutnya kok kaya mercon ya? ngak bisa diem terus ngomongnya ngelantur ke mana-mana lagi. pengen gue jambak tuh rambutnya sampe botak," Batin Lauren.
"Eh, lo kalo ngomong hati-hati ya lo pikir gue cewek apaan? pede banget lo berfikir gue modusin. ogah banget, gue tuh tadi beneran ngak sengaja tau," bantah Lauren yang tidak senang karna di katakan sengaja modus.
"Udah salah banyak alesan," ujar cowok tersebut dan melangkah meninggalkan Lauren yang sedang emosi.
"Dasar cowok nyebelin!" teriak Lauren kepada cowok yang tadi ia tabrak.
"Cewek aneh," batin cowok tersebut.
"Ishhh awas aja ya lo. kalau gue ketemu sama lo lagi, gue bakalan jambak rambut lo sampe botak," dumal Lauren dengan wajah yang kesal.
Kini Lauren tengah berjalan menuju moblinya, dia telah selesai membeli semua perlengkapan sekolah. Tujuannya sekarang yaitu gramed, dunia keduanya. Ia memasuki mobil lalu menancap gas dengan tenang. Saat telah sampai dan memasuki gramed, Lauren melihat sosok yang familiar.
"Wah, itu kan cowok yang tadi di mall. ngapain dia di sini?" Lauren bermonolok sambil terus memperhatikan gerak-gerik cowok tersebut. Lauren sedikit memicingkan matanya saat melihat punggung tangan cowok itu.
"Hah! itu kan tato yang samaa dengan tato yang semalam gue liat sama kak Natan." Lauren terkejut melihat tato tersebut.
Cekrek
CekrekLauren memotret wajah dan punggung tangan cowok itu dengan cara di zoom agar lebih jelas, karna posisinya saat itu jauh dari pria tersebut. Setelah selesai memotret Lauren kembali ke tujuan utamanya. saat hendak membayar tiba-tiba..
"Mbak," panggil lauren dan juga cowok tadi bersamaan. Mereka pun langsung menoleh ke arah satu sama lain.
"Lo?!" kaget mereka bersamaan.
"Lo lagi, lo lagi. Lo buntutin gue sampe sini ya? segitu ngefans nya lo sama gue?" sindir cowok itu dengan angkuhnya.
"Heh kampret! pede banget lo ya. yakalii gue buntutin monyet kek lo," omel Lauren dengan wajah yang kesal.
"Apa? monyet? ngacaa woy lo aja sama kek kambing bunting," ejek cowok itu dilanjut dengan tawanya.
"Nggak lucu! pokonya gue duluan," kukuh Lauren sambil menyodorkan buku yang ia ambil tadi kepada mbak kasir tapi di halangi oleh cowok itu.
"Eitss..enak aja lo main nyelonong aja. gue duluan pokonya," keukeh pria tersebut tak mau mengalah.
"Ladies first dong. Soo...gue duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Heart (HIATUS)
Teen Fiction[Follow dulu ya sebelum baca ] Jangan liat prolognya doang, ceritanya baca juga yak:) "Haaaa..mau ke mana kamu? kamu tidak bisa lolos dari saya." Pak satpam terus mempererat cekalannya. "Kok bapak tanya saya mau ke mana? ya jelas lah saya mau kabur...