🍁🍁🍁
Terhitung sudah satu minggu kepergian Jaehan. Daniel frustasi dan tak tahu harus berbuat apa melihat perubahan dalam diri Minha. Pria itu sudah mencoba mengajak Minha bicara tetapi istrinya malah mengabaikan dirinya.
Minha lebih suka mengurung diri di dalam kamar, melamun dan tiba-tiba menangis. Daniel tentu saja panik ketika melihat alergi Minha kambuh, ia sampai bosan membawa wanita itu ke Rumah Sakit. Setiap dia menangis, Daniel juga yang repot harus mengurusnya, menepati janjinya pada Jaehan untuk menjaga putrinya sebelum Jaehan pergi.
Bahkan Baekhyun, Dokter yang menangani Minha sudah berkali-kali mengatakan untuk mengikhlaskan Jaehan agar alergi Minha tidak terus-terusan kambuh tapi wanita itu tak menjawab, mendadak menjadi orang bisu. Baekhyun tidak bisa berbuat apa-apa, bicarapun percuma karena Minha hanya diam.
Tapi hari ini, Daniel di buat terkejut karena Minha mau keluar dari kamar dan menghampiri dirinya yang sedang menata piring serta gelas di meja makan. Biasanya Daniel lah yang mengantar makanan ke kamar lalu membujuk Minha untuk menghabiskan makanannya.
Pria itu menyambut kedatangan Minha dengan senyum manisnya. Ia sangat bahagia saat ini, akhirnya Minha mau makan bersama di meja makan.
"Aku memasak untukmu, kemarilah dan coba masakanku."
Minha terdiam, ia menatap Daniel yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Eonni di mana? Kau sudah menemukan keberadaan Eonni?"
Tiga hari yang lalu, Minhye menghilang tanpa jejak. Saat Daniel dan Minha berkunjung ke rumah Jaehan sekedar untuk memastikan bahwa Minhye baik-baik saja karena kondisi Minhye dan Minha tak jauh berbeda, keduanya sama-sama terpuruk. Waktu itu, Minha tetap memilih bungkam tapi Daniel berjanji akan mencari Minhye.
Daniel menarik napas dalam-dalam. "Aku belum menemukan Minhye, Ha. Orang yang aku suruh untuk mencari keberadaan Minhye, belum mendapatkan hasil apapun atau petunjuk." Lalu ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Minha.
Dia menggenggam kedua tangan Minha. "Jangan khawatir, Ha. Aku yakin Minhye pasti baik-baik saja, mungkin saja dia sedang pergi ke suatu tempat untuk menenangkan dirinya dan mencoba merelakan kepergian Appa kalian berdua. Kalau kau mau, aku sudah punya rencana mengajakmu ke London. Kita liburan di sana, bagaimana?"
Sebenarnya Minha tidak mau pergi ke mana-mana sebelum ketemu Minhye. Tapi ketika mengingat betapa baiknya Daniel selama beberapa hari mengurusnya meskipun ia selalu mengabaikan keberadaan pria tersebut. Minha sadar, ia terlalu jahat.
Hanya mendapat anggukan dari Minha, pertanda setuju di ajak liburan ke London. Daniel tak dapat menahan senyum di wajahnya, bahkan ia langsung memeluk Minha.
Liburan ke London akan Daniel anggap sebagai honyemoon yang tertunda. Ia akan bersenang-senang di sana dan juga membuat kenangan indah bersama Minha.
🍁🍁🍁
Akhirnya Daniel dan Minha menginjakkan kaki mereka di London. Setelah meninggalkan koper di Hotel, Daniel langsung mengajak Minha ke Queen Mary's Garden sebuah taman yang menyediakan keindahan bunga mawar dari berbagai jenis dan bentuk. Salah satu bunga mawar yang istimewa di Queen Mary's Garden yaitu Royal Park Rose.
Di sana tersedia bangku taman dan kafe, juga ada danau. Sehingga Daniel menyewa perahu di Boathouse untuk berperahu bersama Minha, istrinya.
Saat melihat Minha sangat menikmati pemandangan di Queen Mary's Garden, membuat Daniel tersenyum tipis.
"Nanti malam mau jalan-jalan lagi?" tawar Daniel ketika mereka sudah selesai menaiki perahu dan ingin menuju kafe, mengisi perut.
"Mau!" jawab Minha bersemangat, Daniel lega ia berhasil menghibur wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erstwhile
Fanfiction(SUDAH TAMAT) Hujan merupakan sebuah anugerah yang diturunkan oleh Tuhan sehingga banyak yang mengharapkan kedatangannya, akan tetapi ada juga yang membenci hujan dia adalah Ahn Minha. Tidak, wanita itu bukan membenci hujan, lebih tepatnya menghinda...