Jam pelajaran pertama hampir berakhir dan pembahasan malah makin serius.
"Cinta. Segala hal yang berkaitan dengan cinta tidak semuanya menyenangkan, membahagiakan, dan menyejukkan hati. Terkadang ada sebagian kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan, berawal manis kemudian berakhir tragis, dan bahkan ada kisah kehidupan yang semasa hidupnya sama sekali tidak merasakan cinta tapi ia memberikan cinta. Ada yang tahu kenapa pembahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia kali ini membahas tentang cinta?" Mata bu Lulu menerawang ke seisi kelas. Dipandanginya anak-anak spesial (begitu sebutannya untuk anak-anak yang waktu itu ia panggil ke kaprog) di kelas 10 AP 1.
Sang guru tersebut berdiri dari bangkunya dan berjalan perlahan ke mengitari meja-meja muridnya. Suasa hening sehening-heningnya.
Ada murid yang pura-pura membaca buku paket supaya tidak ditanya. Ada yang meremas roknya karena gerogi. Bahkan ada yang melamun entah karena apa.
Bu Lulu kembali duduk dibangkunya. Ia tersenyum sambil melepas menutup matanya. Beberapa anak saling bertatapan karena heran.
Setelah jari-jari bu Lulu lepas dari sepasang matanya yang tajam itu, terlihat ia terisak dan matanya basah berkaca-kaca. Semua anak perempuan di ruangan tersebut ikut merasa bersedih. Tapi tak ada yang berani bertanya.
Sekali lagi guru galak itu terisak. Kemudian ia tersenyum sambil berlinangan air mata. "Hari ini tepat 21 tahun meninggalnya putri sulung saya, namanya Siti Maryam Nurjannah. Dia meninggal usia 8 bulan setelah dilahirkan karena terkena penyakit kuning." Matanya terpejam ketika bercerita. Air mata terus berlinangan. Menandakan kesedihan yang tak dapat dibendungnya. Bu Lulu terisak. "Mungkin anak yang ini bisa dikatakan anak yang paling saya dan suami saya harapkan. Karena dia adalah wujud nyata doa saya. Tapi Allah berkata lain. Allah lebih sayang dia. Kalau boleh jujur, setiap kali ingat kejadian menyedihkan itu, saya selalu ingin semua orang merasakan apa yang saya rasakan. Tapi kemudian saya sadar. Tidak semua orang harus merasakan sakitnya cobaan yang sama." Ia menghentikan perkataannya untuk menekan dadanya sedikit dan mengambil nafas.
Nabila memberanikan diri untuk berdiri dan menghampiri bu Lulu sambil menangis. Ia memeluk gurunya tersebut. Dan tak disangka. Wanita galak itu ternyata membalas pelukan Nabila sambil menangis. Kemudian Salma mengikuti Nabila. Dan akhirnya semua anak perempuan yang ada di ruangan tersebut maju untuk memeluk bu Lulu. Sementara anak laki-laki yang ada disana menunduk. Sebagian ada yang sedih, dan sebagian ada yang kurang paham kenapa bu Lulu menangisi kepergian anaknya, padahal setelah meninggalnya bayi tersebut ia dikaruniai seorang anak lelaki dan tiga orang anak permpuan.
Tiba-tiba...
"Abang, tolong!" Pekik Nabila.
Rafael spontan langsung berdiri. Ia menghampiri anak-anak perempuan yang tengah menopang tubuh bu Lulu yang ternyata pingsan.
"Astagfirullah..." seru Rafael. Semua murid berdiri dan panik.
Dengan cekatan Rafael mengangkat tubuh wanita tersebut. Meski telah melahirkan 5 orang anak, perawakannya tidak melebar seperti ibu-ibu pada umumnya. Bahkan berat badannya pun ringan. Itu memudahkan Rafael mengangkat dan membawa gurunya tersebut ke ruangannya.
Selang setengah jam kemudian mereka semua beristirahat. Rafael duduk di dalam kelas menemani adiknya yang sedang melahap bekal makan siangnya. Tidak pernah sedikit pun ia bosan menemani gadis kesayangannya tersebut. Untuk menghilangkan jenuhnya, ia terkadang bermain game offline di ponsel androidnya. Atau mungkin bertukar pesan online dengan beberapa temannya. Ia menjalani tugasnya sebagai abang dengan sangat senang hati. Hanya saja, ada yang aneh kali ini dengannya.
"Apa sih, bang?" Tanya Nabila pada Rafael yang memandanginya sambil tersenyum.
Rafael menyeringai. "Kamu cantik." Pujinya, membelai kepala Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Family of LYQAENSIFU
Teen FictionEhehe.. pengen ketawa dulu gapapa kan ya :v Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama saya kasih tau dulu ya apa artinya LYQAENSIFU. Itu merupakan singkatan dari Lulu, Yuni, Qori, Asadina, Elsya, Nadia, Silvi, dan Putri. Yaa harusnya pake...