12. Marsya

121 76 19
                                        

Jangan lupa di vomen yah. gratis kok😂

Malam ini Lauren pergi ke gramed yang tak terlalu jauh dari kompleksnya maka dari itu Lauren memilih berjalan kaki sambil menikmati suasana malam yang lumayan sepi dan tenang.

Lauren tersenyum ketika ia telah sampai di gramed tersebut. Ia masuk dan mulai menyusuri satu persatu rak untuk mencari novel yang baru saja diterbitkan.

Kebetulan, Arga juga datang ke gramed yang sama untuk membeli buku. Arga masuk kedalam gramed dan sedikit memicingkan mata ketika melihat gadis yang sepertinya ia kenali tengah sibuk mencari buku.

"Itu Lauren bukan yak?"gumam Arga. Ia berjalan mendekati gadis tersebut dan tersenyum karena tebakannya benar. Arga berdiri tepat di belakang Lauren dan sepertinya gadis tersebut tak menyadari kehadirannya.

"Yuhuy..dapet juga akhirnya,"Lauren besorak gembira ketika mendapatkan apa yang ia cari.

Arga terkekeh melihat Lauren yang begitu menggemaskan. Saat melihat Lauren yang akan berbalik, ia berencana ingin mengagetkan gadis tersebut.

"DOR!!"Arga berteriak dan sukses membuat Lauren terkejut hingga refleks menonjok hidung mancung seorang Arga Marfel Alexander.

"Awsss..."Arga meringis memegangi hidung nya yang baru saja mendapatkan tonjokan maut yang cukup keras. sedangkan Lauren sendiri masih dalam mode terkejut.

1 detikk

2 detikk

Dan mereka berdua baru tersadar ketika darah segar mengalir dari hidung Arga.
Rasanya ketika kaget, kekuatan Lauren bertambah dua kali lipat dari biasanya.

"Ya lord!! lo mimisan Gaa!"Lauren panik melihat darah yang keluar dari hidung Arga tak henti-hentinya mengalir sedangkan Arga terus meringis dan terus berusaha menyumbat darah dengan lengan jaketnya.

Lauren menarik tangan Arga untuk mengikutinya.
Lauren berhenti terlebih dahulu untuk membayar novelnya setelah itu ia kembali menarik Arga keluar gramed.

"Lo duduk aja dulu di taman sana entar gue nyusul. Jangan ke mana-mana!"peringat Lauren seraya menunjuk taman yang berada di seberang jalan. Setelah itu Lauren berlari menuju apotek yang tak jauh dari gramed.

Arga berjalan menuju taman tersebut dan duduk di salah satu bangku. Arga sedari tadi tidak bersuara entah mengapa ia sangat menikmati kepanikan Lauren yang menurutnya lucu.

Tak lama kemudian, Lauren datang dan duduk di sebelah Arga dengan membawa kresek yang berisikan air mineral dan kapas.

"Sini gue bersihin,"titah Lauren yang sudah siap dengan kapas di tangannya.

"Ngak usah biar gue aja. Lagian darahnya udah berhenti keluar kok,"tolak Arga tak mau merepotkan.

Lauren menghembuskan nafas plean."Yaudah sih biar gue aja. Kan ini juga salah gue."

Tanpa menunggu jawaban Arga, Lauren menarik dagu Arga agar menghadap ke arah nya lalu ia mulai membersihkan hidung Arga dengan hati-hati.

Arga menatap lekat wajah Lauren yang begitu telaten membersihkan hidungnya. Arga memperhatikan setiap lekuk wajah Lauren mulai dari mata indahnya, hidung mancung, dan tatapannya tiba-tiba teralih ke...bibir merah muda alami.

Arga segera mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.
Namanya juga laki-laki normal, lewat setan bisa-bisa khilaf kalau diliatin terus.

"Selesai,"ujar Lauren yang telah selasai membersihkan darah di hidung Arga dan beralih memberikan sebotol air mineral yang segera diterima oleh pemuda tersebut.

Thief Heart (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang