Saat sedang asik emotret, Lauren tidak menyadari kedatangan Arga. Arga berdiri di ambang pintu menatap heran ke arah Lauren yang sedang memotret-motret.
"Ngapain lo?"
Lauren kaget lalu menjatuhkan jaket tersebut dengan posisi tangan masih memegang ponsel sedangkan tangan satunya masih tergantung di udara.
------------------------------------------------------------------
Lauren gelagapan dan tetap bertahan dengan posisinya seakan-akan tubuhnya mengeras dan tidak dapat di gerakkan sedikitpun.
kedatangan Arga membuat Lauren seakan-akan menjadi anak durhaka yang di kutuk ibunya menjadi batu wkwkw.
"Woi masi idup?"tanya Arga heran melihat Lauren yang terdiam membatu.
'Aduhh gimana nih' batin Lauren panik.
Tapi sepertinya keberuntungan berada di pihak Lauren saat ini, seketika sebuah ide muncul di otaknya. Lauren bersyukur walau otaknya sering koslet menghadapi pelajaran akhirnya berguna juga di saat-saat genting.
Lauren dengan cepat mengubah kamera yang tadinya kamera belakang menjadi kamera depan, setelah itu ia mulai berselfi dengan berbagai gaya dan bergerak kesana kemari serta berpindah-pindah tempat seperti mencari posisi yang tepat.
Arga mengernyit heran melihat Lauren yang tadinya diam membatu sekarang malah bergerak kesana kemari seraya berselfi-selfi.
Dia gila?
"Setres ya lo?"Arga menatap Lauren dengan tatapan menyelidik.
Lauren berhenti lalu menghadap menatap Arga dengan tatapan se- sinis mungkin untuk menutupi rasa was-was dalam dirinya.
"sembarangan lo kalau ngomong!"bentak Lauren.
"Sante dong, udah kayak emak-emak pergi tawuran aja,"cibir Arga membuat Lauren melotot ke arahnya.
"Abisan lo sih, pertama lo diam udah kek orang kerasukan terus sekarang lo malah selfi-selfi, mana di kamar gue lagi. Aneh lo!"lanjutnya.
"Suka-suka gue dong mau gue selfi di kamar kek, wc, kuburan, padang pasir, kenapa jadi lo yang sewot?"jawab Lauren dengan sinis.
"Ya sewot lah oon, orang lo selfi di kamar gue juga. terus kenapa tuh jaket gue nyium lantai?"Arga menunjuk jaketnya yang tergeletak di lantai.
Lauren mengarahkan tatapannya ke arah yang di tunjuk Arga.
"Ya karna jomblo kalii makanya nyium lantai, mirip yang punya,"jawab Lauren asal membuat Arga melongo.
"Biar Jomblo gini banyak yang ngejar coi,"bantah Arga dengan bangga seraya menyisir rambut dengan tangannya.
Lauren memutar bola mata malas. "Ia banyak yang ngejar. dep kolektor,"timpal Lauren dengan ketus membuat Arga mencibir.
"Serah lo dah. cepetan gue antar balik udah sore banget soalnya,"Arga melirik ke arah jam dinding yang menunjukan jam 5:40 pm.
"Yaudah gue beresin ini dulu."
"Gue tunggu di depan,"kata Arga yang di balas anggukan oleh Lauren. setelah itu ia mulai melangkah keluar.
Lauren mengambil jeket Arga dan meletakannya di lemari setelah itu ia berjalan ke kasur untuk mengambil tasnya.
Saat akan melangkah keluar, mata Lauren tak sengaja melihat bingkai foto yang berada di atas nakas, ia mengambil dan melihat foto tersebut. foto itu adalah foto Arga bersama sahabatnya dimana ada Alfaro, Arga, Arnol dan seorang gadis yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Heart (HIATUS)
Ficção Adolescente[Follow dulu ya sebelum baca ] Jangan liat prolognya doang, ceritanya baca juga yak:) "Haaaa..mau ke mana kamu? kamu tidak bisa lolos dari saya." Pak satpam terus mempererat cekalannya. "Kok bapak tanya saya mau ke mana? ya jelas lah saya mau kabur...