Sementara pekikan terdengar dari bibir Sakura dan Ino. Ino langsung mematikan kompor yang sudah menghangiskan bawang diwajan dan menghampiri Sasuke. Ia menarik pria itu untuk menjauh dari sana dan mendekat ke dapur. Saat di dapur, ia digeujuk air kulkas oleh Ino. Tapi tetap tidak membuat pria itu sadar juga.Sementara Sakura langsung lemas dan jatuh terduduk kelantai
Sial! Batin Kakashi.
Dan akhirnya Kakashi hanya tertawa kecil dan keluar melalui pintu taNpa sepatah kata pun.
Sakura memandang pintu yang masih bergerak karena ditutup dengan tidak benar oleh Kakashi. Matanya begitu syok melihat darah itu. Tegenang begitu banyak dibelakang pintu.
Sakura bangkit, hendak keluar. Namun Sasuke langsung memeluknya. "Jangan dikejar, Sakura!"
"Menyingkir lah Sasuke" Gumam Sakura.
"Sadarlah,Dia sudah menyakitimu Argh..." Sasuke melepaskan Sakura saat gadis itu menggigit tangannya hingga berdarah.
"Hanya karena dia menyakitiku, bukan berarti kau berhak menyakitinya! " Setelahnya Sakura berlari keluar apartemen seperti korban kebakaran yang melarikan diri.
"Bersihkan lukamu" Perintah Ino sebelum berlari sama gilanya dengan Sakura.
Sasuke menggelengkan kepalanya. Ia tak mengerti kenapa bisa ada orang dengan cinta sebesar itu.
Jika sudah sebesar itu, apa masih layak dinamakan cinta?
Kakashi berjalan di trotoar jembatan dengan santai. Sementara tubuhnya sendiri bergetar setelah kehilangan begitu banyak darah. Sebenarnya ia sedikit pusing. Banyak malah. Hanya saja, dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengeluh dan menikmati hidup.
Dihirupnya dalam-dalam udara malam. Begitu segar dan dingin menusuk hidung.
Saat keluar dari kamar tadi, itu karena ia ingin keluar secepatnya. Ia sudah merasa semakin buruk setelah memuntahkan darahnya di bantal. Dan ia tahu bahwa darah akan mendobrak mulutnya memaksa keluar. Karena itulah ia memutuskan untuk segera membuka pintu.
Tapi Uchiha sialan itu malah memukulnya tepat di pipi. Hal itu membuatnya tak sengaja membuka bibir. Dan hal yang ia takutkan terjadi. Ia memuntahkan darah itu justru didepan semua orang. Mungkin Uchiha itu berpikir bahwa Kakashi pria lemah yang hanya sekali tonjok langsung berdarah-darah.
Karena itulah ia membalasnya. Ia tahu jika ia memuntahkan darah didepan Sakura, gadis itu akan khawatir. Dan itu bisa membuat nya stress. Itu tak baik buat ibu hamil. Kakashi tidak sebodoh itu untuk menambah beban pikiran Sakura.
Ia menendang beberapa kerikil dijalan. Dan tertawa. Ia sama seperti kerikil itu. Setajam apapun dia. Orang-orang terus memoles nya untuk menjadi pisau. Memanglah tajam. Tapi jika memiliki cacat, yaitu kecil, apa gunanya? Masa gunanya akan memendek. Karena para penjual daging takan menggunakannya untuk mengiris daging. Justru pisau batu kerikil itu akan melukai tangannya. Dan berakhir dijalanan. Dan ditendang-tendang. Seperti yang Kakashi lakukan sekarang.
Rupanya malam itu dingin. Terlebih hawa dingin juga tersalur lewat sungai di bawahnya. Kakashi memasukan tangannya kedalam kantong mantelnya. Dan tangan kanannya menemukan sesuatu didalam. Diangkatnya tinggi-tinggi benda itu kearah cahaya lampu jembatan.
Cincinnya. Kakashi kembali teringat bagaimana Kakashi meminta Sakura menjadi teman hidupnya dipasar raya.
Kejadian manis yang akan segera menjadi kenangan. Dan saat menjadi kenangan itu akan berubah menjadi ratapan.
Di pejamkan matanya. Telinganya penuh dengan
Kembali ingatannya berulang mulai pertama bertemu Sakura hingga tadi saat ia membentak nya. Dan kembali Kakashi dengar suara-suara Sakura dari dalam ingatannya.Telinganya penuh dengan suara klakson sekarang penuh dengan suara gadisnya. Bahkan dalam pejaman mata ini ia masih bisa melihat bagaimana bibir tipis itu bergerak dalam setiap katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE REASON (Complete)
Fanfiction'Bagaimana cara menghentikan permainan ini? ' 'Tidak ada caranya, Kakashi' 'Hanare, kumohon. Buat aku berhenti. Biarkan aku hidup lebih lama' 'Permainan hidup tidak bisa dihentikan, aku hanya seorang peramal bukan pencipta hidup' 'Begitu ya? Buat ak...