23

2K 76 0
                                    

Setelah Diner party untuk merayakan ulang tahun sang ibu negara di sebuah restoran mewah di bilangan jakarta selatan, mereka pun kembali ke rumah. Mereka sengaja tidak meminta supir mengantar mereka, karena ingin quality time sekeluarga, jadinya richardlah yang menyetir mobil SUV putih itu. Bukan jakarta kalau tidak macet jadilah tyara dan rasya tertidur di mobil karena capek menunggu macet ini selesai, sementara andra dan andre sibuk dengan game mereka.

Jam menunjukkan pukul 5.00 wib, di dapur sudah mulai berisik dengan suara panci dan spatula, Rara sedang memasak sarapan untuk keluarganya, meskipun tidur larut malam tapi Rara akan sebisa mungkin bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga tercintanya. Sementara Richard masih terbungkus rapi dengan selimut di dalam kamar. Setelah menyelesaikan aktivitasnya di dapur, Rara memilah-milah pakaian kotor yang akan di loundry, karena jam masih menunjukkan 5.30 wib, Rara pun memilih menyibukkan dirinya dengan menata pakaian kerja suaminya setelah itu ia bergegas mandi.
Setelah pukul 6.00 Wib, Rara pun membangunkan Suami dan anak-anaknya. Saat akan mengetuk kamar Tyara, ia melihat pintu yang sudah terbuka dan ia pun memilih untuk langsung masuk ke dalam kamar putrinya.Ternyata Tyara sudah rapi dengan seragamnya ia bahkan sekarang tengah memakai kaos kakinya.

"Anak mama udah rapi aja, kok tumben?" Tanya Rara sambil berjalan mendekati anaknya.

"Hehehe, Soalnya Ara nggak mau telat di hari pertama Ara di kelas baru ma" jawabnya masih fokus memakai kaos kakinya.

"Oh gitu... yaudah, Kalo udah selesai. Mama sama papa tunggu di Meja makan yah" Ucap Rara sambil mengelus kepala anaknya.
"Oke ma, bentar lagi juga kelar kok"jawab Tyara

Sepeninggalan Rara, tyara mengikat tali sepatunya dan memoleskan liptin ke bibirnya, merapikan rambut dan seragamnya dan menyampirkan tas ke bahunya.
Di meja makan sudah ada Mama dan papanya sedangkan untuk ketiga abangnya, mungkin sementara bersiap-siap. Tyara duduk di samping sang mama dan mengambil roti yang telah di siapkan sang mama.

" Dek, Nanti ke sekolahnya sama bang rasya dulu yah" ucap richard di tengah-tengah sarapan keluarganya.

"Okey pa" jawabnya
"Yasudah kalo begitu papa berangkat kantor dulu, itu abang-abang mu segera di panggil" ucap Richard saat akan meninggalkan meja makan.

Saat akan memanggil abang-abangnya, tyara di hentikan oleh getaran di ponselnya panggilan telpon itu kembali mengacaukan moodnya di hari ini, ia merijeck panggilan itu.

"Telpon dari siapa dek ?" Tanya andre yang turun dari tangga.
"dari temen, bang rasya mana ?"

"Masih di kamarnya kayaknya. kamu berangkatnya bareng sama dia?" tanya andre

tyara hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk pertanyaan andre.
"Sama abang aja, abang anterin. dari pada nanti telat kalo nungguin rasya" tawarnya.

"Yaudah deh, buruan bang" jawab tyara, lalu berjalan menuju ke dapur untuk mengambil tasnya.

Di perjalanan andre mengungkit soal edward pada tyara, setelah kejadian dia membajak ponsel adiknya itu, andre sudah tidak pernah mendengar soal pria itu lagi.

"Hubungan kamu sama cowok yang tempo hari gimana ?" tanya andre.

"Cowok yang mana bang?" Tyara pura-pura lupa

"itu loh, yang tukang poss itu"
"Ohh.. B aja, emang kita nggak ada hubungan apa-apa kok" jelas tyara.

Andre melihat ekspresi adiknya yang datar dan seperti tidak minat dengan pembicaran kali ini pun, menyudahi percakapannya seiring dengan terparkirnya mobil andre di depan gerbang sekolah.

"Ayookk, abang anterin sampai kelas" Ucap andre sambil membuka seat beltnya.

"Eeehh, nggak usah bang. Nanti Ara di liatin lagi sama yang lain. ara nggak mau jadi pusat perhatian pagi-pagi gini" tolaknya.

"hmmm.. yaudah. abang sampai sini aja. Kamu belajarnya yang pinter yah" ucap andre sambil mengacak-acak rambut tyara.

tyara yang tidak trima dengan kebiasaan kakaknya ini, menampilkan wajah cemberutnya yang terlihat menggemaskan di mata andre, ia pun mencium pipi tyara, dan membiarkan adiknya turun dari mobil. Mobil Suv puth itu pun pergi meninggalkan kawasan sekolah.

Saat akan masuk ke dalam gerbang, tyara melihat ke arah jalanan nampak sedang ada nenek-nenek yang kesulitan untuk menyebrang, ia pun berniat menolong sang nenek.

"Maya.. ara nitip tas ara yah" Ucapnya saat melihat sahabatnya akan masuk ke gerbang.
"emangnya Lo mau kemana ra?" Tanya maya yang sudah memegang tas milik tyara.

"ituu, aku mau nolongin nenek itu dulu" ucapnya sambil menunjuk ke arah nenek-nenek di sebrang jalan. Maya pun menganggukan kepala lalu berjalan masuk meninggalkan tyara yang akan menolong nenek itu. Kawasan sekolah tyara memang selalu ramai dengan kendaraan yang lalu lalang karena lokasinya berada di tengah kota. saat berhasil menyebrang tyara menghampiri nenek itu dan menawarkan bantua pada sang nenek.

"Ayo nek saya bantu" ucapnya sambil mengganden tangan sang nenek itu.
setibanya di seberang jalan, nenek itu meminta tolong untuk di antarkan ke tempat cucunya di belakang sekolah. Tyara menimang-nimang akhirnya ia pun bersedia mengantarkan sang nenek, bel masuk juga masih sekitar 15 menit lagi.

"Rumahnya di sebelah mana nek?" tanya tyara karna merasa sudah berjalan terlalu jauh. melewati gang-gang sempit, rumah rumah yang sangat padat. kondisinya jauh berbeda dengan kawasan perumahannya.

"Itu cuk, tinggal belok 1 gang lagi rumah di ujung jalan" jelas sang nenek. tyara menganggukan kepalanya tanda ia mengerti.

Setelah berjalan sekitar 10 menit akhirnya mereka pun sampai. Tyara memperhatikan rumah yang ia masuki, kotor dan banyak sarang laba-laba di setiap sudut ruangan. Saat merasa sudah cukup ia mengantarkan sang nenek, ia pun berencana untuk kembali ke sekolah. tiba-tiba ia merasakan nyeri di bagian belakang kepalanya tak lama hanya ada kegelapan.

Thank you❤

TyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang