PART 6

12 0 0
                                    

LANNA POV

Aku terbangun ketika merasakan ada tangan melingkar di pinggangku.

" You okey ?". Tanya amber sambil memeluk tubuhku.

" Im fine, kau sudah pulang?". Aku mencoba duduk untuk melihat jam berapa sekarang.

" Penjaga apartemen bilang kau sangat pucat tadi dan ada seorang pria mengantarmu pulang". Amber duduk dikarpet sebelah ranjangku sambil memainkan handphonenya.

" Iya aku merasakan sangat pusing tadi mungkin karena perbedaan suhu indonesia dan Portland dan tubuhkku lambat untuk beradapatasi, tapi aku baik - baik saja sekarang". Jawabku dengan senyum lebar yang membuat Amber mendekatkan tubuhnya dan menaruh tangannya di pahaku.

" So... siapa pria yang bersamamu Lanna? ". Dia mengangkat kedua tangan memegang wajahya diatas pahaku yang membuatku tertawa geli menyingkirkan tangannya.

" Kau akan segera tau Amber, im promise. Sekarang beristirahtlah karena ini tengah malam". Aku kembali merebahkan tubuh.

" Kau membutuhkan sesuatu? coklat hangat mungkin?". Amber berdiri dari duduknya dan meletakkan tangannya di dahiku. " Badanmu sangat dingin".

Aku menggelangkan kepala " Akan kubuat sendiri jika aku membutuhkannya".

                                  .....

" Good morning, bagaimana apa kau jauh lebih baik?". Amber mencium pipiku dan meraih sereal tak jauh dari tempatnya berdiri.

" Yup".

aku masih melanjukan sarapanku ketika handphone ku terus berdenging.

" Kau tak berniat mengangkatnya?".  Kata Amber melirik benda pipih itu.

" Sepertinya ayahku sangat merindukanku. Aku akan segera mengunjunginya setelah liburanku disini usai". Aku hanya berkata tanpa berniat mengangkatnya.

Amber hanya diam karena tau aku jarang menghubungi ayahku sejak ayahku memutuskan menikah kembali dengan Lauren, Wanita berkebangsaan Inggris. Dan ayahku adalah warga keturunan Amerika yang tinggal di Boston bersama istri barunya. Ibuku sudah meninggal ketika umurku 18 Tahun, aku tinggal di indonesia bersama Bibi ku adik dari ibuku karena saat itu aku tidak bisa meninggalkan indonesia karena sekolahku. Aku mempunyai dua kebangsaan, Indonesia dan Amerika. Karena ibu asli indonesia dan ayah asli amerika membuatku memiliki keistimewaan itu.

" Siapa pria kemarin Lanna? Kau tak ingin menceritakannya padaku eh?". Amber sudah menungguku membuka mulut dengan caranya memandangku saat ini.

aku membenarkan posisi dudukku menghadap Amber sekarang.

" Amber... kau tau aku ingin move on bukan? tapi kurasa aku akan melakukannya". Aku tersenyum memegang tangan Amber. Wajah Amber menatapku tidak percaya dan tersenyum seraya memeluku.

" Aku mendukungmu Lanna, seminggu di Protland membuatmu bahagia bukan. Oh aku sudah tidak sabar kau mengenalkan pria itu padaku". Amber kembali memakan serealnya lagi. Hari ini kami berecana pergi ke Walmart untuk membeli kebutuhan harian yang semakin menipis.

Setelah selesei berbelanja, kami pergi ke Starbucks untk drive tru membeli roti dan kopi pastinya. Kami berhenti di salah butik, amber ingin membeli pakaian untuk dia kenakan nanti saat menonton konser Shawn Mendes. Namun aku melihatnya, Shawn bersama Zack dan Peter dari tempatku saat ini.

" Lanna lihat ada Shawn mendes! "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Lanna lihat ada Shawn mendes! ". Teriak Amber histeris aku hanya mengangguk pelan melihat orang - orang berteriak menggila dan memasang handphone mereka mengabadikan Pria bertubuh tinggi itu.

