Lanna POV
" Excuse me... what are you doing here?". Kataku pada seseorang yang sedang berdiri depanku, dia nampak sedikit gusar kurasa. Tapi tunggu ini bukan wilayahnya, dan dia harus segera pergi karena aku ingin melakukan ritual ku sesegera mungkin karena aku sudah tidak bisa menahannya. But.. Wait dia meletakkan jari telunjuknya tepat diatas bibirnya dan melirik ke arah belakang badanku. Seketika aku menoleh ke belakang dengan reflek dan tidak ada siapapun.
" Sorry girl but can you help me now? ". Jawabnya pelan dengan kedua tangan terangkat didepan dadanya seperti aku akan segera menembaknya menggunakan pistol layaknya polisi.
Thats crazy aku sudah tidak bisa menahannya. "Bisakah kau segera keluar dari tempat ini? I wanna pee now! ". Aku sedikit berteriak padanya.. bayangkan saja ini kamar mandi wanita dan apa yang sedang dia lakukan disini? Apa dia seorang Stalker atau..??
" Okey just do it! aku akan diam disini menutup mataku silahkan masuk saja. Tolonglah aku ada seseorang membuntuti ku. Okey? ". Sahutnya
" Whatever.. aku sudah tidak bisa menahannya jadi minggirlah". Aku berlari masuk ke salah satu bilik kamar mandi dengan cepat. " Dont forget close your eyes and your ears now! ". Karena perempuan ketika sedang pee selalu mengeluarkan suara yang yaahh begitulah dan aku tidak mau dia mendengarkannya karena itu bisa membunuhku karena malu.
" Okey.. jika sudah selesei beritau aku ". Suaranya masih pelan seperti tadi.
Rasanya sungguh lega aku keluar dari kamar mandi dan kulihat dia menutup telinganya menghadap arah tembok dan kurasa dia juga memejamkan mata. Aku berjalan ke arah wastafel dan mencuci tanganku. " ehemm " . Aku sedikit berdehem. Kamar mandi ini hanya ada aku dan dia. Lelaki tinggi dengan rambut ikalnya berwarna cokelat. Dia memakai t – shirt warna putih dengan celana jins biru dan menenteng hoodie hitam atau sebuah jaket? Ah entahlah intinya berwarna hitam. Dia berbalik dan memandangku.
" What? ".
Oh My..... aku tidak sempat memperhatikannya tadi ketika masuk. Dia sangat ganteng yahh itu kata – kata yang sangat pas untuknya. Dia tersenyum melihatku. Matanya, bibirnya dan kulitnya membuatku tidak bisa bernafas sesaat. Apakah dia malaikat?
" Hi..? girl?". Dia memajukan badannya mendekatiku. "Im Shawn ". Sambil mengulurkan tangannya. " Terimakasih atas bantuanmu tapi aku sedang mencari gitar dan temanku ku kira dia berlari ke sini". Jelasnya
" So?? ". Hanya kata – kata itu yang muncul dari mulutku karena aku sedikit nervous. Dan aku tidak ingin terlalu banyak tau alasannya.
" Haha Thanks before ". Dia tertawa dengan sangat ramah.
" Oke kau mau tetap disini atau keluar? ". Sahutku dengan wajah datarku dan tidak peduli.
"Oke kau duluan dan tolong lihat apakah masih banyak orang yang bergerombol diluar dan mereka wanita yang sangat banyak". Dia menggaruk belakang telinganya yang kurasa tidak gatal sama sekali.
Aku menurutinya aku keluar duluan dan melihat situasi. Tidak ada orang – orang yang seperti dia bicarakan. Apa mungkin dia berbohong? Atau dia sakit?? "Oh Tuhan kasihan sekali ganteng namun sedikit gila". Gumamku dalam hati. Aku kembali masuk kamar mandi. " apa yang kau maksut? Tidak ada segerombol wanita diluar. Kau membodohiku Tuan ".
" Oh ya? Terimakasih ". Kembali tersenyum dan dia keluar sambil melihat jam tangannya. " Shit ! ".
Ohh bagus dia mengumpat setelah aku menolongnya. Apa dia stalker? Ah terserah aku segera keluar kamar mandi meninggalkan laki – laki itu dan langsung mengambil koperku yang ku letakan diluar diluar kamar mandi. Menariknya dan berjalan menuju Terminal tujuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous
Romance" Excuse me... what are you doing here?". Kataku pada seseorang yang sedang berdiri depanku, dia nampak sedikit gusar kurasa. Tapi tunggu ini bukan wilayahnya, dan dia harus segera pergi karena aku ingin melakukan ritual ku sesegera mungkin karena a...