Akhirnya waktu yang di tunggu semua murid datang. bel pulang telah berbunyi membuat bu Siska selaku guru matematika menyudahi pelajarannya. setelah berpamitan, bu Siska pun melangkah meninggalkan kelas.
Kelas seketika mulai sepi dikarenakan telah banyak murid-murid yang pulang ke rumah masing-masing atau sekedar pergi nongki-nongki."Len, kita mau pergi ke mal nih lo ngak mau ikut?"tanya Arumi kepada Lauren yang tengah memasukan alat tulisnya ke dalam tas.
"Lain kali aja deh, soalnya gue mau bersihin kelas. besok piket gue."
"Yaelah, rajin bener lo,"ujar Alice yang baru datang bersama Audie.
"Iya lah. emang ello?! di suruh piket malah lari,"kesal Audie. pasalnya Alice selalu lari ketika di suruh mengerjakan piket, alhasil ia hanya sendirian menyapu kelas karena teman lainnya hanya sekedar mengangkat bangku atau mengangkat rumput.
Alice cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal."yaelah baperan."
"Pala lu!"sentak Audie dengan kesal. Arumi memutar bola mata malas melihat pertengkaran kedua temannya.
"Yaudah, kita pergi dulu ya len. bayyy,"pamit Arumi.
"Byyy Laurennn,"ujar Audie dan Alice bersamaan.
"Iya by..tiati."
Setelah itu mereka bertigapun keluar dari kelas menyisakan Lauren seorang diri. Lauren mulai mengangkat bangku-bangku ke atas meja sambil mengoceh. pasalnya semua teman nya piket hari ini telah hilang entah kemana.
"Hai,"sapa Arga yang tengah berjalan memasuki kelas dan duduk di atas salah satu meja sambil memperhatikan Lauren yang tengah mengangkat bangku.
Lauren menatap Arga sinis.
"Apa lo?!"sentak Lauren dengan ketus sambil tetap meneruskan pekerjaannya."Cielah, galak benner dahh."
Lauren tak menanggapi ucapan Arga dan terus melanjutkan pekerjaannya. Arga yang merasa di abaikan pun berjalan mendekati Lauren.
"Jangan deket-deket! nanti gue kena rabies."
Arga tak menghiraukan ucapan Lauren dan terus berjalan mendekatinya. refleks Lauren berjalan mundur ketika Arga terus saja berjalan mendekat.
Saat tengah berjalan mundur, Lauren tak sengaja menyenggol salah satu meja dan membuat bangku yang ada di atas meja jatuh ke arahnya."Aaaa!!"
Lauren berteriak dan memejamkan mata saat melihat bangku yang sebentar lagi akan mengenainya. Lauren berharap saat ia membuka matanya, ia di tolong oleh sehun oppa.
Melihat bangku yang akan mengenai Lauren, Arga dengan sigap menarik Lauren cukup kuat sehingga mereka terjatuh di lantai dengan posisi Lauren yang berada di atas Arga.
'Wahh...sehunn nih pasti sehunn nolongin guee. owahh semoga depan mata gue sehunnn aminnnn. bismillahirohmanirahim.' batin Lauren yang tingginya mengalahkan monas.
Lauren perlahan membuka matanya dan terkejut bercampur kecewa melihat orang di hadapannya. kecewa karena bukan sehun yang menyelamatkannya, maklumlah fansgirl. dan terkejut karena jarak wajahnya dan Arga begitu dekat hingga nyamuk tak berani lewat.
Untuk beberapa saat Tatapan mereka terkunci satu sama lain. Lauren merasa gugup karena Arga menatapnya lekat belum lagi jantungnya yang dag dig dug serrr....
'Bangke ni jantung. lebay banget berasa kayak orang bucinn gue' batin Lauren kesal karena jantungnya yang tak bisa di ajak kompromi.
Saat hendak bangkit, Arga dengan cepat menahan pinggangnya membuat Lauren tidak bisa bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Heart (HIATUS)
Novela Juvenil[Follow dulu ya sebelum baca ] Jangan liat prolognya doang, ceritanya baca juga yak:) "Haaaa..mau ke mana kamu? kamu tidak bisa lolos dari saya." Pak satpam terus mempererat cekalannya. "Kok bapak tanya saya mau ke mana? ya jelas lah saya mau kabur...