29

1.9K 69 2
                                    

Hari ini Tyara kembali berkumpul bersama keluarganya, Rara yang di rawat di rumah sakit meminta untuk di rawat di rumah saja saat mendengar kabar kepulangan anak gadisnya. Raut bahagia tergambar jelas pada wajah keluarga Fernandes, Tyara duduk diantara Andre dan Rasya mereka tidak habis-habisnya memeluk tubuh adik kesayangannya itu.

"Iihhh abang, udahan dong peluk-pelukkannya. Ara udah nggak bisa nafas ini" Rengeknya.

Richard dan Rara tertawa melihat tinggkah ketiga anaknnya itu, sementara sang kakak pertama tersenyum melihat keluarganya yang kini kembali berkumpul.

Tyara bangkit dari posisi duduknya, berjalan menuju ruang makan. Dimeja makan sudah banyak hidangan kesukaannya, ada Mie goreng, ayam goreng, terlebih lagi ada satu makanan terfavoritnya yaitu Coto makasar. Melihat isi meja makan membuat perutnya keroncongan dan langsung mengambil posisi di salah satu kursi makan yang melingkari meja.

"Papa ayo makan, Ara laper banget ini" Teriaknya dari ruang makan.

Mbo iyem tersenyum melihat tingkah nyonya mudanya itu, sudah sangat lama rumah ini sepi dari suara cempreng Tyara.

"Non makan saja, biar bibi panggilkan bapak sama yang lainnya" Ujar mbo Iyem.

Ara mengangguk dan tersenyum kearah mbo Iyem.

Tak lama setelahnya, Makan malam pun di mulai.

--------------------------------------------------------------
Malam ini Edward dan Sania duduk berdua di tepi kolam renang sambil mengingat-ingat kenangan mereka semasa kecil, sayangnya Sania tidak terlalu mengingat masa kecilnya jadilah Edward yang paling mendominasi obrolan mereka.

"Kak, Sania pengen balik ke London aja" Ujarnya di sela-sela obrolan mereka

Edward tertegun mendengar penuturan adiknya barusan, ia menatap Sania yang tertunduk menatap kakinya yang terendam.
Cukup lama keduanya terdiam.

"Hmm.. kakak sih berat ngelepasin kamu lagi dek, tapi kalo kamu maunya gitu, yah kakak bisa apa selain support keinginan kamu" Ucap Edward yang kemudian pergi meninggalkan Sania.

"Kak" Panggil Sania
Namun panggilan itu diabaikan oleh Edward.
"Kak, SANIA MAU BALIK KE LONDON ITU KARENA AKU TAKUT SAMA PAPA" Teriak Sania.

Edward menghentikan langkahnya, berbalik menatap sania yang kini berdiri juga menatapnya.

"Kamu nggak yakin kakak bisa jagain kamu ? Kamu satu-satunya anggota keluarga yang kakak punya saat ini nia. Kamu tenang aja kamu bisa ke London besok, malam ini akan kakak urus semuanya" Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Sania.
Tak lama bunyi decitan ban mobil dan aspal terdengar di telinga Sania.

--------------------------------------------------------------
Hari senin adalah hari yang membosankan, begitu yang difikiran anak manusia. Seperti biasa, hari ini seluruh siswa sedang melaksanakan upacara bendera. Teriknya mentari membakar semangat muda mudi itu, para petugas upacara melaksanakan tugasnya dengan baik, bendera kini telah berkibar dengan gagahnya di ujung tiang tim paduan suara pun selesai menyenyanyikan lagu indonesia raya, beberapa siswa ada yang tumbang karena tidak kuat dengan teriknya mentari.

"Assalamualaikum wr wb....."

Salam dari bapak kepala sekolah menjadi pembuka amanat pembina upacara, jika sudah begini maka upacara akan molor hingga 30menit.

Para siswa dengan malas mendengar arahan dari kepala sekolah mereka, ada yang senderan ke temannya, ada yang pacaran ada juga yang pura-pura pingsan.

"Ssst..sstt" panggil iren

Maya yang mendengar suara halus itu menengok kearahnya.
"Kenapa?" maya memberi isyarat dengan mulutnya.

Gue bakal pura-pura pingsan nanti kalian bawa gue ke uks ya, disini panas coy

TyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang