"Kakashi, kemarilah... "
Kakashi yang tadinya hanya memperhatikan gadisnya bermain lempar kaleng itupun mendekat.
"Bisa kau menangkan boneka itu untukku? Ya.. Ya... " Kakashi mengikuti arah jari Sakura yang tertuju pada boneka kelinci putih sebesar manusia.
"Jangan kekanak-kanakan. Aku bisa membelikannya untukmu tanpa harus susah-susah merobohkan kaleng-kaleng itu" Kakashi menunjuk susunan kaleng diatas meja permainan.
Sakura mengerucutkan bibirnya.
"Tapi kalau mendapatkannya lewat permainan kan lebih berkesan... "
Kakashi memutar bola matanya lalu mengambil bola lempar yang Sakura pegang."Lihat dan perhatikan... " Kakashi menutup sebelah matanya dan mulai mengincar bagian tengah bawah kaleng itu. Dengan sekuat tenaga ia melempar bola itu. Dan prank kkk.... Susunan kaleng itu roboh.
"Yeayyyy" Sakura bersorak gembira. Ia berjinjit lalu merangkul leher Kakashi dan mencium bibirnya. Sang pemilik permainan pun dengan kesal memberikan boneka itu kepada Sakura, kekesalannya semakin menjadi saat kedua insan itu bercium mesra dihadapannya. Dasar anak muda, tidak tahu aku jomblo apa.
Sekarang Sakura dan Kakashi sedang naik wahana sangkar burung di pekan raya siang itu. Keduanya duduk saling berhadapan. Sakura menolak duduk disebelah Kakashi dengan alasan nanti Hubby, boneka kelinci yang baru ia dapat, akan duduk sendirian. Agak menjengkelkan sih memang bagi Kakashi kalau Sakura lebih suka menemani boneka yang notabene nya benda mati ketimbang menemani dirinya. Wahana itu sudah setengah berjalan ketika Kakashi membuka pembicaraan.
"Sakura... Apa kau benar-benar mencintaiku? " Kakashi menyenderkan tubuhnya dan menengadahkan kepalanya mencoba menantang tatapan matahari.
Sakura yang sedang asik membelai-belai Hubby pun menjadi menoleh bingung kearah pria perak itu.
"Memangnya kenapa? "
"Aku butuh kepastian darimu... " Kakashi memejamkan matanya. Ia kalah dari sorot matahari siang yang menyengat.
"Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhmu seditkpun bila aku tak benar-benar mencintaimu. Lagipula bukankah aku yang lebih membutuhkan kepastian darimu? " Sakura kembali membelai Hubby
Perkataan Sakura berhasil membuat Kakashi membuka mata dan menatap lekat gadisnya yang membelai boneka yang ia berikan.
"Apa yang akan kau lakukan saat aku tiba-tiba pergi tanpa kau tahu aku pergi kemana seperti kemarin-kemarin? "
"Tentu saja aku akan mencarimu"
"Dimana kau akan mencariku? "
"Ditempat kau berada" Bernada? ><
"Kau kan tidak tahu aku pergi kemana"
Sakura menghentikan aktivitasnya dan menatap tajam wajah Kakashi yang sedang serius memandangnya. Seolah terjadi aliran listrik diantara empat mata yang saling tatap itu. Keduanya sama-sama serius dan tajam.
"Aku... Akan... Mencarimu... Bahkan jika tidak ketemu... Aku akan... Mencarimu... Didasar memori.... Dan Hatiku" Tatapan Sakura semakin tajam mengalahkan ketajaman Kakashi. Hal itu membuat Kakashi tertawa, baik secara kalimat yang Sakura ucapkan maupun tatapan matanya yang menyeramkan namun konyol.
"Bagaimana caranya eh? Haha"
"Hei! Jangan tertawa! Aku bersungguh-sungguh" Sakura melengos dan memeluk Hubby dengan erat.
"Lalu bagaimana jika salah satu dari kita pergi terlebih dahulu? Bagaimana dengan satu yang lain? " Tatapan Kakashi kembali setius
"Pergi kemana? "
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE REASON (Complete)
Fanfic'Bagaimana cara menghentikan permainan ini? ' 'Tidak ada caranya, Kakashi' 'Hanare, kumohon. Buat aku berhenti. Biarkan aku hidup lebih lama' 'Permainan hidup tidak bisa dihentikan, aku hanya seorang peramal bukan pencipta hidup' 'Begitu ya? Buat ak...