- Apartemen Lisa -
"Kau tahu Lali, kau tidak perlu takut mengecewakan oppa mu. Dia malah akan sangat bahagia jika kau memberitahukannya."
Lisa di sofa, menunduk dan terdiam. Tidak berniat membalas ucapan Taehyung, saat ini ia berusaha keras menahan air matanya. Ia sadar, begitu ia buka suara, dirinya pasti akan menangis lagi.
Taehyung berjalan menghampirinya, berlutut di hadapan Lisa, berusaha untuk menatap wajahnya yang tertutup oleh rambut coklatnya yang panjang.
"Lali, kau masih mencintainya?" tanya Taehyung lembut sambil menggenggam tangan Lisa.
"Aku tidak tahu oppa. Mungkin, tetapi rasa sakit hatiku jauh lebih besar dari cintaku padanya oppa. Entahlah, kurasa aku hanya takut sendiri. Bagaimanapun aku telah bersamanya sejak kuliah oppa. Kami sudah menghabiskan waktu bersama hampir enam tahun.
"Dan, bagaimana dengan anak-anakku, mereka ... aku tidak ingin mereka tidak memiliki sosok ayah," tangis Lisa kembali pecah, yang membuat Taehyung kembali memeluknya dan mengelus punggungnya dengan sayang.
"Lalisa, kau tidak sendiri, gadis kecil. Kami tidak akan meninggalkanmu."
"Kau bohong oppa, kau yang pertama meninggalkanku, lalu Yoongi oppa, kemudian Jennie dan Jisoo unnie, Jimin oppa dan Rosé juga meninggalkanku. Bahkan Jin, Hobi dan Namjoon oppa juga.
"Kalian kemana selama ini? bahkan disaat aku hamil dan sendirian. Walau Kookie jarang bersama tapi ia tidak meninggalkanku sama sekali," teriak Lisa marah.
Ia kembali memukuli bahu dan dada Taehyung melepaskan semua kegalauan hatinya. Ia hanya takut ditinggal.
Setiap orang yang dekat dengannya perlahan-lahan, satu per satu meninggalkannya. Bahkan kakak satu-satunya.
Apakah ia tidak berharga? pikirnya.
"Tidak Lali, dengarkan oppa. Kami tidak meninggalkanmu, kami selalu ada untukmu. Walau kami tidak setiap hari di sebelahmu. Tapi kami selalu menunggu, menunggu dirimu. Kami selalu bertukar pesan, mencari kabar tentangmu. Percayalah, kami selalu ada untukmu.
"Apalagi Yoongi hyung, ia selalu tahu kabarmu. Setidaknya ia tahu kau sehat, karena ia tidak mungkin memata-mataimu kan. Jika ia tidak menghubungimu, itu karena ia sungguh sangat sibuk, Lisa. Cabang perusahaan di New York sangat berantakan.
"Ia butuh bekerja ekstra keras agar ia bisa kembali dengan cepat. Yoongi hyung hanya tidur 3 - 4 jam setiap harinya, itupun tidak nyenyak. Percayalah, ia sangat merindukanmu. Kau tidak lihat, betapa sumringah wajahnya begitu ia bisa pulang. Aku saja sampai trauma melihatnya."
'Aku juga sangat merindukanmu Lisa, aku bahkan seperti zombie ketika mendengar kabar pernikahanmu'
"Oppa! yang kau ledek itu kakakku, kakak kandungku, cih!"
"Oh, no no no, gadis kecilku, siapa yang mengajarkanmu mendecih pada Tae oppa mu?" tanya Taehyung pura-pura marah.
"Aku bukan gadis kecil oppa! Dan, terima kasih oppa. Kau selalu bisa mengembalikan mood ku."
"Aku hanya mengatakan kenyataannya, Laliku sayang."
"Ouch!"
"Ke-kenapa kau Lali?"
"Oppa berisik sih, anakku menendang-nendang lagi. Mereka benar-benar menyukaimu. Biasanya mereka tidak pernah bergerak selincah dan sesering ini," kata Lisa takjub dan menarik tangan Taehyung ke perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Choice
Fanfiction"Should I give a second choice to a man who broke my heart or give a chance to a man who give unconditional love in my darkness days" Lalisa Manoban x Jeon Jungkook x Kim Taehyung *not your typical love story* Pict cr. jk_lalice language : Bahasa In...