🍁🍁🍁
Minhye sedang mencuci piring dan Minha hanya bisa memperhatikan sang kakak karena dirinya tidak bisa membantu, alergi air yang ia derita tidak memperbolehkan kulitnya bersentuhan dengan air dalam waktu yang cukup lama. Minhye juga tidak ingin dibantu oleh Minha, dia juga sudah melarang Minha untuk membantunya.
Sementara di sisi lain, Jaehan dan Daniel berada diruang tengah. Ya, setelah makan bersama. Jaehan mengajak pria itu ke ruang tengah, ada sesuatu yang penting ingin disampaikan oleh Jaehan.
Jaehan berdehem, "Apa kau serius mau menikahi Minha?"
Dengan cepat Daniel mengangguk, "Sesuai keinginan Minhye," sahutnya yang terkesan seperti terpaksa.
"Aku tahu kau tidak mau menikahi Minha. Jangan dipaksa, nanti aku akan membicarakannya dengan——"
"Tidak usah, Ahjussi. Aku sungguh akan menikahi Minha," jawab Daniel serius.
"Kau bahkan tidak mencintai putri keduaku itu," jelas Jaehan.
Kali ini Daniel mengangguk setuju. "Untuk saat ini memang belum, Ahjussi. Tapi... Cinta diantara kami bisa tumbuh dengan seiring waktu. Minha perempuan yang sangat baik, lugu, penurut. Aku yakin dia bisa membuatku melupakan Minhye."
"Tolong kau pikirkan ini baik-baik, Daniel. Jangan sampai kau menyesal dikemudian hari, kau mencintai Minhye bukan Minha. Kau ingin menikahi Minha karena dipaksa oleh Minhye, bukan karena kau mencintai atau menyukai Minha," ucap Jaehan agar Daniel memikirkan kembali keputusan yang dia ambil.
Bagi Jaehan, siapapun yang dipilih Daniel untuk menjadi istrinya. Minhye atau Minha, tidak ada bedanya bagi Jaehan. Toh, mereka berdua sama-sama putrinya, darah dagingnya. Dan paling penting, Jaehan menyayangi kedua putrinya tanpa membeda-bedakan mereka berdua.
Jaehan hanya ingin yang terbaik untuk Daniel. Ia tidak ingin pria itu menikahi Minha karena dipaksa oleh Minhye. Jika pernikahan Daniel dan Minha terjadi, maka Minhye orang pertama yang merasakan sakit. Kedua Daniel dan ketiga tentunya Jaehan. Di satu sisi Minha putri bungsunya menikah, tapi di sisi lain ada putri sulungnya yang menderita. Mungkin Daniel juga akan menderita, hanya saja pria itu bisa menyembunyikan perasaan sedihnya.
Daniel mendesah pelan, "Biarkan semuanya berjalan sesuai keinginan Minhye, Ahjussi. Dia ingin aku menikahi Minha? Baiklah, aku akan menikahi adiknya itu. Masalah cinta? Seperti yang sudah ku bilang sebelumnya, cinta bisa tumbuh kapan saja. Apalagi kami akan tinggal bersama, di atap yang sama. Kemungkinan kami saling jatuh cinta akan semakin besar, bukan?"
"Minha bukanlah perempuan yang normal pada umumnya, dia berbeda dan ku rasa kau tahu itu. Dia punya alergi yang langka, tidak semua orang memiliki alergi seperti Minha. Kau yakin, ingin menjadikannya istrimu?"
"Yakin," sahut Daniel tanpa ragu. "Aku menerima semua kekurangan Minha. Dia punya alergi langka seperti itu bukan atas kehendaknya sendiri, melainkan karena kehendak yang di atas. Tuhan yakin Minha bisa menjalani hidupnya dengan alergi air yang dia derita, untuk itu Minha membutuhkan teman hidup yang akan menemaninya, melindunginya dan orang yang bisa menguatkannya dikala ia merasa hidupnya sangatlah sulit dengan kondisinya yang tidak seperti orang normal. Ahjussi dan Minhye juga tidak bisa selamanya berada di sisi Minha."
Sebagai seorang Ayah, Jaehan tidak habis pikir kenapa Minhye mau merelakan Daniel untuk Minha. Jika dia ingin Minha mendapatkan suami yang baik, Jaehan bisa membantu Minhye untuk mencarikan sosok pria yang baik dan juga pantas untuk Minha. Tidak harus Daniel yang menjadi suami Minha. Banyak pria diluar sana yang baik bahkan mungkin lebih baik dari Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erstwhile
Fanfiction(SUDAH TAMAT) Hujan merupakan sebuah anugerah yang diturunkan oleh Tuhan sehingga banyak yang mengharapkan kedatangannya, akan tetapi ada juga yang membenci hujan dia adalah Ahn Minha. Tidak, wanita itu bukan membenci hujan, lebih tepatnya menghinda...