"Assalaamu'alaikum warahmatullahi wanarakatuh. Pagi, pak!" Seru seorang gadis bercadar di depan gerbang SMK Dharma Bangsa pada salah seorang satpam disana. Dari matanya yang terlihat menyipit satpam bisa menebak bahwa ia sedang tersenyum di balik cadarnya. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Eh si eneng, pagi amat kesininya, neng?" Tanya satpam tersebut ramah sambil membukakan gerbang dan membiarkan gadis tersebut masuk. Gadis itu kedengaran menyeringai pelan. Suara seringaian lembut yang sedikit malu-malu ia perdengarkan sebab tak biasa bicara dengan lawan jenis selain keluarganya. "Iya. Kalau gak pagi begini saya susah ketemu bunda. Bunda kan sibuk, pak." Katanya pada satpam. Tanpa banyak bicara satpam mengantarkan gadis tersebut sampai ke ruang tunggu tamu. Ia disuguhkan teh hangat dan camilan untuk dinikmati selagi menunggu.
Saat tengah asik menunggu sambil membaca buku yang baru dikeluarkan dari dalam tasnya, gadis itu dikejutkan dengan suara gaduh dari gerbang yang terdengar nyaring. Sepertinya suara dua orang laki-laki yang entah kenapa bisa terlambat datang. Dari posisi duduknya saat ini, gadis tersebut dalam mengamati dengan jelas apa yang terjadi disana. Baru saja ia hendak berdiri, ia melihat seseorang sudah lebih dulu menghampiri kedua anak lelaki tersebut dan dengan tegasnya memarahi keduanya.
..
"Itu, bu. Anu..." kata salah seorang diantara keduanya. Saat guru yang sedang menginterogasi mereka lengah, ia merobek paksa ujung celananya. Sayangnya ia terlalu kuat merobek hingga celana tersebut terobek sampai ke garis pahanya.
"Astagaaaaa..." bisik lelaki tersebut dengan perasaan kesal bercampur kecewa dan menyesal.
Lelaki di sebelahnya yang terlihat lebih rapi berusaha menahan tawanya. Ia tak habis pikir darimana kawannya tersebut mendapatkan ide untuk merobek celananya sebagai alasan keterlambatannya hari ini.
"Nathan. Daniel. Sekali lagi saya tanya kenapa kalian terlambat?" Tanya bu Lulu, tegas.
"Celana saya robek, bu. Tadinya mau saya jait dulu ke tukang jait, tapi tukang jaitnya tutup. Terpaksa saya pake celana saya yang begini. Ibu saya mau ngejaitin tapi saya gak tega nyuruh ibu saya. Kalau ibu gak percaya, liat aja nih celana saya sebelah kiri robek parah." Kata Daniel. Berharap bu Lulu benar-benar mempercayai alasannya barusan. Jika guru yang satu itu tidak percaya, tamatlah riwayatnya.
"Kamu?" Tanya bu Lulu pada Nathan. Daniel bisa bernapas lega. Ia tidak lagi ditanya. Berarti secara tidak langsung guru itu mempercayai alasannya.
Nathan diam seribu bahasa. Kalau biasanya akan tertawa riang dan berlaku seenaknya, kali ini ia diam. Lagipula ia sudah semakin dewasa sekarang. Makin mengerti mana yang baik dilakukan, dan mana yang sebaiknya dihindari. Ia berusaha semampunya untuk menjadi anak baik walaupun selalu saja dianggap nakal, bahkan oleh mamanya sendiri.
"Saya terlambat, bu. Saya bangun kesiangan." Akunya sambil menunduk.
Dari kejauhan si gadis bercadar dapat melihat bagaimana kedua lelaki yang baru saja dimarahi itu menyesal akan ketidakdisiplinan mereka sebagai pelajar. Keduanya tampak sedikit panik saat guru kaprog itu berbalik badan untuk kemudian meminta mereka mengikutinya.
"Permisi..." seru seseorang dari arah belakang si gadis bercadar. Gadis itu membalikkan badan. "Ibu bilang bisa tunggu di dalam, atau kalau mau jalan-jalan di sekitar sini juga bisa. Saya yang antar." Kata seorang gadis yang kelihatannya seorang non-muslim. Dia cantik. Berkacamata dengan tatanan rambut pendek sebahu yang rapi. Menambah kesan cantiknya sebagai perempuan. Roknya selutut. Pakaiannya tidak ketat, dan inilah yang menarik, ia mengatakan bahwa ia punya keinginan menggunakan cadar seperti gadis di hadapannya. Beberapa saat kemudian keduanya berjalan-jalan di sekitar ruang tunggu.
..
"Ada banyak anak pinter sih di sekolah ini. Yang nakal juga banyak. Salah satunya Nathan. Kalau gak salah orang tuanya pengusaha, tapi ya begitulah, setiap anak orang berada selalu jadi anak yang kurang didikan." Kata gadis berkacamata tersebut di tengah-tengah perjalanan mereka. "Oh iya, nama saya Tessalonika. Bisa di panggil Tessa. Anak 11 Multimedia. Kebetulan hari ini libur PKL dan siswa-siswi wajib masuk untuk materi tambahan." Jelasnya pada si gadis bercadar. Ia mengulurkan tangan. Gadis bercadar tersebut menjabat tangannya. Matanya kelihatan tenggelam karena tersenyum. "Senang berkenalan dengan kamu. Saya Siti Humaira Hasanah. Panggil aja Maira. 11 A1 SMK Kesehatan." Kata gadis bercadar itu. Keduanya jadi semakin akrab setelah berkenalan. Menyenangkan bagi mereka bisa saling mengenal walau berbeda sekolah dan jurusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Family of LYQAENSIFU
Teen FictionEhehe.. pengen ketawa dulu gapapa kan ya :v Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama saya kasih tau dulu ya apa artinya LYQAENSIFU. Itu merupakan singkatan dari Lulu, Yuni, Qori, Asadina, Elsya, Nadia, Silvi, dan Putri. Yaa harusnya pake...