lima belas

440 98 36
                                    

sudah 1 minggu minkyu berada di rumah sakit, dan 1 minggu itu pula yohan tidak pernah berhenti menyalahkan dirinya.

"bodoh banget lo, han. asli." wooseok berkata lalu menyesap kopinya.

mereka sekarang sedang berada di kafe, dengan wooseok juga jinhyuk.

"gue heran banget. ada ya suami yang gak becus kaya lo." tutur wooseok lagi.

"sssttt—udah shin, jangan gitu. kasian ntar yohan malah tambah sedih. dia kan sadboy."

"bajingan." umpat yohan.

"ya lagian bodoh banget. sebel akunya." wooseok menghentakkan kakinya kesal.

"lo gak kerja?." tanya yohan pada wooseok disana, alih-alih untuk mengalihkan pembicaraan.

"tempat kerja gue cuma 10 langkah dari sini, gak usah pura-pura bego."

"eh tapi lo emang bego beneran sih." lanjutnya.

yohan cuma bisa ngehela napas, ngerasa gak guna banget jadi suami. bodoh, bodoh banget.

"udah lah gue mau cabut aja. pa, ayo."
wooseok berdiri dari duduknya disusul oleh jinhyuk di belakangnya.

jinhyuk menepuk bahu yohan pelan, "semua pasti ada jalannya. gue yakin lo bisa ngadepin semua ini. sabar aja." lalu jinhyuk berlari kecil untuk menghampiri wooseok yang sudah berjalan lebih dahulu di depannya.

yohan mengusap wajahnya kasar, ia ingin menangis lagi. tapi gak boleh. dia harus kuat.

tak lama, ponselnya berdering. asistennya menelefon.

"ada apa yeji." yohan langsung to the point. terlalu malas untuk bercakap bersama asistennya itu.

"maaf pak ganggu... tapi ini sudah jam makan siang. bapak belum makan kan? ini sa—

panggilan dimatikan sepihak.

"mau tuh cewek apaan sih? heran gue." gumamnya.

yohan beranjak dari duduknya meninggalkan kafe tersebut, ia berjalan menuju ke arah mobilnya yang terparkir di depan rumah sakit ( khusus dokter ) lalu menancap gas. entah kemana, intinya sekarang yohan ingin mendinginkan pikiran.

 entah kemana, intinya sekarang yohan ingin mendinginkan pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kakak yakin mau mindahin kak minkyu ke luar negeri?." tanya jaemin.

yohan menganggukan kepalanya.

sekarang yohan sedang berada di rumah kediaman adiknya itu, dia udah cerita semuanya ke jaemin dan jaemin cuma bisa nenangin kakak kandungnya itu.

"apa gak kejauhan? lagian di sini juga masih banyak rumah sakit yang sama levelnya kaya di luar negeri." ucap jaemin.

"gak bisa. keputusan kakak udah bulat, jaem. kakak mau mindahin minkyu kesana."

kedua ujung bibir jaemin melengkung ke bawah, merasa sedih karena itu artinya nanti dia gak bisa sering curhat bersama kakak iparnya lagi.

"emangnya kakak udah bilang ke soni? ke kak minkyu nya juga? emang udah?."

fluffs | yohan minkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang