NOT MAD FOREVER
💌💌💌
Katanya, hari Minggu adalah hari yang paling mengasyikkan. Tetapi, ada juga yang beranggapan bahwa hari itu adalah hari yang paling membosankan. Seperti halnya Why Don't We yang gabut di rumah, New Hope Club juga begitu rupanya.
Meskipun demikian, ternyata kegiatan mereka hari ini lebih berfaedah, guiz.
Alih-alih beberes rumah seperti Jonah atau sibuk nyemilin burger seperti Zack dkk, Blake yang entah habis kepentok apa, tiba-tiba menyarankan anggota band-nya untuk meng-cover lagu di rumah Reece yang sudah pasti masih ngebo di kamarnya.
"LEXIEEEEE~" Suara Blake tiba-tiba saja menggemparkan kompleks itu. Wajahnya yang terlalu bahagia ini, bisa-bisa membuat tetangga Reece naik darah sambil bawa panci.
Lexi yang sedang menyiram tanaman pun terkejut bukan main. Sampai-sampai, selang yang dia bawa jatuh lalu menyembur wajah dan tubuhnya sampai basah kuyup.
"BANG BLAKE SIALAN!"
Tawa Blake sontak meledak, dia histeris menertawai Lexi yang mencak-mencak di tempatnya. Sementara George hanya mendengus melihat kelakuan mereka yang sama barbarnya dengan satu cunguknya yang lain.
Yah ... begitulah kebiasaan George selama ini, Teman-teman.
Di antara kawan seper-absurd-annya, dialah orang yang paling waras dan ... memelas.
"Ya maap." Masih dalam keadaan tertawa, Blake membuka pagar rumah Lexi lalu masuk begitu saja tanpa dipersilakan. "Jin tomang lagi di rumah, kagak?"
"Jin tomang?" Lexi mengernyit. "Maksudnya Kak Reece?"
"Yaiyalah, siapa lagi emangnya kalo bukan dia?!" balas Blake nggak bisa selaw.
Lexi ber-oh ria lalu kembali menyiram tanaman dan melanjutkan senandungnya yang tadi sempat terpotong.
"Heh! Ditanyain malah lanjut nyanyi lo!" seru Blake geram saat melihat Lexi yang tak berniat merespon pertanyaannya tadi.
Langsung saja lirikan tajam Lexi layangkan saat itu juga.
"Biasanya kan Bang Blake main terobos aja kayak maling, sekarang ngapain nanya?!"
George menganga. "Hah? Sejak kapan maling main terobos rum---"
"Iyain ajalah, Jorj! Bocah kek gitu gausah diladenin!" potong Blake yang entah kenapa malah mencak-mencak sendiri di tempatnya. Dengan langkah cepat, dia pun segera berjalan menuju teras rumah Reece.
"Emang dasar, kakak adik sana aja," gerutu Blake sambil menaruh sepatunya di samping sandal bergambar Sweety. Lexi yang mendengar itu pun langsung dibuat marah saat itu juga.
"Ngomong apa tadi, hah?" tanyanya yang langsung dibalas Blake dengan decakan.
"Kakak adik sama aj---" Namun, sebelum Blake sempat melanjutkan kata-katanya, selang air Lexi tiba-tiba menyembur pas di depan matanya.
"DASAR COWOK! MINUM TU AER!"
💌💌💌
"Samlekom!"
Malam pun tiba. Seorang cewek dengan bannie biru menggebrak pintu ruang musik Reece hingga membuat mic yang Blake taruh di atas sound system terjatuh. Alhasil, suara nyaring nan melengking pun sontak mengisi ruangan itu, membuat para kebo yang lagi tiduran di sana pun terpelonjat kaget.
"SIALAN!"
"ANJIR!"
"ASTAGHFIRULLAH!"
Tiga cowok yang tampak kelelahan setelah melakukan live streaming itu, kini kompak membulatkam mata. Mereka spontan melirik ke arah pintu yang terbuka, mendapati Gretha dengan tampang watadosnya.
