Sakura mendudukan diri dikursi yang telah ia tinggalkan selama beberapa hari. Sakura memandang ke sekeliling kelasnya. Suasana ini terasa begitu asing. Hari masih terlalu pagi untuk seorang pelajar berangkat. Sakura sengaja meminta ayahnya mengantarke sekolah. Ia mau bersekolah kembali setelah melihat seorang ibu anak yang mengenakan baju seragam TK beradu argumen. Sang Ibu meminta agar sang anak mau bersekolah. Namun sang anak bilang tidak mau sekolah, toh kalau besar nanti ia ingin menjadi seorang pelukis, bukannya pelajar. Sakura sadar keinginannya untuk bisa menjadi dokter terlalu penting kalau dihancurkan hanya karena seorang pria.
Sakura memasang earphone di telinganya dan memainkan musik untuk dirinya sendiri. Setenang inikah dunia tanpa cinta? Sakura tak memperdulikan dua orang teman sekelasnya masuk kedalam kelas membuat kericuhan.
"Hei, Lee. Lihat hahahaha Sasuke yang sebegitu garangnya menyimpan buku seimut ini hahaha"
" Lihat-lihat sampulnya pink. Digembok segala lagi. Ayo kita buka,Kiba" Kiba dan Lee hendak membuka buku itu, namun tangan Sakura lebih cepat merebut buku itu dan menyembunyikannya dibalik punggung
"Hei! Apa yang kau lakukan?! " Tanya Lee dan Kiba seraya mencoba merebut kembali buku itu dari tangan Sakura. Namun Sakura berkelit. "Ini privasinya! Kau tak bisa mengusik privasi seseorang! " Bela Sakura. Sakura mengangkat tinggi-tinggi buku itu.
"Tidak apa-apa! Ayolah, Sasuke tak ada disini?! " Ujar Kiba.
Sebuah tangan mengambil buku itu dari Sakura dari belakang.
"Hoi! Memangnya kenapa kalau aku disini?! "
Sakura berbalik dan mendapati Sasuke sedang memegang buku pink itu.
"Sa... Sasuke... " Kiba dan Lee langsung kabur menerobos Sakura dan Sasuke. Mata Sasuke memelototi mereka berdua dengan kejam.
Setelah memastikan mereka berdua tidak kembali, Sasuke memandang Sakura dan membungkuk hormat.
"Terimakasih"
"Tidak perlu sampai seperti itu. Aku hanya melakukannya sebagai teman"
Bell pulang berbunyi... Sakura mengepak buku-bukunya dan berjalan dengan jinjit keluar dari kelas. Ia berjalan dengan hati-hati saat turun dari tangga. Sakura meringis kesakitan saat luka kakinya menyentuh lantai dengan tidak sengaja.
"Biar kubantu... " Sasuke menggendong tubuh Sakura tanpa persetujuan darinya. Namun Sakura tidak meronta. Tentu saja. Ia akan sangat berterima kasih dengan bantuan dari Sasuke itu. Ketika di sampai didepan sekolah, semua mata memandang kearah mereka. Hal itu membuat Sakura merasa malu. Dan menyembunyikan wajahnya dileher Sasuke. Tak ada satupun kata yang terucap dari bibir keduanya saat diperjalanan.
"Biar aku yang mengantarmu pulang" Kata Sasuke sambil mendudukan Sakura di jok motor sport nya dan mengantarkan Sakura pulang.
***
Kakashi mengancingkan kemeja putihnya kemudia dengan cekatan ia memakai dasi berwarna hitam. Kakashi kemudian melipat baju pasien Rumah Sakit miliknya dan memasukkannya kedalam paper bagian untuk diserahkan kembali ke pihak RS. Ia melihat pantulan dirinya dicermin. Semuanya masih sama. Kecuali badannya yang kini menjadi lebih kurus dan pacar dari sebelumnya serta tulang pipinya yang menonjol. Ia mengenakan masker hitam yang Naruto belikan untuknya. Naruto bilang itu akan menjadi mencegah penularan virus TBC dari mulutnya ketika berbicara, batuk, dan bersin. Setelah selesai Kakashi keluar dari kamar mandi dan menghadapi hamparan kamar pasien yang telah ditempatinya sepekan lebih. Ia benar-benar tak suka ini.
Naruto segera menghampiri Kakashi setelah melihatnya keluar dari kamar mandi. Ia merebut paper bag yang Kakashi pegang.
"Yoshhhh... Ayo pulangggg. " Naruto berlari kecil mengawal Kakashi keluar dari kamar pasien itu dengan senang. Namun wajah Kakashi masih saja datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE REASON (Complete)
Fanfiction'Bagaimana cara menghentikan permainan ini? ' 'Tidak ada caranya, Kakashi' 'Hanare, kumohon. Buat aku berhenti. Biarkan aku hidup lebih lama' 'Permainan hidup tidak bisa dihentikan, aku hanya seorang peramal bukan pencipta hidup' 'Begitu ya? Buat ak...