Hari ini adalah hari pertama Lauren di sekolah SMA 1 NUSA.
Dia akan memiliki guru baru, teman baru, musuh baru, buset dah musuh baru.Yang paling terpenting dia akan memiliki masalah baru tentunya bersama satu makhluk yang tak lain adalah Arga Marfel Alexander. Orang yang akan ia dekati dan mengambil kepercayaannya.
Kini Natan, Sintia Agustina (tante Lauren), dan Antonio Fawken (paman Lauren) sedang sarapan. Sedangkan Lauren masih bersiap-siap untuk ke sekolah.
"Lauren! cepet sarapan!" teriak Sintia sambil mengoleskan selai di atas roti untuk sarapan pagi ini.
"Aduh mah, nggak usah teriak-teriak dong nanti kuping Natan copot," ujar Natan sambil menutup telinganya.
"Lebay kamu."
"Pagii!" teriak Lauren dengan berlari menuruni tangga.
"Woy! kaleng rombeng nggak usah teriak-teriak. Mulut lo bau," kesal Natan sambil memakan rotinya.
"Ih, enak aja lo! mulut harum bau bunga kasturi gini lo bilang bau." Lauren memberikan tatapan tajam kepada Natan.
"Semerdeka lo dah," pasrah Natan dengan memutar bola mata malas.
Lauren duduk di samping Natan dan memakan roti yang telah di siapkan Sintia.
"Gue anter lo nanti selesai upacara," sahut Natan yang masih memakan rotinya.
Lauren menoleh ke Arah Natan.
"Kok gitu sih? kan gue murid baru nggak harus telat dong," kilah Lauren sambil mengunyah roti yang ada dalam mulutnya.
"Maka dari itu, lo kan murid baru nih emang pas upacara lo mau baris di mana ha? di pos satpam? kan lo belum punya kelas cebol," kesal Natan sambil meminum susunya.
"Hehe ... iya yah, gue lupa."
"Dasar emang."
"Selow mas broo jangan suka marah-marah dong nanti cepat tua, terus nggak ada yang naksir lagi," ejek Lauren disambung dengan tawanya.
"Udah, jangan berantem terus. Papa udah mau berangkat ke kantor," lerai Anton lalu berdiri dari duduknya.
Mereka menyalimi tangan Anton dan setelah itu Anton keluar rumah di ikuti Sintia yang membawakan tas kantornya.
"Len, lo harus berusaha mulai hari ini buat deketin tuh anak," ujar Natan mengingatkan akan kesepakatan mereka.
"Iya lo tenang ajaa, ini demi mobil ferrari," jawab Lauren sambil menyengir.
"Natan cepet anterin Lauren ke sekolah kayaknya upacara udah selesai," ujar Sintia yang baru masuk ke dalam rumah.
"Iya mah, ini juga mau pergi," Natan berdiri dari duduknya untuk menghampiri Sintia disusul Lauren di belakangnya lalu menyalimi punggung tangan Sintia.
"Hati-hati yaa," peringat Sintia.
"Assalamualaikum," ucap Natan dan Lauren bersamaan.
"Waalaikumsalam," jawab Sintia.
"By, tante." Lauren mencium pipi kanan Sintia.
"By, sayang."
Sekarang, Lauren dan Natan sedang berada di dalam mobil menuju ke sekolah Laurenn.
......
Hari ini mungkin keberuntungan sedang memihak kelas 11 IPA1 karena guru matematika yang terkenal killer sedang tidak masuk hari ini. Mereka punya jam kosong selama 3 jam dan itu tentunya tidak mereka sia-siakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Heart (HIATUS)
Novela Juvenil[Follow dulu ya sebelum baca ] Jangan liat prolognya doang, ceritanya baca juga yak:) "Haaaa..mau ke mana kamu? kamu tidak bisa lolos dari saya." Pak satpam terus mempererat cekalannya. "Kok bapak tanya saya mau ke mana? ya jelas lah saya mau kabur...