Extra Part

381 46 45
                                    

🍁🍁🍁

Seorang anak kecil berlari menghampiri Ibunya yang sedang memilih bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat kue ulang tahun.

"Eomma, Hana mau ice cream," Gadis kecil berusia 5 tahun menarik-narik ujung baju Ibunya.

Sang Ibu melihat ke bawah, menatap putrinya lalu tersenyum, "Baiklah, tunjukkan di mana tempat ice cream-nya berada."

Dengan perasaan bahagia sambil tangannya di genggam oleh Ibunya, Hana memberitahu tempat ice cream tersebut di letakkan.

"Ini untuk Hana," Minha menyodorkan satu ice cream kepada putrinya.

Ya, Hana adalah malaikat kecil yang di titipkan Tuhan pada Minha, Hana anak kandungnya. Tidak, itu bukan anak Daniel dan Minha, karena waktu itu Minha keguguran. Hana, anak Minha bersama pria lain, yang kini telah menjadi suaminya.

"Terima kasih, Eomma." Hana tersenyum manis.

Kemudian Minha mengajak Hana ke kasir, membayar semua belanjaannya. Setelah itu, mereka berdua pulang.

Sesampainya di rumah, Minha langsung menuju dapur. Hari ini suaminya berulang tahun, ia berniat memberi kejutan kecil-kecilan. Semalam hingga pagi tadi, saat suaminya ingin berangkat kerja, Minha sama sekali tak mengucapkan selamat ulang tahun. Wanita itu berpura-pura lupa.

Bahkan Minha mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak ketika melihat wajah cemberut suaminya saat masuk ke dalam mobil untuk berangkat kerja.

Di saat Minha tengah sibuk membuat kue di dapur, Hana yang sedang bermain boneka barbie di ruang tengah, berteriak. Tak lama, anak itu muncul, menghampiri Minha.

"Kenapa sayang?" tanya Minha panik.

"Lihat Eomma, rambut barbie milik Hana kenapa jadi pendek? Padahalkan kemarin masih panjang, huh!" Hana cemberut, di mata Minha saat ini Hana terlihat menggemaskan.

"Kan semalam Hana potong rambut barbie-nya bersama Appa pakai gunting, lupa?"

Lantas gadis kecil itu menepuk dahinya pelan, "Astaga... Hana tidak ingat, maaf Eomma."

Minha terkekeh kecil. "Tak perlu meminta maaf. Ayo cium Eomma dulu." Ia mengambil posisi jongkok, memudahkan Hana untuk menciumnya.

Setelah mencium pipi Minha, Hana kembali ke ruang tengah, lanjut bermain dengan boneka-boneka barbie-nya. Kira-kira gadis kecil tersebut mempunyai 10 barbie dan harga satu barbie itu tidaklah murah. Sang Ayah sangat memanjakan Hana, apapun yang di minta Hana selalu di turuti.

Sesayang itu dia pada Hana, putrinya. Buah cintanya bersama Minha.

🍁🍁🍁

Jam menunjukkan pukul 7 malam, seorang pria membuka pintu rumahnya. Namun yang dia lihat hanya kegelapan, semua lampu tak menyala.

"Hana, Minha." Pria itu melangkah masuk sambil berteriak memanggil dua perempuan yang sangat berarti dalam hidupnya, berharga layaknya sebuah berlian.

Tidak ada sahutan, pria tersebut berinisiatif menyalakan blitz di ponselnya. Sebelum menekannya, lampu lebih dulu menyala.

"Happy birthday sayang!"

"Selamat ulang tahun Appa!"

Jelas pria itu terkejut sekaligus terharu. Ia pikir Minha dan Hana melupakan hari lahirnya, ternyata mereka mengingatnya.

ErstwhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang