🍁🍁🍁
Tangan Minha gemetar ketika membawa nampan yang di atasnya ada secangkir cokelat panas yang sudah di campur racun.
Ya, Minha berniat membunuh Daniel hari ini setelah pulang dari taman. Saat ini Daniel sedang duduk di sofa sembari menonton televisi. Sesuai perintah Taehyung lewat pesan, Minha harus maju duluan sebelum Daniel melangkah maju terlebih dahulu.
Jantung Minha berdebar-debar, ini pertama kalinya bagi Minha mencoba membunuh seseorang. Satu kata yang menggambarkan keadaan Minha sekarang yaitu terpaksa. Jauh dalam lubuk hatinya, wanita itu sama sekali tak ingin menghilangkan nyawa seseorang, tapi kalau ia tidak melakukannya maka dirinyalah yang harus mati.
"Cokelat panas untukmu," ucap Minha menyodorkan secangkir cokelat panas ke Daniel.
Pria itu menerimanya sembari tersenyum, "Terima kasih."
Astaga Minha takut sekali. Kedua tangan Minha meremas ujung bajunya, wajah wanita itu pucat pasi. Matanya terus tertuju pada Daniel yang ingin meminum cokelat panas tersebut.
Tiba-tiba Daniel melempar secangkir cokelat panas ke sembarang arah hingga menimbulkan suara pecahan kaca. Minha tersentak, ketakutannya semakin besar.
"Kau mau membunuhku? Di dalam minuman itu ada racunnya kan? Jawab!" Daniel mencengkeram tangan Minha kuat.
"Ti—tidak. Kumohon lepas, sakit," Minha mencoba melepas cengkeraman Daniel namun tenaga pria itu lebih kuat.
Daniel menatap Minha tajam. "Aku tahu kau sudah mengetahui semuanya dari Taehyung. Aku melihat kau bertemu dengannya di Seoul Forest. Dan juga mengintipmu di dapur saat mencampurkan racun ke cokelat panas." Menghela napasnya lalu lanjut bicara setelah menghempaskan tangan Minha secara kasar. "Karena kau telah tahu siapa aku sebenarnya, bukankah akan lebih baik jika kita melanjutkan acara bunuh-bunuhannya? Mari kita lihat, kau yang mati atau aku," ucapnya kemudian menyeringai.
Minha menggeleng tak mau, saat ia ingin lari. Daniel lebih dulu menahan lengannya lalu menggendong Minha keluar dari rumah. Memaksanya masuk ke dalam mobil dan membawanya ke suatu tempat.
Rasanya tangis Minha mau pecah tapi sebisa mungkin ia tahan. Tak mau alerginya kambuh sekarang, ini bukan waktu yang tepat.
Wanita itu sangat panik ketika mobil Daniel berhenti di depan gedung kosong, suasana sepi. Tidak ada kendaraan yang lewat apalagi rumah warga.
Daniel menarik tangan Minha masuk ke dalam gedung yang sudah lama tak di pakai. Menaiki anak tangga, hingga akhirnya mereka sampai di atas gedung, di sambut oleh angin kencang yang menerpa keduanya.
"Seharusnya hari ini bukanlah hari kematianmu tapi kau sudah berani mau melenyapkan nyawaku. Maka terimalah akibatnya."
Minha melotot melihat Daniel mengeluarkan pistolnya, mengarahkan senjata tersebut tepat di dahi Minha.
"Jangan." Akhirnya air mata Minha menetes, siapa yang tidak menangis jika nyawanya terancam.
Indra pendengaran Daniel menangkap suara langkah kaki yang semakin dekat dan dugaannya benar. Orang itu datang untuk menyelamatkan Minha.
"Woah yang di tunggu-tunggu datang juga, apa kabar Kim Taehyung?"
"Lepaskan dia!" desis Taehyung.
Daniel tertawa, "Apa kau mencintainya?"
"Sadarlah, dia itu istrimu!" geram Taehyung.
Taehyung beralih menatap Minha yang tengah menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erstwhile
Fanfiction(SUDAH TAMAT) Hujan merupakan sebuah anugerah yang diturunkan oleh Tuhan sehingga banyak yang mengharapkan kedatangannya, akan tetapi ada juga yang membenci hujan dia adalah Ahn Minha. Tidak, wanita itu bukan membenci hujan, lebih tepatnya menghinda...