Teman Rasa Pacar❤😚😍 (part IKHLAS?)🙃

36 4 0
                                    

Nathan sampai dirumahnya pukul 19.56 WIB.

Tubuhnya lelah. Ingin rasanya beristirahat langsung di kamarnya.

Di dorongnya pintu rumahnya perlahan. Pintu itu belum dikunci. Ia tahu persis. Karena papanya juga belum pulang. Papanya yang merupakan seorang pengusaha di bidang tekstil itu biasanya akan pulang pukul 21.30. Itu tandanya masih dua jam dari sekarang.

Seperti biasa, lampu ruang tamu sudah dimatikan. Televisi pun sama sekali tidak hidup.
'Syukurlah. Mama udah tidur." kata Nathan dalam hati.

Baru saja ia beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya, ia dikejutkan dengan sentakan mamanya.

"Nathan!"
Mamanya tiba-tiba muncul dari balik sofa berpunggung tinggi di depan televisi. Spontan ia menghembuskan napas. Ia menghampiri mamanya dan bersaliman.

"Nathan langsung ke kamar, ya." Katanya seraya berbalik badan.

Mama Nadia menahan pundaknya hingga mereka kembali berhadapan. "Seenaknya kamu pulang jam segini. Kamu pikir bagus, hah? Kamu ini masih pelajar, Nathan. Pulang malam itu gak baik. Gak peduli kamu laki-laki sekalipun, kamu gak pantas pulang larut malam."

Nathan menunduk. Ia menyadari kesalahannya. Tapi ia tidak mungkin menceritakan apapun pada mamanya.

"Kalau papa kamu tau, mama yang bakal dimarahin. Sekolah mana yang berangkat pagi trus pulang jam segini? Kamu liat jam gak sih, hah?" Mamanya marah-marah.

Baru saja mama Nadia hendak kembali marah, ponsel Nathan berdering. Nathan tidak mau mengangkat telepon yang masuk. Ia berusaha menghargai mamanya. Bahkan ia tega me-reject panggilan yang masuk.

"Angkat aja," kata mama.

Dengan ragu-ragu Nathan mengangkat telepon tersebut tanpa melihat siapa peneleponnya. "Halo?" Serunya, menunggu si penelepon menyahuti.

"Halo, Than. Lo bisa ke rumah sakit Citrahusada gak sekarang?" Suaranya kedengaran panik.

Nathan melihat nama penelepon dengan air muka panik. Sepertinya itu telepon rumah. Lebih tepatnya rumah sakit.

"Ini siapa?" Tanyanya.

"Ini gue, Immanuel. Yuel. Yuel." Kata si penelepon yang menyebutkan bahwa dirinya adalah Yuel.

"Kenapa lo ada di rumah sakit?" Nathan panik. Matanya membelalak lebar.

"Gue baru aja ngelariin Jes yang kecelakaan. Baru aja. Lo kesini napa. Gue udah coba hubungin orang tuanya, tapi orang tuanya gak bisa dihubungin. Please. Kesini dong." Kata Yuel, kedengaran amat sangat panik.

Nathan menggigit bibir bawahnya. Kemudian ia cepat menyimpulkan. "Oke, oke. Gue otw ke rumah sakit. Lo tunggu disana, jangan kemana-mana." Katanya. Ia pun memutuskan sambungan teleponnya.

Ditatapnya sang mama dengan tatapan minta pengertian. "Jes, ma..." katanya lirih. Dengan amat sangat terpaksa mama Nadia mengizinkannya pergi lagi dari rumah.

Setelah merasa mendapat izin, Nathan berlari ke kamar untuk meletakkan tas sekolah dan mengambil jaket. Buru-buru ia pergi melajukan motornya ke rumah sakit yang baru saja ia tinggalkan. Dalam hati ia merenungi keadaan yang saat ini seakan menghimpitnya. Besok ia harus sekolah, matanya pun butuh istirahat. Tapi kejadian demi kejadian terus saja membuatnya harus ekstra sabar dan kuat.

Jes.

Ia adalah salah satu anggota genk motor yang mencantumkan Nathan sebagai salah satu anggotanya. Mama Nadia mengenal siaapa Jes. Anak pengusaha material itu adalah sahabat bagi anaknya. Bukan tanpa alasan mama Nadia mengizinkan putranya itu pergi ke rumah sakit. Itu ia lakukan karena mengingat jasa besar Jes yang menyelamatkan nyawa Nathan dari sebuah kecelakaan yang harus mengorbankan dirinya hingga luka parah. Ia juga berjasa bagi Nathan. Ia adalah orang yang mengajarkan Nathan bagaimana caranya menunggangi motor hingga mengajarinya balapan. Sering kali Jes ikut balapan liar dengan hadiah taruhan jutaan rupiah. Uang tersebut disumbangkannya untuk sebuah panti asuhan. Entah kenapa, orang yang satu ini begitu baik dan penuh kasih sayang. Tak sedikit pun ia memikirkan dirinya. Baginya, solidaritas lebih penting dari segalanya. Itulah alasan mengapa Nathan rela keluar malam demi melihat kondisi Jes di rumah sakit.

The Family of LYQAENSIFUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang