15. Loe Cantik

2K 135 120
                                    

Geral keluar dari gudang terlebih dahulu, terlihat wajah bengis milik Geral yang jarang di perlihatkan.

"Dimana Delisa?"tanya Alina cemas.

"Lihat saja sendiri,"Geral mengancingkan seragam sekolahnya dan merapihkan penampilannya supaya tidak ada yang curiga.

Alina tak peduli dengan Geral, ia segera masuk ke dalam dan mendapati Delisa yang tangannya terikat dasi dan bibirnya terikat seragam sekolah miliknya."Astaga...."pekik Alina dan yang lainya segera membantu Delisa.

"Tadi Desta lihat seperti ini tapi iblis itu malah bilang ok,"Alina tak habis pikir dengan Desta.

"Fraha cs kan emang iblis, paling juga sekarang mereka tawuran dan Geral akan memanfaatkan ini buat cari masalah dengan Fraha."ujar Tiara.

"Fraha pasti akan menang."ucap Delisa lemah." Gue benci banget sama Geral, gue bakal bikin perhitungan sama dia, buat balas perlakuan dia ke gue."

"Kita pasti bantu loe,"timpal Alina dan di angguki oleh yang lainnya.

Geral bersemangat ketika mendengar laporan jika geng Fraha sedang tawuran, ia akan mencari-cari kesalahan Fraha supaya di keluarkan dari sekolah.

"Pak Fraha dan yang lainya sedang membuat keributan di dekat lapangan."lapor Geral pada guru BK.

"Ayo kita ke sana.Dasar anak nakal, kerjanya selalu saja buat rusuh."Pak Arman memijit keningnya pusing dengan kenakalan para anak didiknya.

"Iya, Fraha selalu mengajak dan membuat onar pak, saya sudah sering menasehati tapi tak pernah di dengarkan. Jika seperti ini terus nama baik SMK Bintara akan tercoreng. Apa bapak mau kalau SMK kita terkenal brutal dan anarkis?"Geral menghasut pak Arman.

"Nanti saya sekors dia biar jera."

Pak Arman dan Geral menuju lapangan dimana lokasi tawuran di adakan tapi ternyata tak ada seorang pun di sana.

"Mana?"pak Arman melihat ke sekeliling lapangan itu yang nampak kosong.

"Mungkin mereka bersembunyi atau pindah lokasi, lebih baik kita berkeliling ke tempat-tempat yang biasa di jadikan tempat tawuran."usul Geral tak puas sebelum Fraha tertangkap.

Pak Arman mengangguk dan berkeliling bersama Geral mencari anak-anak Bintara. Tapi sudah beberapa tempat mereka datangi, hasilnya nihil.

"Sepertinya informasi kamu kali ini salah, ayo kembali ke sekolah. Lain kali pastikan dulu, jangan langsung lapor sembarangan."tegur pak Arman.

"Baik pak maaf."Geral mengeram dalam hati, gara-gara Fraha ia di marahin pak Arman. Geral tak akan melepaskan Fraha.

Saat di perjalanan ke sekolah, Geral melihat mobil Remon. Senyum iblis Geral seketika mencuat."Dapat."ujar Geral dalam hati bersorak riang.

"Itu pak mobil Remon."

"Ah ya betul."pak Arman menepikan motornya dan mengetuk kaca mobil Remon.

"Eh bapak, lagi apa?"tanya Remon basa basi.

"Keluar kalian semua."bentak pak Arman.

Remon dan lainya pun keluar.

"Mana Fraha, suruh keluar. Jangan jadi pengecut ngumpet."ucap Geral.

"Fraha di sekolah lah,"sahut Desta.

"Bohong."Geral memeriksa mobil Remon namun Fraha benar-benar tidak ada.

"Bagaimana? Apa ada Fraha?"tanya pak Arman.

"Tidak pak,"Geral menggeleng kesal karena targetnya tak ada.

"Baik kalian semua kembali ke sekolah dan jangan coba-coba untuk kabur atau saya akan panggil orang tua kalian."ancam pak Arman.

"Iya pak...."jawab semua serempak sambil berbisik-bisik menertawakan muka Geral yang masam.

Di tempat lain, Fraha sedang menunggu Farah. Ia ingin mengajak Farah jalan-jalan.

"Sudah pulang? Gak ada pelajaran kan?"tanya Fraha begitu Farah keluar kelas.

"Iya kak, gue langsung pulang kok."Farah sedikit terkejut melihat Fraha di depan kelasnya.

"Ayo ikut gue."

"Mau kemana kak?"Fraha dan Farah jalan berdampingan sehingga menjadi pusat perhatian di koridor.

"Beli sesuatu."Fraha tersenyum tipis membuat Farah tersipu malu."Kenapa wajah loe memerah? Loe masih demam?"Fraha menempelkan punggung tangannya di kening Farah.

"Gak kok kak,"balas Farah gugup dan salah tingkah.

"Kalau loe masih sakit, bilang aja. Kita bisa pergi lain kali."Fraha menatap Farah cemas.

"Enggak kak, gue...emm gue..."Farah merasa makin gugup di tatap oleh Fraha. Tangan Farah pun tak bisa diam, ia terus meremas-remas tali tas ranselnya.

"Lalu?"Fraha memegang kedua bahu Farah yang reflek membuat Farah menunduk.

"Jangan menunduk, gue jadi agak bisa natap mata loe yang indah itu."Fraha mengangkat dagu Farah supaya menatapnya.

"Kak,"Farah benar-benar malu. Jantungnya berdegup kencang.

Fraha menundukkan kepalanya sedikit supaya sejajar dengan Farah.

Farah makin salah tingkah dan menerka-nerka apa yang akan di lakukan oleh Fraha.

"Loe cantik."

Blushhhh.....

Pipi Farah makin memerah mendapat pujian dari Fraha.
Farah tak tau harus bagaimana lagi. Ia tersenyum sembari tersipu malu.

FRAHA & FARAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang