NOT MAD FOREVER
"Weh, udah jam setengah dua belas aja. Malem banget kita mainnya." Reece meregangkan badannya yang lelah lalu terduduk dan diam.
"Pulang yok, pulang." ajak Zee sambil membereskan barangnya yang berceceran.
Dengan sedikit canggung, Zee menjabat tangan Gretha dan membenturkan bahunya pelan.
Reece dan Zee berjalan ke arah pintu dan berpamitan sekali lagi pada Gretha.
Reece sudah siap dengan kendaraannya. Sedangkan Zee masih terdiam sambil mengamati sekitar.
"Oy, ayo pulang. Lo ngapain?" tanya Reece heran melihat Zee celingak-celinguk.
"Bentar, ah. Gue nyari sepatu gue tinggal satu." ucap Zee bingung sambil mengangkat sepatunya.
Ia mencari sepatunya yang tinggal satu ini di seluruh halaman rumah Gretha namun masih tidak ketemu.
Gretha yang ikut bingung seketika mengernyit melihat seonggok sepatu tergeletak begitu saja, "Oy, sini!"
Semua orang yang berpencar mencari sepatu Zee berkumpul di tempat Gretha.
"Sepatunya ketemu?" tanya Zee.
"Iya sih, ketemu sepatu. Tapi bukan sepatunya Zee." Gretha mengangkat sepatu yang ia temukan.
"Lah? Ini kan, sepatunya si bleki." Reece merebut sepatu di tangan Gretha.
"Berarti.... Si bleki pulang... Pake sepatu gue dong?"
Semua orang menghela napas panjang meratapi kebodohan seorang Blake.
"Lo pulang pake sendal gue aja dulu, Zee." ucap Gretha datar.
Namun, saat akan mengambil sandal, Zee mencegatnya, "Nggak usah. Gue pulang ginian aja. Asyik naik motor kayak gini." Zee menatap kedua kakinya yang tak menggunakan alas kaki.
"Beneran?"
"Iya beneran. Gue pulang dulu ya." Zee segera menyalakan motornya dan bergegas pulang, tanpa alas kaki.
"Seger juga ya, naik motor ga pake sepatu." batin Zee mengendarai motornya santai sembari menikmati dinginnya udara malam.
💌💌💌
Sementara itu, dirumah seorang Blake, pemilik rumah itu sedang merenung di ruang tamu.
"Kok bisa sih, gue pake sepatu Zee sebelah? Gue tolol banget sih."
Ia lanjut merenung hingga tanpa sadar ia tertidur di sofa ruang tamu miliknya.
💌💌💌
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mad Forever
Fiksi PenggemarBagaimana jadinya jika dua grup berisi cogan berada dalam satu sekolah dengan talenta yang sama? Kedua kubu fans mulai terbentuk, tak jarang mereka bertengkar dan menghujat satu sama lain. Sekolah terpecah. Setiap hari pasti ada saja yang mereka pe...