Sambil duduk termenung di atas ranjangnya, Salma memetik beberapa senar gitar di kamarnya. Tidak beraturan tapi membentuk melodi yang sedih. Cahaya matahari sore yang masuk lewat celah-celah jendela kamar yang kira-kira berjarak dua meter darinya menimpa wajah yang kusut tersebut. Sudah hampir seminggu Salma sakit, ia enggan keluar kamar dan ia berubah jadi sedikit lebih pendiam sekarang. Ia hanya menyempatkan untuk keluar kamar ketika makan dan berangkat sekolah. Seringkali ia mengunci diri di dalam kamar. Membuat orang tuanya khawatir tentang bagaimana keadaan putri semata wayang mereka sebenarnya. Walau ia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, sorot matanya jelas mengatakan hal yang bertolak belakang dengan pernyataannya.
"Pergi saja engkau pergi dariku.. biar ku bunuh perasaan untukmu.. meski berat melangkah.. hatiku.. hanya tak siap terluka.." bersamaan dengan gugurnya air mata Salma, petikan senar-senar gitar mengiringi kesedihannya. Ia tak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini. Betapa ia ingin berteriak melepaskan beban yang terasa bertengger dihatinya.
Ini berberda. Benar-benar berbeda. Ulang tahunnya di tahun ini adalah ulang tahun terakhirnya yang dirayakannya bersama Nathan. Mengingat bagaimana meriahnya pesta ulang tahunnya dua bulan lalu yang sengaja dibuat menjadi kejutan paling indah dari Nathan. Ia juga masih ingat jelas ucapan selamat dari Nathan, 'Selamat ulang tahun my beauty, my princess. Selamat bertambahnya umur. Panjang umur dan sehat selalu, sayang. Semoga hadiah ini jadi hadiah terindah dari aku buat kamu. Ada salam dari mama papa, katanya selamat ulang tahun, maaf gak bisa dateng ke acara ini, soalnya mereka sedikit sibuk. Tapi gak usah mikirin mereka. Yang penting happy brithday to you, wish you all the best, and i love you so much.'
Air matanya mengalir. Kali ini tanpa diiringi petikan gitar. Ia duduk menunduk memeluk lututnya sambil membenamkan wajahnya. Ia tersedu-sedu sendiri di dalam kamarnya. Tak bisa ia lupakan betapa manisnya kenangan yang dititipkan lelaki itu dihatinya.
Handphone Salma berdering.
Panggilan masuk.Salma mengangkat kepalanya dengan sepasang mata dan hidung yang merah karena menangis. Ia menggeser pilihan menjawab telepon tersebut. "Halo? Masih sakit? Aku kerumah, ya?" Tanya si penelepon. Salma menarik napas. Hidungnya penuh dengan tumpukan ingus karena kebanyakan menangis. "Gak usah. Makasih." Timpal Salma, jutek sekali. "Wait, tunggu. Jangan di tutup dulu. Kan belum selesai ngomong. Bodo amat ah, aku mau kerumah kamu. Jangan kemana-mana ya, awas aja kalau kemana-mana." Si penelepon bersikeras hendak mengunjungi Salma dirumahnya. Salma tidak membalas dengan satu katapun. Ia menutup telepon tersebut dan kemudian melanjutkan tangisannya. Ia tak peduli jika si penelepon benar-benar datang kerumahnya. Ia tak membutuhkan siapapun dan apapun, ia tak perlu ada yang menjenguknya. Ia hanya ingin sendiri.
Rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai menyelimuti dirinya. Matanya yang sudah bengkak semakin sipit jika di lihat dari pantulan cermin. Siapa yang ingin berada posisi ini? Siapa yang menginginkan dirinya begitu hancur seperti ini?
Suara ketukan pintu menyadarkan Salma dari lamunan. Ia menghapus air matanya sambil buru-buru membukakan pintu. Di lihatnya mama ada di balik pintu tersebut. Baru saja hendak menutup kembali pintu, mama menerobos masuk dan langsung memeluknya. Mendekapnya erat dalam peluk kasih hangat seorang ibu. Semakin lemah rasanya tubuh Salma. Ia menarik tubuh mamanya agar ia bisa duduk di ranjang sambil menangis lagi.
"Udah, ya. Mama tau kamu sedih kenapa. Tapi jangan berlarut dalam kesedihan. Kamu begini pun gak akan bikin apapun kembali." Mama Asadina menyapu butir-butir air mata di pipi Salma dengan jemarinya. Di tatapnya dalam-dalam mata sang anak. Tak pernah ia temukan anaknya begitu setidakterima ini dengan kenyataan yang dihadapinya. Ia tahu siapa Salma. Salma adalah gadis yang ceria, dan kalau ada yang harus disalahkan atas hilangnya keceriaan Salma itu sudah jelas penyebabnya adalah Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Family of LYQAENSIFU
Teen FictionEhehe.. pengen ketawa dulu gapapa kan ya :v Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama saya kasih tau dulu ya apa artinya LYQAENSIFU. Itu merupakan singkatan dari Lulu, Yuni, Qori, Asadina, Elsya, Nadia, Silvi, dan Putri. Yaa harusnya pake...