Akhirnya, mereka telah selesai membersihkan gudang bersamaan dengan bell istirahat yang berbunyi membuat ketiga gadis tersebut mengucapkan rasa syukur.
"Alhamdulillah akhirnya...."teriak Arumi dan membuang sapu yang di genggamnya ke sembaraang tempat lalu merenggangkan otot-ototnya yang sangat pegal.
Begitupun yang di lakukan Audie dan Lauren. mereka membuang peralatan yang mereka gunakan ke sembarang tempat dan merapikan penampilan mereka yang berantakan.
"Kantin kuy!"ajak Lauren.
"Kuy lahh,"jawab kedua temannya.
Setelah itu mereka bertiga berjalan menuju syurga dunianya saat ini untuk mengisi perut yang sudah demo.
Saat mereka telah sampai di kantin, mereka langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin untuk mencari tempat yang kosong."OY GAYSS! DI SINIIII!"teriakan cempreng seseorang dengan melambai-lambaikan tangannya di tempat paling pojok kantin.
Tentu saja teriakan tersebut mengundang tatapan tajam dari para penghuni kantin dan tanpa diberitahu tentu saja kalian tahu sendiri pemilik suara cempreng tersebut yang tak lain adalah Alice."ngak usah liat-liat! gue emang cantik!"sewot Alice serta mengibaskan rambut sepinggangnya.
Mereka bertiga berjalan menghampiri Alice lalu duduk di bangku depan gadis tersebut.
Melihat wajah teman-temannya, Alice spontan tertawa terbahak-bahak."Napa tuh muka kusut amat?mana kucel lagi,"ejek Alice di sela-sela tawanya.
Ketiganya langsung menatap Alice tak suka. bagaimana bisa Alice menertawakan mereka habis-habisan sedangkan mereka baru saja berjuang membersihkan gudang yang kotornya naudzubillah.
"Enak benner ya lo ketawain kita-kita. mending cepetan sono pesenin kita makanan!"kesal Audie yang sudah jengah melihat Alice yang tertawa terbahak-bahak.
"Dihh..emang lo kata gue babu!"bentak Alice yang tak suka mendengar Audie yang seenak jidatnya memerintah.
"Udahlah pesenin aja sana, lo ngak kesihan nih liat kita yang udah kecapean,"ujar Lauren dengan tenang seraya membaringkan kepalanya di meja.
"Iya nih, lelah hayatiihh....."ujar Arumi dengan dramatis.
"Najis!"sentak Alice, Audie, dan Lauren bersamaan saat melihat Arumi begitu lebay.
"Yaelah, udah kayak netijen aja lo padaa,"celutuk Arumi.
"kalian mau pesan apa nih?"tanya Alice seraya berdiri dari duduknya.
"Gue bakso dua, sama jus alpukat satu,"ujar Arumi.
"gado-gado, bakso, jus mangga,"ujar Audie.
"Mie ayam, bakso, sama es teh tiga,"ujar Lauren.
"Eh busett...tuh perut apa gentong minyak,"celutuk Alice seraya menggeleng-gelengkan kepala tak percaya. ia heran melihat teman-temannya yang memiliki nafsu makan yang tinggi tetapi berat badan tak bertambah. tuh lambung terbuat dari karet kali yah.
"Tangki air!"sentak Audie.
"Uhhh....peedasss,"ejek Alice dengan gaya lebay nya yang membuat Audie seketika naik darah.
"Pergi ngak lo!"sentak Audie yang membuat Alice langsung gas pol untuk membelikan pesanan mereka sebelum ia mendapatkan semprotan amarah yang lebih dari Audie.
Kata Alice, kalau marah Audie mirip ular anaconda yang siap buat nelan mangsanya.Selang beberapa menit, Alice datang bersama mbak jejem membawakan pesanan mereka. kan ngak mungkin tuh dia bawa sendiri kecuali Alice punya jurus seribu bayangan kayak naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Heart (HIATUS)
Fiksi Remaja[Follow dulu ya sebelum baca ] Jangan liat prolognya doang, ceritanya baca juga yak:) "Haaaa..mau ke mana kamu? kamu tidak bisa lolos dari saya." Pak satpam terus mempererat cekalannya. "Kok bapak tanya saya mau ke mana? ya jelas lah saya mau kabur...