Sudah 5 hari aku disini. Portland memang sangat membantuku melupakan semua kenangan buruk selama di jakarta. Aku mulai berfikir ingin mencari pekerjaan disini. Dan meninggalkan jakarta beserta kenangan pahit.
Aku berjalan tidak jauh dari apartement menuju sebuah toko buku. Jalanan disini ramai namun tidak seramai jakarta dan udaranya dingin. Aku memakai jins panjang dan kaos lengan panjang beserta jaket pink favoritku. Banyak orang memilih berjalan disini karena faktor udaranya yang tidak sepanas jakarta kurasa. Aku berjalan sambil menikmati pemandangan yang tak kudapatkan di negaraku. Trotoar dengan semen coklatnya pohon rindang terdapat pula kursi taman untuk siapa saja yang merasa lelah beserta tempat penyewaan sepeda yang bisa kau sewa sewaktu waktu hanya dengan memasukan koin di salah satu mesin disana.Aku berhenti ditoko buku sebelum seseorang dengan gegabah mendorongku dari belakang dan menyebabkan aku hampir saja terjatuh jika aku tidak berpegang pada ganggang pintu toko, aku merasakan tangan seseorang memegang dan menahan pinggangku.
"Oh Tuhan maafkan aku". Suara bariton khas lelaki terdengar di telingaku seketika aku berbalik dan melepaskan tangannya." Oh oke.. tolong lain kali berhati hatilah kau bisa ke stadium jika ingin berlari". Nadaku kesal
" Maaf aku tidak sengaja aku kira kau adikku, dia berkata akan kesini. Namun setelah hampir membuatmu terjatuh ternyata bukan adikku". Dia berbicara dengan cepat dari mulutnya terlihat seperti kabut yang menandakan cuaca portland sedang sangat dingin. Memang aku merasakannya juga kau bisa mati membeku jika terlalu lama diluar ruangan tanpa mantel, sarung tangan dan lainnya. Tanpa memperdulikannya aku masuk ke toko buku dan dia mengikutiku dari belakang.
"Apa kau bukan berasal dari sini nona?". Tanya nya ketika aku sedang memilih buku untuk ku beli.
" Yup ". Seperti biasapun aku akan selalu menjawab seperlunya. Sedikit agak aneh menurutku. Namun tidak ada salahnya jika mempunyai kawan baru dinegeri orang bukan?
" Maaf jika aku menggangu waktumu, im Ethan". Tanpa mengulurkan tangannya.
"Oh hi Ethan". Aku masih sibuk dengan buku ditanganku membolak balik halaman tanpa melihatnya.
"So whats your name?".
" Lanna. Kau bisa memanggilku Lanna". Sekedar melirik seadanya dan kembali sibuk dengan buku ditanganku dan aku melihat sedikit senyumnya. Lumayan tampan. Apakah dia brengsek seperti Sam?.
Kami bercengkrama agak lama sampai ketika aku menemukan buku yang kurasa cocok untuk menemaniku membaca di apartement Amber. Aku membeli sebuah buku fantasy berjudul Percy Jackson bagian ke dua. Sangat menarik menurutku karena aku selalu tertarik dengan mitos dewa dewi Yunani.
Kami berjalan keluar kesebuah kedai kopi tidak jauh dari toko buku ini. Mungkin hanya berjarak 300 meter saja. Ethan menawariku kopi dan dia juga akan bertemu dengan kawannya untuk membicarakan bisnis kecilnya. Kami berjalan santai ke kedai kopi sambil membicarakan tempatku berasal."Lanna apa kau akan lama di Portland? ". Dia memasukan telapak tangannya disaku mantelnya dan menutup kepalanya menggunakan hoodie. kami sedikit berlari karena merasa kedinginan.
Aku memilih duduk ditengah cafe klasik ini. Suasana tidak begitu ramai saat ini mungkin karena cuaca yang dingin membuat orang - orang malas untuk keluar rumah sekedar minum kopi. Aroma kopi menyerbak diseluruh cafe. Kursi kayu dengan aksen khas eropa dan beberapa hiasan dinding kuno. Aku memperhatikan Ethan yang sedang memesan muffin dan kopi. Ethan tinggi yah kurang lebih 175 cm mungkin, dengan mata coklat yang cocok untuknya. Dia bukan asli Portland dia kebetulan sedang ada pekerjaan disini. Dia berasal dari Canada.
" Oke ini dia, muffin dan kopi milikmu". Ethan menaruh nampan dan membuka kertas muffin milikku agar aku mudah untuk memakannya." Thankyou Ethan".
" Hei kau berhutang penjelasan padaku, sampai kapan kau di portland?". Tanya Ethan dengan antusias.
![](https://img.wattpad.com/cover/197370953-288-k771503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous
Romance" Excuse me... what are you doing here?". Kataku pada seseorang yang sedang berdiri depanku, dia nampak sedikit gusar kurasa. Tapi tunggu ini bukan wilayahnya, dan dia harus segera pergi karena aku ingin melakukan ritual ku sesegera mungkin karena a...