Erstwhile : 13

291 49 36
                                    

🍁🍁🍁

Minha bersikap seperti biasa pada Daniel, seolah tak tahu apa-apa. Namun ia tetap harus berhati-hati.

Saat sedang sibuk mengganti sprei tempat tidur. Sebuah tangan kekar melingkar di perutnya dari belakang, hanya mencium bau parfumnya saja Minha sudah tahu siapa yang memeluknya.

"Sayang, malam ini jadikan dinner di restoran? Kan semalam tidak jadi." Daniel mengecup leher Minha sebanyak tiga kali.

"Kau tidak ke rumah Tuan Jung lagi?"

"Tidak, aku mau menghabiskan waktu berdua denganmu di luar."

Kasihan sekali kau Ha, setelah puas bersama Jessica semalam, kini suamimu bilang mau bersamamu? Dasar brengsek, batin Minha.

"Kok diam? Ada masalah?" Daniel membalikkan badan Minha supaya berhadapan dengannya.

Memasang senyum palsu, berpura-pura terlihat bahagia. "Aku hanya merindukanmu. Tidak ada masalah, kau cepatlah mandi biar kita bisa segera pergi."

"Bagaimana kalau mandi bersama?" tawar Daniel dengan seringai nakalnya.

"Lain kali saja."

Daniel cemberut. "Jangan menolak, janji cuma mandi, tidak macam-macam."

Minha terdiam sebentar lalu menghela napas, "Baiklah. Dan aku mandinya hanya sebentar, kau tahu aku punya alergi air."

"Tapi apa aku boleh menggendongmu sampai ke kamar mandi?"

"Aku bisa jalan sendiri. Kakiku baik-baik saja." Sebenarnya Minha sudah muak melihat wajah Daniel yang seperti tak berdosa, ingin sekali rasanya menampar pipi pria itu.

"Hanya menggendongmu, tidak lebih."

"Ya sudah," ucap Minha terdengar pasrah.

Dengan senyum kemenangan, Daniel langsung menggendong Minha. Ia juga mengecup kening, mata, hidung dan yang terakhir bibir Minha. Setelah itu baru pria itu membawanya ke kamar mandi.

Dalam hati Minha, dia berjanji akan mandi sebersih mungkin. Menghilangkan bekas noda kecupan Daniel yang baginya sangat menjijikkan.

Bagaimana mungkin Minha masih mencintai Daniel? Saat semuanya sudah terungkap. Sekarang Minha hanya menyimpan kebencian untuk Daniel.

Sekarang keduanya tengah menikmati hidangan seafood. Hanya Daniel yang banyak bicara sementara Minha hanya menjawab seadanya jika memang perlu.

Mereka terlihat seperti pasangan yang romantis, saling suap-suapan.

Sampai akhirnya mereka kembali ke rumah. Keduanya sama-sama lelah, mengganti pakaian dengan piyama lalu bersiap-siap untuk tidur.

"Daniel, kau tidak tidur?" Minha bertanya ketika Daniel malah membuka laptopnya dan duduk di sofa.

"Ada pekerjaan yang belum selesai, kau tidurlah," ucap Daniel, matanya fokus menatap layar, jarinya mengetik sesuatu di sana.

"Jangan tidur larut malam, jaga kesehatanmu." Minha berpura-pura sok perhatian.

Daniel tersenyum, "Perhatian sekali, terima kasih."

Membalas senyum Daniel kemudian Minha merebahkan tubuhnya di ranjang, menarik selimut sampai batas dadanya. Lalu memejamkan mata.

ErstwhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang