Lanna POV
Aku bersiap turun dari pesawat untuk melakukan transit dari singapore menuju portland. Mengambil tasku dan berjalan turun. Aku melihatnya dia iya dia pria tadi, seorang pria aneh yang masuk ke toilet perempuan dia bersama teman - temannya dan kurasa dia memiliki banyak teman. Apakah teman - temannya tau dia mempunyai penyakit kejiwaan?? Kurasa tidak. Dia berjalan beberapa langkah didepanku disampingnya ada pria berkaos hitam dengan badan yang sangat besar menurutku seperti Obelix . Mereka nampak terburu - buru. Dia melepaskan kacamata hitamnya menaruhnya dikepalanya eh bukan dirambut ikalnya. Hahaha aku berasa sepertinya seorang Stalker. Dia tidak melihatku dia berjalan lurus dengan cepat dan dengan gaya anehnya. Kenapa juga dia harus melihatku??
Okey aku mempunyai 5 jam transit sebelum peswat berikutnya yang akan membawaku langsung ke portland. Apa yang akan kamu lakukan Lanna? berjalan - jalan di kota ini mungkin ide bagus aku mengambil handphone mencari tempat bagus sedikit lebih dekat dengan bandara agar memudahkanku kembali ke sini. Aku menukar uang di mesin penukaran uang yang ada di bandara ini untuk naik taxi dan membeli beberapa makanan nanti. Sangat luar biasa bandara ini seperti mall seperti taman bermain, bunga dimana - mana dan sangat besar. Aku berjalan keluar bandara untuk mendapatkan taxi sambil memainkan handphone ku. Mengecek apakah ada email masuk dan sekedar mencari sesuatu yang menarik di internet tentang kota ini.
Kau sampai jam berapa? Kau masih menyimpan alamat partemen ku bukan?
Oh chat dari Amber sahabatku yang kuliah di portland. Aku berniat mengunjunginya sejak resign dari pekerjaan terakhirku dan membuat perasaanku lebih baik mungkin karena aku terlalu gila mengingat jakarta dan Sam.
" Shawn..!!! Shawn.. !! ". Suara apa itu ? aku menoleh ke depan jalanan ramai. Ada banyak gadis muda berteriak memanggil seseorang yang bernama Shawn. Siapa Shawn? Aku menoleh kekanan kiri mencari tau siapa yang mereka teriaki. Dan benar aku menemukan jawabannya. Pria itu si aneh yang bersembunyi di tolilet wanita diaa sedang melambaikan tangannya pada gadis - gadis itu senyumannya pun tetlihat sangat ramah seperti tadi daat kami bertemu secara kebetulan. Aku terus memperhatikannya gerak geriknya. Dia sangat tinggi dan tampan. Mungkin tingginya 187 Cm dan sangat kharismatik dia memiliki semua yang dibutuhkan seorang pria. Menurutku fia seorang artis. Aku bisa tau hanya dengan melihatnya ditempatnya berdiri sekarang. Dia sudah berganti baju menggunakan t-shirt berwarna grey memainkan handphone ditangannya sesekali. Bahkan orang yang tak mengenalnya sepertiku bisa langsung jatuh cinta hanya dengan melihatnya berdiri sekarang.
Oh... aku ingat tadi dia menyebutkan namanya saat di toilet. Aku sangat gugup sehingga tidak menjabat tangannya dan menyebutkan namaku. Pasti dia tidak mempedulikan aku juga Ada dua Mobil SUV berwarna hitam berhenti didepan Shawn lalu orang - orang itu mulai masuk ke dalam mobil termasuk dia dan bodyguardnya yang berbadan besar itu, bodyguard bukan? karena artis selalu miliki bodyguard . Terus kemana bodyguard itu hingga dia bisa masuk ke toilet perempuan?. aku tertawa sendiri dengan fikiran gilaku. benar - benar penguntit aku ini.
Taxi pesanan sudah datang beriringan dengan kepergian mobil laki - laki yang bernama Shawn. Didalam taxi aku mengetikan nama Shawn dimesin pencarian. " Oh my...!!" aku membuka mulutku sangat lebar kurasa sampai driver taxi tersebut melirikku dari kaca spion. Dia.. laki - laki aneh itu seorang artis besar. Yah dia ada tur di negara ini dia sering keliling dunia untuk melakukan tur nya. Oke aku masih sibuk dengan benda pipih ditanganku mencai sesuatu tentangnya. Nama panjangnya Shawn Mendes. Kenapa aku bodoh sekali sampai tidak tau ada artis besar tersenyum mengulurkan tangannya untuk berkenalan denganku tadi. Bodoh !!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous
Romans" Excuse me... what are you doing here?". Kataku pada seseorang yang sedang berdiri depanku, dia nampak sedikit gusar kurasa. Tapi tunggu ini bukan wilayahnya, dan dia harus segera pergi karena aku ingin melakukan ritual ku sesegera mungkin karena a...