Tak terasa Sudah seminggu Lauren bersekolah di SMA 1 NUSA. Tak sedikit murid-murid yang telah akrab dengan Lauren, mengingat sifat Lauren yang ramah dan ceria. Soal kesehariannya di sekolah cukup baik bahkan hubungannya dengan murid-murid di kelas sudah sangat akrab. jangan lupakan Arga yang selalu menjahilinya kadang menyuruhnya ini lah, itu lah yang sangat-sangat menjengkelkan. Mengenai rencananya dan juga Natan masih belum berkembang mengingat hubungannya dan Arga selalu bertengkar.
Kini Lauren dan Arumi tengah duduk di bangku mereka, Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Lauren menelungkupkan wajahnya ke meja dengan earphone yang melekat di telinganya. Arumi? gadis itu sedari tadi memainkan ponselnya sambil senyam-senyum sendiri. maklumlah orang lagi kasmaran.
Kelas yang semula tenang, sepi, adem, seketika mulai riuh dengan murid-murid yang mulai berdatangan karena sebentar lagi bel berbunyi.
"ANNYEONGHASEYO YEROBUM!"sapa Alice dengan suara cemprengnya membuat semua orang menatapnya kesal.
Sapa yang tidak kesal coba, jika masih pagi-pagi telinga harus menampung volume yang cempreng."Bisa ngak, ngak usah teriak-teriak?! emang lo kata ini hutan belantara apa!"bentak Zeen salah satu siswi kutu buku yang terkenal judes dengan ucapannya yang sepedas bon cabe level 30.
"Suka-suka gue dong! mulut-mulut gue juga,"jawab Alice sambil memainkan rambut dengan jarinya.
"Gue sumpahin lo jadi bisu!"
"Subahanallah itu mulut yah ishh..amit-amit dah,"Alice menepuk-nepuk kepalanya dan meja secara bergantian.
Alice berjalan menuju bangkunya hanya untuk menaruh tas. setelah itu ia menghampiri Lauren dan Arumi.
Alice menyergit heran melihat Arumi yang senyam-senyum sendiri."kesambet ya lo?"Tanya Alice sambil duduk di bangku depan Arumi.
"Iyee. gue kesambet cintanya si Dion,"Arumi menopang dagunya dan tersenyum manis mengingat sang pujaan hati.
Alice memutar bola mata malas."Ye...lebay amat lo! jijik gue liatnya."
"Bilang aja lo iri."
"What? iri? big no!"Alice menggoyang-goyangkan telunjuknya. Baginya menjadi jomblo itu pilihan, bukan karna tak laku tapi karena ia tak ingin sakit hati.
Arumi memutar bola mata malas."Ngomong jujur aja susah amat!"
Alice mencebikkan bibir kesal."lo siap-siap aja terima undangan pernikahan gue sama Lee Min Ho,"ujarnya dengan bangga.
Arumi tertawa mengejek mendengar ucapan Alice yang kelewat halu."ksyannn...penyakit kelamaan jomblo ini mah,"ejek Arumi di sela-sela tawanya.
Mendegar tawa Arumi, Lauren langsung mendongak dan mengubah posisinya menjadi duduk tegap lalu melepaskan earphone yang melekat di telinganya.
"Napa lo?"tanya Lauren yang melihat Arumi tertawa terbahak-bahak lalu melemparkan pandangannya ke arah Alice yang mengerucutkan bibir kesal.
"Tau tuh! ngak ada yang lucu malah ketawa,"jawab Alice kesal.
Audie yang baru datang langsung menghampiri ketiganya dan duduk di bangku samping Alice.
Audie menatap Arumi dan Alice heran lalu melemparkan tatapan bertanya kepada Lauren yang hanya di balas hendikkan bahu oleh Lauren yang sama herannya dengan kedua makhluk tersebut."ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR!"teriak Alvaro yang tengah berjalan memasuki kelas dan di susul Arga juga Arnol.
Sontak semua orang yang berada di kelas langsung menatap Alvaro jengkel tak terkecuali Lauren ddk."Eh buset, mulut lo bau banget!"ujar Arga seraya mencepit hidungnya dengan jari.
"Teman laknak lo!"sumpal Alvaro tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Heart (HIATUS)
أدب المراهقين[Follow dulu ya sebelum baca ] Jangan liat prolognya doang, ceritanya baca juga yak:) "Haaaa..mau ke mana kamu? kamu tidak bisa lolos dari saya." Pak satpam terus mempererat cekalannya. "Kok bapak tanya saya mau ke mana? ya jelas lah saya mau kabur...