NOT MAD FOREVER
ATMOSFER damai di pagi hari, kini terpecah menjadi sepercik bara api yang menyala. Para suporter dari kedua belah pihak saling bersorak-sorai, mendukung jagoan masing-masing dengan kekuatan suara mereka.
Tak terasa detik semakin cepat. Lama-kelamaan tribun tinggi itu membelah menjadi dua kubu. Mereka sama-sama tidak sabar melihat pertandingan ini.
Pertandingan antara dua grup most wanted, Why Don't We dan New Hope Club.
Pada detik selanjutnya, suara peluit terdengar memenuhi lapangan. Menarik kedua musuh untuk segera melancarkan strateginya. Semua pemain pun langsung mengambil posisi. Bersiap mengukur siapakah yang paling jago dalam permainan ini.
"Jo, lo paling tinggi di belakang aja deh. Jadi guard!"
Cowok dengan pipi merah gemesin tiba-tiba berseru ketika salah satu temannya bertukar posisi.
"Zach! Inget! Kalo entar pala lo kena bola, jangan nangis!" celetuk cowok titisan mi di sampingnya.
Zach manyun dong, kesal bukan main.
"Gue nggak secengeng itu ya, Jack. Berhenti bacot. Urus tu musuh di depan."
"Lu juga bacot perasaan."
Ketika wasit melakukan jump ball, suporter dari kedua belah pihak menjerit seketika. Pasalnya grup WDW lah yang berhasil memasuki pertahanan lawan.
Cowok bermata biru yang kini sedang mendribble bola segera mengambil ancang-ancang untuk mengumpan bola oranye itu.
Namun naas, cowok bernama Blake Richardson tiba-tiba menghadang tepat di depannya dan berhasil mengambil alih.
"Tidak semudah itu, ferguso."
Cowok yang baru saja dikatain 'anjing' secara halus itu hanya bisa mengumpat dalam hati. Namanya Daniel Seavey.
"Awas aja, lo!"
Sembari mengejar ketertinggalan, Daniel dan Jonah berusaha mengepung Blake. Cowok itu nampaknya masih tidak menyadari keberadaan seseorang di belakangnya.
"BLAKE, WOI! UMPAN KE SINI!" seru cowok bernama Cole.
Cowok itu dengan sigap mendribble bola itu kembali, lalu mengumpannya lagi kepada Dylan kembarannya.
Dan yhak, beberapa detik kemudian. Dylan berhasil mencetak score untuk tim NHC.
"Sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mad Forever
FanfictionBagaimana jadinya jika dua grup berisi cogan berada dalam satu sekolah dengan talenta yang sama? Kedua kubu fans mulai terbentuk, tak jarang mereka bertengkar dan menghujat satu sama lain. Sekolah terpecah. Setiap hari pasti ada saja yang mereka pe...