SHAWN POV
Aku mengikuti Etahn pergi setelah menyelesaikan serangkaian gym.
Aku melangkahkan kaki ke sebuah kedai kopi klasik, Zack sudah menungguku didepan untuk menjemputku. Zack adalah salah satu bodyguard andalanku dan teman yang sangat bisa membuatku tertawa ketika aku merasa stres dengan musikku.
Aku melihat Ethan bersama seorang gadis yang sangat familiar dimataku. Dia sangat cantik dan pemalu sepertinya. Dia menundukan kepalanya ketika aku bersama Ethan membicarakan hal yang kubutuhkan selama di Portland. Aku meliriknya sesekali dan senyumnya membuatku terkesan. Lanna sangat cantik, rambut pirang dan panjangnya membuatku tak berhenti menatapnya.
Aku mengingatnya dia gadis di toilet itu yang menolongku ketika dikejar banyak fans saat mengejar Ellie. Dia tipikal yang mudah bergaul dengan orang baru meski pemalu. Mendengar percakapan Ethan dan Lanna membuatku tau dia bukan berasal dari Portland.
Kami berpisah di kedai kopi, aku dan Ethan menawari tumpangan namun dia menolak berkata bahwa tempat tinggalnya tidak jauh dari kedai kopi ini. Kini aku mengamatinya menghilang bersama kerumunan orang." Ethan aku rasa aku tertarik padanya". Gumamku pelan sambil mendengarkan lagu dengan airpods. Mendadak Ethan menepikan mobilnya dan menoleh heran padaku.
"hi bung aku yang menemukannya duluan, apa maksutmu?". Ethan mengerutkan dahinya seperti layaknya orang penasaran.
" Easy .. Easy man. Entahlah aku tidak bisa berhenti menatapnya tadi dan aku salah tingkah ketika dia berbalik menatapku".
Ethan hanya diam mendengarkanku berbicara dan mulai mengendari mobil lagi sambil terus berbiara menjelaskan pertemuan dengan gadis itu.RABU
" Aku akan mengajak Lanna keliling sore ini Shawn".
Aku langsung berdiri mendekati Ethan yang masih sibuk dengan kameranya setelah mengatakan wkan pergi bersama Lanna dengan sangat santai. " kemana kaliyan akan pergi ?". Aku mengeluarkan jurus senyum ramahku agar Ethan mengatakannya.
" Kau tak perlu tau Shawn, kau hanya akan merebutnya dariku". Jawab Ethan singkat diiringi Zack yang tertawa disebelahku.
" Wow Ethan akan keluar dengan seorang gadis! bolehkah kami ikut? kami hanya akan duduk dengan tenang tanpa menggangu kaliyan okey?". Sahut Peter dengan merangkul leher Ethan yang setia sibuk dengan kameranya. Aku hanya tertawa mendengar teman - teman akan ikut pergi bersama Ethan.
" Baiklah aku akan mandi, kaliyan bersenang - senanglah ". Aku mengambil botol minum dan berdiri menuju kamar mandi.
" Kau tidak akan ikut?". tanya Ethan
aku berhenti mencuci mukaku , menatap Ethan dari kaca tepat didepanku.
"Aku akan menyusul". Perasaan senang yang seketika menjalar didarahku membuat jantungku berdegup tak teratur. " Apa aku menyukainya ? Hahaha ". Aku segera menyelesaikan semuanya bersiap menyusul Ethan.
Lanna bersama Peter, Ethan, dan lainnya sedang tertawa ketika melihatku masuk bersama Zack. Mereka membicarakan sesuatu yang tak kupahami. Aku mendekati Lanna dan duduk disebalhnya dengan sengaja padahal banyak kursi kosong disini. Aku meliriknya dan mengerjainya sedikit itu membuatku tertawa.
" Oh pas sekali Shawn. Manager baru saja memberitahuku ada yang salah dengan sistem di backstage ". Peter dan Ethan berdiri dan mengajak kru lainnya kembali ke Stage.
sampaikan maafku ke Lanna karena tidak dapat memenuhi janjiku. Kau bisa mengajaknya berkeliling Bung.
Aku membaca Text yang dikirimkan Ethan, kesempatan yang bagus dan sangat langka bukan HAHAHAHA. Ketika suasana cukup aman untuk kami aku menyuruh Zack menungguku di hotel karena aku hanya ingin pergi berdua dengan Lanna.
Lanna tertidur ketika kami menyusuri kota Portland, aku membawanya ke sebuah bukit. Wajahnya sangat sempurna ketika tertidur menurutku,membuatku mengamati setiap jengkal sudut wajahnya bagaimana bisa ada orang seimut ini selain Aaliyah?
aku mengusap lembut wajahnya itu mebuatnya terbangun dan kaget. Aku menceritakan kehidupanku sedikit kepadanya. Aku tidak bisa menahannya untuk mengajaknya berkencan, tapi yang kudapatkan dia menjauhiku. Aku tidak tahu mengapa dia seperti itu, apa karena kami belum cukup dekat?. Dia menyebutku gila ketika mengajaknya berkencan. Dadaku terasa sesak tidak percaya namun ini tertalu cepat memang, aku meyakinkan tentang perasaanku padanya. Tapi Lanna tetap pergi menuju mobil meningggalkanku yang masih terpaku menatapnya.
Kami diam didalam mobil seperti ada jarak antara aku dan Lanna sekarang. Dia seakan mematung menghadap jendela yang berada disebalahnya. Aku merasa frustasi melihatnya seperti ini hingga dia mengatakan sesuatu yang masuk akal, dia akan memikirkannya.
Hatiku seketika layaknya firework meletup letup bahagia. Dia berkata bahwa dia lapar dengan sangat manis jika kau melihatnya sekarang. Aku membawanya ke tempat makan yang enak di kota ini. Melihatnya makan dengan sangat lahap mebuatku ingin tertawa karena gemas melihat tingkahnya, sepertinya memang dia sangat lapar. Aku menceritakan bahwa aku berasal dari Canada dan akan pulang senin ini berharap dia dapat mengunjungiku di Canada aku terdiam saat melihat darah keluar dari hidungku ini membuatku sangat takut sesuatu yang buruk menimpanya.
Aku merangkul Lanna berharap dia akan baik - baik saja sampai dikamarnya, karena itu permintaannya ketika aku menawarinya pergi ke rumah sakit. Lanna menutup matanya perlahan, dia menyuruhku pulang namun sungguh aku tidak ingin meninggalkannya sendiri di apartement ketika sahabatnya tidak ada. Dia tertidur, aku menyelimuti tubuh mungil itu dan mengecup tangannya, mengambil handphone yang ada di saku mantelnya memasukan nomerku agar dia dapat menghubungiku kapan saja dia memerlukanku.
" See you later babe ". Kataku lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous
Romance" Excuse me... what are you doing here?". Kataku pada seseorang yang sedang berdiri depanku, dia nampak sedikit gusar kurasa. Tapi tunggu ini bukan wilayahnya, dan dia harus segera pergi karena aku ingin melakukan ritual ku sesegera mungkin karena a...