Aku tersenyum melihatnya, mungkin dia selesei dengan Gym nya. Amber berlari mendekati Shawn seperti gadis lainnya meneriaki nama Shawn. Aku masih disini berdiri didepan butik mengamati Shawn melambaikan tangannya ke orang - orang itu. Aku dengar mereka meminta foto bersama Shawn. Dia tidak menolaknya meski wajahnya penuh dengan keringat bahkan Shawn memeluk salah satu dari mereka. Jadi begitu kehidupannya, dia benar - benar seorang bintang. Apakah aku bisa mengimbanginya. Apakah aku bisa bahagia atau hanya akan menderita? Bagaimana jika fansnya kecewa atas akan kehadiranku?Bagaimana jika karirnya tersendat karena diriku?

Fikiran - fikiran itu kembali ke otakku. Membuatku pusing kembali dengan ketakutan - ketakutan itu. Aku menggelengkan kepala menyadarkan lamunanku, hingga ada yag menepuk pundakku pelan.

" Kau disini Lanna? apa yang kau lakukan?". Peter sudah berada disampingku membangunkan lamunan gilaku.

" Hai peter, aku hanya sedikit berbelanja bersama temanku". Aku menunjuk Amber yang tak jauh dariku berada ditengah - tengah gadis yang meneriaki nama Shawn. " Kau dan Shawn?".

Peter melihat kearah Shawn dan Zack yang berjalan kearah kami.

" Aku baru saja mengikuti gym bersama Shawn, dan kami akan kembali ke hotel sekarang".

Jadi dia memiliki waktu luang, bagus untuk kesehatannya. Shawn sudah cukup dekat dari tempatku dan Peter berdiri. Aku tak tau ada apa dengan diriku saat ini seakan jauh darinya sekarang. Dia tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya berlalu tanpa sepatah katapun diikuti oleh Zack yang menepuk pundakku. Aku tersenyum kepada mereka.

" nice to meet you Lanna". Peter mengikuti Zack dan Shawn.

Aku mematung ditempaku berada. Jantungku berdegup tidak pada jalurnya oh aku merasa gila.

Sepanjang jalan Amber membicarakan Shawn tanpa henti sambil menyetir. Aku ingin menyumpal mulutnya dengan roti yang sedang kumakan. Aku tidak paham dengan sikap Shawn barusan. Kemarin kau mengajakku berkencan dan hari ini apa? bahkan Peter menyapaku begitupun Zack meski cuma sebuah tepukan dipundakku.Kedipan ?.

" Lanna aku akan ke kampus sekitar jam 3 ini, cuma ada satu kelas apa kau ingin ikut bersamaku? aku akan mengenalkan teman - temanku padamu". Aku tak berniat menjawab pertanyaan Amber, terlau malas kembali ke kampus dengan pelajaran yang membosankan itu.

beep beep beep

Aku akan menemui mu di apartement mu jam 1 pm ini. ( Shawn )

Tunggu dari mana dia mendapatkan nomerku dan kenapa nomernya sudah ada di kontak handphone ku?

" Hello there, aku berbicara denganmu Lanna". Amber masih dengan cerewetnya menatapku dan handphoneku. " Apa pesan dari ayahmu? sampai kau mengabaikanku?".

" Bukan.. tapi dari pria aneh itu dia akan ke apartemen untuk menemuiku siang ini". Jawabku malas dan memasukan handphone ke dalam tas karena kami sudah sampai di apartement.

" wow, cant wait to see him ". Gumam Amber sambil menurunkan belanjaan kami.

Aku merebahkan badankku di sofa menyalakan tv mencari hal yang bagus untuk kutonton. Otakku mulai berfikir apa mungkin Shawn seperti itu karena tau fans nya luar biasa dan tidak ingin reputasinya jatuh? atau tidak ingin menyakitiku?. Ah entahlah, aku membuang nafas kesal.

" Aaaaaaaaaaaaaaakkk !!".

Aku mendengar suara Amber berteriak sangat kencang , aku berlari ke sumber suara itu berasal dan mendapati Shawn berdiri didepan pintu apartemen kami dengan Amber yang menutup mulutnya namun masih terdengar teriakannya.

NervousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang