chapt 22

2.8K 390 185
                                    

Hai... Hai aloha, aii back again. Don't be sider, voment juseyo

¤¤¤

Ku lebarkan pandanganku, Terkejut dengan apa yang baru saja kulakukan.

Perlahan kuturunkan kedua tanganku, Menyadari apa yang kuperbuat dan berfikir ini adalah sebuah kesalahan. Mendengar ada makanan, aku mendadak gila dan hilang kendali. Memeluknya erat karena terharu hanya karena burger?

Sial, memalukan sekali

Bagaimana caranya aku mengatasi hal memalukan ini?

"ekhem... Ma-maafkan aku" gumamku pelan.

kalau ada dinding, pasti sudah ku bentur-benturkan kepala tak berotak ini ke dinding.

Kulihat dia masih diam saja, masih terkejut dengan wajah blanknya. Sepersekon kemudian, dia terbatuk-batuk sambil memalingkan wajahnya membelakangiku. Entah mataku yang bermasalah atau bagaimana, sekilas ku lihat telinganya memerah.

Dia berdehem beberapa kali lantas berusaha bersikap biasa saja. Sedangkan aku, merasa suasana menjadi canggung. Aku tertawa pelan seakan ingin mencairkan suasana. Bukannya berhasil, malah jadi semakin canggung.

"kau sungguh kelaparan?" tanyanya mendadak dengan seulas senyum yang bisa saja merontokkan jantungku

"a-apa? Iya hehe" cengirku terlihat semakin bodoh

Dia tersenyum miring,"makanlah kalau begitu. Tidak perlu malu saat bersamaku. Makan saja sebanyak yang kau mau"

Aku menggangguk lantas mulai memakan burger yang dia beri. Untuk sejenak kami sama-sama diam, Dia kembali menatap ke langit, dengan posisi kedua tangan yang menyangga tubuhnya dan kaki yang diluruskan, sedangkan aku yang sejak tadi masih diam sembari menyobek sedikit demi sedikit roti yang kubawa, diam-diam mencuri pandang ke arahnya.

Sial...dia tampan sekali...

Dikala diri ini tengah mengagumi ketampanan seorang kim taehyung, mendadak ponselku bergetar. Dari deringnya, seperti sebuah panggilan video bukannya pesan. Saat ku cek, nama chan lah yang terpampang dilayar ponsel.

Iya chan, adik laki-lakiku yang usilnya setengah mati.

Aku berdehem sebentar, "aku harus menerima panggilan ini" ucapku seolah meminta ijin darinya dan dia mengangguk.

Segera ku memunggunginya dan segera mengangkat panggilan video darinya, " ada apa?" tanyaku agak berbisik dengan bahasa daerah kami tentunya

"noona, bagaimana kabarmu?" tanyanya dengan senyum yang mengembang, ditambah cengiran yang bagiku sangat mencurigakan.

Aku memutar bola mataku malas, masih marah padanya karena kejadian waktu itu. Kejadian dimana dia memberi hiasan tompel pada stande milik jimin, "sangat baik karena tak perlu repot-repot lagi mengirim uang padamu"

"noona, jangan seperti itu. Aku kan sudah meminta maaf" ucapannya melemah, dan raut wajahnya mendadak sedih

Ku buang nafas lelahku karena mendadak merasa kasihan padanya, " iya baiklah, ada apa?" ucapku juga melemah

 SASAENG || BTS Story || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang