"Hei, kok calon pengantinnya bertekuk muka begitu?"
"Oppa, kau datang?" teriak Lisa dan berlari ke arah kakaknya lalu memeluknya erat.
"Sudah-sudah, nanti make up mu luntur. Jangan menangis, calon pengantin kok manja," Min yoongi mengelus lembut punggung adiknya.
"Oppaaa," Lisa memberengut mendengar ledekan kakaknya.
Setelah kematian yang menimpa kedua orang tuanya, Min Yoongi lah yang mengurus semuanya, dari perusahaan hingga adiknya yang lebih muda 4 tahun darinya.
Usianya saat itu baru 21 tahun, seorang mahasiswa bisnis tingkat 3, sedangkan adiknya masih duduk di kelas akhir senior highschool.
Sambil menyelesaikan kuliahnya, Dengan tangan dinginnya, Yoongi berhasil menaikkan level perusahaannya menjadi salah satu perusahaan nomor 2 di Korea Selatan yang menjadikannya juga sebagai CEO sukses termuda ketika itu.
Walaupun dirinya sibuk, Yoongi selalu ada untuk adik keras kepalanya, Min Lalisa. Ia sangat menjaga adiknya hingga tidak ada satupun lelaki yang berani mendekatinya.
Tidak, Yoongi bukan menilai lelaki yang mendekati adiknya berdasarkan harta, tetapi ketulusannya.
Hingga lelaki itu datang, seorang lelaki berwajah tampan bergigi kelinci bertubuh atletis. Jeon Jungkook, yang sejak Lisa kuliah tingkat pertama melabelkan dirinya sebagai sahabat Lisa.
Yoongi, kecolongan, tidak pernah ia sangka, si lelaki itu akan menjadi kekasih adiknya.
Ia ingat betul, saat ia pertama kali dikenalkan oleh Jungkook. Saat itu Jungkook tidak sememikat ini. Dirinya berasal dari keluarga menengah bawah.
Tubuhnya kurus, matanya menyorotkan keputusasaan tanpa gairah hidup. Wajahnya selalu sendu dan Yoongi bisa melihat luka-luka dan lebam-lebam di tubuhnya.
Jungkook mahasiswa tingkat pertama jurusan bisnis itu adalah korban kekerasan rumah tangga. Lisa menemukannya sekarat di sebuah halte dekat rumah saat ia pulang malam dari kampusnya.
Lisa dengan segala kebaikan dalam dirinya membawanya ke rumah sakit dan menghubungi Yoongi untuk membantunya.
Sejak itu, dimana ada Jungkook disana ada Lisa. Lisa lah yang membantunya berubah, mencarikannya kerja paruh waktu dan sebuah flat kecil agar Jungkook tidak perlu pulang kerumahnya dan mendapat kekerasan lagi.
Lisa jugalah yang membantunya mendapat beasiswa bagi mahasiswa berprestasi tapi kurang mampu.
Lisa bahkan setiap hari pulang pergi ke flat Jungkook hanya untuk memasakkan makanan agar jika Jungkook pulang dari kerja part time nya, ia bisa langsung makan.
Kalau dipikir-pikir, mestinya saat itu Yoongi harus sudah berjaga-jaga agar adiknya tidak terjatuh pada pesona si lelaki berengsek yang akan menikahi adiknya sekarang.
Entah apa yang membuat Yoongi tidak menginginkan pernikahan ini terjadi. Firasatnya mengatakan jika Jungkook akan melukai adiknya.
Sering kali Yoongi menyatakan keberatannya, tetapi adik manisnya itu sangat keras kepala. Ia sangat yakin kalau Jungkook is the one.
Apa boleh buat, mereka sebentar lagi menikah, Yoongi harus merestuinya dan mendoakan yang terbaik untuk adiknya. Ia hanya ingin adiknya selalu bahagia.
"Kau sedang memikirkan apa, oppa?"
"Tidak, aku hanya mengingat saat aku membantu ibu untuk mengganti popokmu saat kau kecil."
"Oppa!" Lisa memberengut kesal, namun beberapa detik kemudian, Lisa kembali memasang wajah sedihnya.
"Kau tidak bisa menungguku hingga pulang bulan madu baru pergi, oppa? aku akan sangat merindukanmu."
"Lisa ... kau kan tahu, ini perjalanan bisnis sayang, kalau ditunda akan berbahaya."
"Tapi kau akan pulang cepat kan?"
"Akan kuusahakan babygirl. Ayo, sudah waktunya kau menghampiri pangeranmu," Yoongi memberikan lengan kirinya untuk Lisa genggam.
Ia menggantikan almarhum ayahnya sebagai wali yang akan menyerahkan Lisa pada lelaki yang sebenarnya tidak ia sukai, Joen Jungkook.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Choice
Fanfiction"Should I give a second choice to a man who broke my heart or give a chance to a man who give unconditional love in my darkness days" Lalisa Manoban x Jeon Jungkook x Kim Taehyung *not your typical love story* Pict cr. jk_lalice language : Bahasa In...