"Nggak ada akhlak bener lo," hujat Blake yang masih diambang mimpi.
Selagi menaruh dua kantung kresek berisi aneka jajan di atas sofa, cewek itu pun menghambur menuju karpet. Dia menghela napas berkali-kali hingga membuat Reece risi mendengarnya.
"Ngapain, sih, lo? Dateng-dateng ngerusuh!" serunya kasar dengan suara khas bangun tidur.
Oh, ya. By the way, anyway, busway. Si Gretha ke sini bukan tanpa alasan, gaes. Karena Lyndsey ada keperluan mendadak di rumah Bu RT, Gretha tiba-tiba saja disuruh nemenin Lexi di rumah.
Padahal rumah Bu RT di sebelah. Ngapain gue disuruh nemenin coba? :") -Gretha.
"Ya maap elah," jawab Gretha yang masih nyantuy rebahan di atas karpet. "Gue jalan kaki ke sini, capek tau."
"Bodo amat!" teriak Reece. George dan Blake yang memang masih setengah sadar, akhirnya memutuskan untuk memerhatikan saja daripada ikut adu mulut bersama mereka.
"Sekali-kali kalem dikit napa. Buka pintu aja digas, lo kira ini rumah emak lo apa?"
Gretha hanya berdeham.
"Njir, punya mulut dijawab dong! Jangan diem!"
"Sabar, woi!" bentak Gretha lalu beralih posisi menjadi duduk. "Gue ke sini capek-capek, kenapa digas mulu, sih?! Kasih minum atau apa gitu, main bentak aja lo! Dasar cowok!"
Mata Blake dan George sentak melotot ketika telinga mereka mendengar dua kata keramat itu lagi. Pasalnya, setelah Lexi mengatakannya pada Blake, mereka juga sempat dihujani hujatan semacam itu pada saat live streaming.
Dan sekarang?
Mengapa Gretha juga ikut-ikutan mengatakannya?
"Ni, minum. Habisin." Setelah beberapa detik keheningan melanda, George yang baru saja duduk mengulurkan segelas air mineral pada Gretha.
Namun, bukannya Gretha yang menjawab, Reece-lah yang justru merespon kata-kata itu.
"Lo dapat dari mana, George?" tanya Reece menyelidik. Pasalnya, dia tidak ingat kapan terakhir kali gelas air mineral itu dia bawa kemari.
"Di sana." George menunjuk pojokan ruang musik yang penuh dengan gelas-gelas air mineral kosong. "Di pojokan situ ada banyak yang belum diminum, barangkali Gretha mau---"
"Lo mau ngeracunin gue?" tanya Gretha sambil melotot tak percaya. Bisa-bisanya George tega menawarinya minuman yang sudah kadaluarsa dan buluk seperti ini?
"Siapa juga yang mau ngeracunin lo?" tanya George dengan alis yang bertaut. "Kan gue udah bilang, barangkali lo mau, Greth. Kalo nggak mau yaudah, biar diminum sama Blek."
Selagi si Bleki belum sadar namanya disebut, George pun kembali melanjutkan kalimatnya.
"Makanya ... dengerin penjelasan gue dulu. Dasar cewek."
💌💌💌
Hai, semwaaa.
Sorry baru update.
Rasanya berat banget nulis ini, soalnya ada banyak DL yang kudu dikejar akhir-akhir ini.
Dan ya ... isi chapnya pun jadi absurd parah begini, awowkwok. Udah makan waktu satu bulan, dikit pula. Dasar aku.
Jan marah ya ... wahai temanque. ariqaaz
Okelah, sekian dari saia.
Jan lupa vomment, ya! Krisar juga ditunggu!Tertanda,
Ike :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mad Forever
FanfictionBagaimana jadinya jika dua grup berisi cogan berada dalam satu sekolah dengan talenta yang sama? Kedua kubu fans mulai terbentuk, tak jarang mereka bertengkar dan menghujat satu sama lain. Sekolah terpecah. Setiap hari pasti ada saja yang mereka pe...