"Kepo baget lo sama guee," timpal seseorang dari belakang sambil berjalan menghampiri mereka.
Mendengar seseorang yang menyambung pembicaraan mereka, spontan Arumi dan Lauren berbalik bersamaan dan menoleh ke sumber suara.
--------
Lauren maupun Arumi terbelalak saat melihat Arga yang kini berada di hadapan mereka. Gimana nggak kaget coba kalau ketahuan sama orang yang lagi di ngomongin. Kresek mana kresek?
"L-lo?" tanya Lauren terbata-bata.
"Iya gue. Kenapa emang?" tanya Arga dengan santainya.
"Ngapain lo kemari hah?" tanya Lauren dengan nada yang nyolot.
"Eh tuyul, keknya gue ketemu mulu deh sama lo. nggak di mall, gramed, dan sekarang di sekolah. Wah, gue curiga nih lo stalker gue yah? belom lagi tadi lo kepo-kepoin gue sama si Arumi," tuding Arga sambil berkacak pinggang di hadapan Lauren.
Lauren terbelalak mendengar tuduhan Arga.
"Gue? gue stalker lo?" Lauren menunjuk dirinya sendiri. "idih, amit-amit dah." sambungnya.
"Etdah, bilang aja kalau lo ngefans sama gue kagak usah gengsi."
"Iyuhh, pengen muntah dengerin nih anak monyet kepedean banget," ejek Lauren dengan ekspresi pura-pura ingin muntah.
"Lah, terus ngapain lo kepoin guee hah?"
"Pengen tau aja, emang apasih yang mereka fans dari orang kek lo. Kayak nggak ada indah-indahnya. Atau gue curiga lo pake guna-guna kali." tuding Lauren.
"Guna-guna pala luu! udah pasti karna gue ganteng, keren, baik, pintar lagi," ujar Arga sambil menyisir rambutnya dengan jari.
"Udah, sana pergi! ganggu aja lo," usir Lauren dengan mendorong lengan Arga.
"Jangan galak-galak lo sama guee, nanti lo suka," cetus Arga sambil tersenyum miring dan mengangkat sebelah alisnya.
"Ogah."
"Yakin?"
"Iya lah."
"Liat aja nanti," tandas Arga sambil berjalan keluar kelas menuju lapangan basket. Melihat sobatnya keluar kelas, Arnol dan Alvaro mengikuti Arga.
"Ciee...jadi lo berdua udah saling kenal?" tanya Arumi dengan nada mengejek.
"Ih, apaan sih lo. Itu pun hanya kebetulan pas gue ke mall terus pas di gramed ketemu lagi."
"Oh, itu artinya--" Arumi sengaja menggantung ucapannya seraya menahan tawa saat melihat Lauren penasaran.
"Lo berdua jodohhh!" lanjutnya di sambung tawa lepas.
"Rese lu," kesal Lauren.
Tring tring tring....
Bel istrahat pun berbunyi murid-murid yang sedari tadi belajar sekarang telah berhamburan keluar kelas.
"Ngomong-ngomong tuh anak dua pada kemana ya? kok nggak balik-balik dari toilet sih," heran Lauren karena Audie dan Alice tidak balik-balik dari toilet.
Mendengar ucapan Lauren, Arumi berhenti tertawa.
"Kalau nggak balik-balik gini sih ada dua kemungkinan, yang pertama tuh dua anak kejedot di kloset dan yang ke dua mereka udah ke kantin," terang Arumi.
"Oke, kalau gitu kita ke kantin aja kuy! perut guee juga udah minta di isi nih," ajak Lauren dan di balas anggukan oleh Arumi.
Saat berjalan di koridor mereka melewati lapangan basket yang di sana ada Arga Ddk yang sedang bermain basket. Sebenarnya mereka bukan anak basket tapi mereka hanya ingin bermain saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Heart (HIATUS)
Fiksi Remaja[Follow dulu ya sebelum baca ] Jangan liat prolognya doang, ceritanya baca juga yak:) "Haaaa..mau ke mana kamu? kamu tidak bisa lolos dari saya." Pak satpam terus mempererat cekalannya. "Kok bapak tanya saya mau ke mana? ya jelas lah saya mau kabur...